“Tor Tor,” Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar pengulangan kata tersebut? Hayo coba Anak Nusantara tebak hal apa yang akan kita bahas kali ini? Yap, Munus akan membahas mengenai tarian tradisional dari Batak Toba, Sumatera Utara yang mencakup Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan. Dari banyak dan beragamnya seni tari yang ada di Indonesia, tarian ini wajib Anak Nusantara ketahui. Tarian perayaan yang telah ada ratusan tahun lamanya tersebut mengalami perkembangan dari berbagai segi seiring perkembangan zaman. Ayo langsung saja kita bahas!
Asal Usul Tari Tor Tor
Daftar Isi
Kata “Tor Tor” berasal dari suara hentakan kaki para penari yang menarikan di atas papan rumah adat Batak. Tarian ini diiringi dengan alat musik Gondang yang juga memiliki irama menghentak. Awalnya tari tradisional ini berfungsi sebagai tari untuk upacara kematian, panen, penyembahan, hingga pesta para pemuda. Pada saat itu memiliki berbagai proses ritual yang harus dilalui. Ritual tersebut meliputi 3 ritual utama. Yang pertama adalah takut dan taat kepada Tuhan yang disimbolkan dengan musik persembahan kepada Yang Maha Esa dan hal ini harus ada pada rangkaian ritual yang dilakukan. Kemudian pesan ritual yang kedua adalah pesan ritual untuk leluhur dan juga orang-orang yang dihormati tetapi masih hidup, dan yang terakhir adalah pesan yang ditujukan untuk semua hadirin dalam rangkaian upacara. Setelah rangkaian tersebut selesai dilaksanakan, maka akan dilanjutkan prosesi sesuai dengan tema upacara tersebut.
Tari tradisional Tor Tor memiliki makna yaitu sebagai media komunikasi dimana penari dan partisipan upacara memiliki interaksi melalui gerakan-gerakan yang disajikan. Sehingga durasi dalam menarikan tarian ini bervariasi dari tiga menit sampai sepuluh menit. Hal tersebut berdasarkan lamanya permintaan satu rombongan yang bermaksud menyampaikan sesuatu ke rombongan yang lain. Jika sesuatu yang dimaksud sudah tersampaikan, maka tarian bisa dihentikan.
Gerak Tari
Gerak yang dilakukan sangat sederhana, bahkan sebagian besar penonton ketika melihat pementasan untuk pertama kali maka sebagian besar akan langsung bisa mempraktekkan gerakannya. Gerakan penari terbatas pada gerakan tangan yang melambai naik turun secara bersamaan disertai gerak hentakan kaki yang berulang sampai iringan musik berhenti dimainkan. Meskipun tergolong gerakan yang sederhana, tetapi gerakan tersebut tidak terasa membosankan karena penari melakukan gerakan sesuai dengan iringan musik.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Pola Lantai
Tarian tradisional ini memiliki pola lantai yang sangat sederhana dengan tidak banyak melakukan pola lantai ketika pementasan. Penari hanya melakukan pola lantai hentakan kaki di tempat.
Iringan Musik
Tabuhan alat musik tradisional dari Sumatera Utara menjadi iringan musik tari yang berasal dari Batak satu ini. Alat musik tersebut bernama Margondang atau gendangnya suku Batak Toba. Seperangkat Margondang biasanya terdiri atas 6 sampai 9 buah gendang yang telah disusun, terdiri dari tagading, terompet, sarune, kalem hesek, suling, ogung, doal, oloan, panggora, dan odap gordang. Seperangkat alat musik tersebut dimainkan sesuai irama yang telah ditentukan sehingga menghasilkan musik yang merdu dan sesuai.
Properti Penari
Penggunaan properti pada penari tidak memiliki aturan yang pakem dan hal tersebut berubah-ubah sesuai dengan tari yang disajikan. Jika tujuan tari adalah untuk ritual keagamaan, maka ada properti wajib yang harus ada dan digunakan yaitu patung batu. Patung tersebut akan bergerak ketika tarian mulai disajikan dan akan mengikuti ritme musik yang dimainkan karena patung sudah terisi dengan roh para leluhur. Sedangkan jika tarian disajikan sebagai sarana hiburan, maka tidak ada kewajiban bagi penari untuk menggunakan properti.
Busana yang Wajib Digunakan Oleh Setiap Penari
Penari mengenakan Ulos sebagai busana pada setiap pementasan. Ulos adalah salah satu kain khas suku Batak yang memiliki warna dominan hitam, merah, dan putih. Kain tersebut dihiasi oleh beragam jenis kain tenun dari benang perak atau emas.
Setting Panggung
Tarian ini tidak membutuhkan pola dan kelengkapan panggung yang biasanya dibutuhkan oleh tarian lainnya. Hal ini jelas berbeda karena fungsinya yang menjadi tari komunikasi, pergaulan, dan hiburan membuatnya tidak memerlukan setting dan kelengkapannya.
Jenis Tari Tor Tor
Ada beberapa jenis tari Tor Tor, yaitu Sipitu Cawan, Pangurason, dan Panasulan.
Tor Tor Sipitu Cawan
Tarian yang digunakan saat pengukuhan raja. Asal mula tarian ini berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di telaga puncak gunung pusuk buhit. Pada saat kejadian itu terjadi bersamaan dengan piso sipitu sasarung atau biasa dikenal oleh masyarakat dengan pisau tujuh sarung yang datang ke telaga.
Tor Tor Pangurason
Merupakan tarian yang dipentaskan saat ada pesta besar. Peraturan yang diterapkan adalah sebelum memulai pementasan, tempat yang digunakan harus dibersihkan dengan jeruk purut terlebih dahulu agar terhindar dari mara bahaya.
Tor Tor Panasulan
Tor Tor Panasulan digunakan untuk mendapatkan petunjuk bagi desa yang sedang mengalami musibah sehingga mereka berharap untuk mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Keunikan Tari Tor Tor
Setiap tarian memiliki keunikannya masing-masing, berikut keunikan yang dimiliki tari tradisional dari Batak ini:
Menjadi Media Komunikasi
Gerakan yang dilakukan oleh penari menghasilkan interaksi dengan partisipan atau penonton sehingga bisa menjadikan tarian ini sebagai media komunikasi. Hal ini menjadi unik karena bukan hanya tarian yang digunakan sebagai tari seremonial saja.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Diiringi dengan Musik Gondang
Musik gondang merupakan irama yang dihasilkan oleh alat musik gondang yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Antara musik gondang dan Tari Tor Tor merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dentuman yang dihasilkan oleh alat musik ini menjadikan gerakan-gerakannya semakin kuat.
Pada saat pementasannya, musik pengiring dimainkan terlebih dahulu sebelum penari mulai melakukan gerakan. Di setiap satu permintaan tari selesai, maka akan ada selingan tabuhan gondang tertentu selama beberapa saat. Hal tersebut bertujuan sebagai bentuk keberkahan dari alat musik pengiring pada apapun permintaan yang diinginkan oleh tuan rumah.
Pantangan Bagi Penari
Keunikan yang dimiliki tarian ini selanjutnya adalah penari memiliki pantangan yang harus dihindari. Salah satunya adalah tangan penari dilarang melewati batas, yaitu setinggi bahu ke atas. Apabila penari melanggar pantangan tersebut, maka diyakini bahwa penari telah menantang siapapun dalam hal ilmu perdukunan, adu pencak silat, dan juga adu tenaga batin. Lebih dari itu, penari akan mendapatkan suatu kesialan dalam hidupnya.
Pada zaman sekarang, tarian ini telah mendapat pengaruh kebudayaan Hindu-Budha dan bukan hanya berfungsi sebagai bentuk upacara saja tetapi juga dipentaskan sebagai hiburan bagi masyarakat Batak. Disisi lain, busana penari sudah banyak dimodifikasi sehingga menjadi lebih menarik.
Baca juga: Tari Reog: Sejarah Hingga Keunikannya
Tidak ada komentar