Halo anak Nusantara! Dalam perjalanan Indonesia menjadi sebuah negara selama 76 tahun, tentu banyak peristiwa yang sudah terjadi. Salah satu yang cukup membekas pada sejarah Indonesia adalah Kejadian G30S/PKI yang menghasilkan Tritura yang diperingati setiap tanggal 10 Januari sebagai tonggak awal pemerintahan Orde Baru.
Jika kalian ingin tahu lebih dalam tentang isi Tritura serta latar belakangnya, simak pembahasan Munus di bawah ini!
Tritura, Tri Tuntutan Rakyat Pada 10 Januari
Daftar Isi
Tritura adalah kepanjangan dari tri (tiga) tuntutan rakyat yang disuarakan dalam demonstrasi mahasiswa pada tanggal 10-13 Januari 1966. Demonstrasi ini ditujukan kepada Soekarno yang pada saat itu masih menjabat sebagai presiden karena adanya ketidakstabilan politik.
Tiga kekuatan terbesar terpusat pada Angkatan darat, Partai Komunis Indonesia, dan Soekarno sendiri. Belum lagi dengan kejadian G30S/PKI di mana rezim Soekarno tidak tegas pada PKI sehingga terjadilah peristiwa berdarah ini.
Tidak berhenti di situ, Indonesia juga kehilangan dukungan dunia internasional oleh karena Soekarno yang memiliki sikap anti neo-imperialisme dan neo-kolonialisme. Hal ini membuat Indonesia kehilangan pendukung di bidang ekonomi dan politik.
Rakyat menjadi kesulitan dengan keadaan yang susah ini. Kepercayaan kepada pemerintah pun menurun drastis. Oleh karena itu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia merumuskan tuntutan tuntutan yang akan disebut sebagai Tri Tuntutan Rakyat.
Latar Belakang & Tujuan Tritura
Aksi Tritura ini dilatarbelakangi oleh salah satu tragedi yang menjadi luka bagi sejarah Indonesia. Peristiwa tersebut adalah peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Dipercayai bahwa dalang di balik peristiwa ini adalah PKI, kemudian partai ini pun diminta untuk bertanggung jawab atas penculikan tujuh jenderal TNI. Oleh karena peristiwa tersebut, banyak ormas dan mahasiswa yang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi besar-besaran. Para demonstran turun ke jalan dan menuntut tiga hal dari rezim saat itu.
Pemerintah tidak langsung menindak kejadian ini, karena pada saat itu Indonesia juga sedang dalam keadaan krisis ekonomi. Banyak harga melambung tinggi dan mengalami inflasi. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi semakin menderita. Akibat keadaan krisis dan mendesak, maka rakyat kemudian memberi tiga tuntutan kepada pemerintah saat itu.
Ketiga tuntutan tersebut diberikan dengan tujuan untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada saat itu. Selain tuntutan untuk membubarkan PKI, pemerintah juga dituntut untuk membersihkan orang-orang yang berada dalam pengaruh PKI.
Rakyat menginginkan pemerintah untuk membubarkan PKI serta menghilangkan pengaruh PKI dalam kabinet pemerintahan. Hal ini supaya keadaan ekonomi menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Isi Tritura
Isi Tritura dirumuskan para mahasiswa. Mereka datang ke depan halaman gedung DPR bersama massa aksi lainnya untuk mengutarakan tuntutan Tritura. Tiga tuntutan tersebut meliputi pembubaran PKI, pembersihan kabinet dari pengaruh PKI, dan penurunan harga pangan.
Tuntutan pertama dibuat karena pemerintahan Soekarno dianggap terlalu lambat dalam menindak PKI yang diduga terlibat tragedi G30S/PKI, bahkan beberapa anggota kabinet termasuk dalam tokoh komunis Indonesia.
Tuntutan kedua adalah supaya kabinet Dwikora dibubarkan. Alasan dibubarkannya kabinet ini berdasarkan pemerintah yang tidak mampu untuk menjaga kestabilan politik di Indonesia. Pemerintah dianggap terlalu sibuk untuk melakukan konfrontasi terhadap operasi Trikora (perebutan Irian Jaya Barat) dan konfrontasi terhadap Malaysia. Ditambah lagi, masih banyak anggota kabinet yang berhaluan kiri atau komunis. Masyarakat yang kontra dengan paham komunis mendesak supaya pemerintahan harus bersih dari PKI.
Tuntutan ketiga adalah penurunan harga pangan. Pada saat itu, terjadi kebijakan ekonomi yang kurang tepat sehingga menimbulkan krisis dalam perekonomian Indonesia. Banyak harga bahan pokok yang melambung tinggi.
Setelah penyampaian tuntutan Tritura, Soekarno melakukan reshuffle kabinet pada tanggal 21 Februari 1966. Masyarakat masih merasa kabinet yang dipilih masih melibatkan orang-orang yang berhaluan kiri.
Pelopor Aksi Tritura
Dibalik aksi Tritura yang terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang besar-besaran terjadi di jalan, terdapat beberapa pelopor yang terlibat, diantaranya sebagai berikut :
- Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)
- Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI)
- Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)
- Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI)
- Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
- Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI)
Dampak Dari Tritura
Pemerintah akhirnya mengabulkan ketiga tuntutan rakyat tersebut pada tanggal 1966. Persetujuan ini dikeluarkan melalui surat resmi pemerintah yang dikenal sebagai nama Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret. Partai Komunis Indonesia kemudian dibubarkan bersama elemen-elemen lain di dalamnya tanpa tersisa.
Melalui surat perintah tersebut, perlahan-lahan keadaan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Pemerintah yang sudah tidak dipengaruhi oleh paham komunis kemudian melakukan pembaharuan dan perbaikan dalam sektor ekonomi.
Selain tuntutan yang dipenuhi tersebut, ada juga beberapa dampak dari Tritura yang sudah Munus rangkum sebagai berikut :
1. Perombakan Kabinet 21 Februari 1966
Seperti yang telah dibahas, Presiden Soekarno melakukan reshuffle pada tanggal 21 Februari 1966. Perombakan ini belum dapat diterima oleh masyarakat karena beberapa anggota kabinet masih berada di bawah pengaruh PKI.
2. Tewasnya Arif Rahman Hakim
Presiden mengatakan bahwa tuntutan sulit direalisasikan dan menganggap mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan neo-kolonialisme dan neo-imperialisme. Mahasiswa pun kembali bergerak supaya tuntutan dipenuhi pemerintah. Tidak hanya itu, massa juga melakukan sabotase terhadap pelantikan menteri dalam kabinet yang baru, sehingga para menteri yang terpaksa harus masuk memakai helikopter.
Dalam situasi ini, terjadilah sebuah insiden dimana seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia tertembak dan meninggal, yaitu Arif Rahman Hakim. Insiden ini semakin membuat semangat mahasiswa membara untuk menuntut pemenuhan Tritura.
3. Surat Pemerintah 11 Maret 1966
Sebagai langkah terakhir dari pemenuhan Trikora, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar. Dalam surat ini, Soekarno menyerahkan tugas kepada Soeharto sebagai Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Supersemar menjadi tonggak dari berdirinya rezim Orde Baru. Soeharto memiliki wewenang untuk mengambil berbagai tindakan dalam rangka menciptakan keamanan, dan stabilitas politik. Perlahan-lahan Soeharto memperbaiki kondisi Indonesia yang krisis, menjadi lebih baik.
Baca Juga : Sejarah NASAKOM: Kepanjangan, Konsep, Ideologi, & Keruntuhannya
Aksi Tritura adalah suatu aksi yang menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Indonesia sebagai negara demokrasi memberi kesempatan rakyat untuk mengemukakan pendapat demi keberlangsungan hidup berbangsa yang lebih baik. Oleh sebab itu, setiap suara dan partisipasi yang kalian berikan, sekecil apapun itu, hal itu sangat penting. Jangan takut untuk bersuara dan memberi pendapat.
Tidak ada komentar