Tanjidor adalah sebuah pertunjukan seni musik tradisional yang sangat populer pada zamannya. Tanjidor berasal dari Betawi, kesenian musik ini sangat populer di kalangan masyarakat Betawi. Musik tanjidor sering dipertunjukkan dalam acara-acara penyambutan tamu atau acara warga setempat seperti pernikahan dan hajatan. Karena sudah muncul semenjak zaman Hindia Belanda, pengaruh alat musik tanjidor berasal dari budaya-budaya Eropa.
Betawi tidak pernah kehabisan akan budaya uniknya, mulai dari bahasa, busana, adat istiadat hingga pertunjukan seni musik. Salah satu pertunjukan musik tradisional yang terkenal adalah tanjidor. Masih banyak orang yang salah mengartikan bahwa tanjidor adalah sebuah alat musik, karena itu di bawah ini Munus akan membahas mengenai sejarah dan perkembangannya.
Sejarah Tanjidor
Tanjidor adalah pertunjukan musik tradisional khas Betawi yang mengadaptasi musik dari Eropa. Kesenian ini telah ada sejak abad ke-18. Musik tanjidor sering dipertunjukkan pada zaman Hindia Belanda, kala itu kesenian ini dibawakan oleh apra budak kompeni pribumi untuk menghibur majikannya.
Rupanya kesenian tradisional ini tidak hanya berkembang sampai situ saja. Dengan kepiawaian bermusiknya, pada budak tersebut membangun komunitas musik yang bernama tanjidor.
Kata tan jidor berasal dari istilah dalam bahasa Portugis tangedor yang memiliki arti ‘alat musik berdawai.’
Asal-usul lain mengatakan bahwa nama kesenian ini berasal dari kata tanji dan dor. Tanji memiliki arti menabuh dan ‘dor’ berarti bunyi dor dor. Karena itu, jika keduanya digabung akan memiliki arti tabuhan yang berbunyi dor dor.
Zaman dahulu, kesenian ini hanya dimainkan oleh para lelaki. Ketika musim panen tiba, mereka meletakkan alat tersebut di rumahnya untuk fokus mengurus hasil panen mereka di sawah. Setelah musim panen usai, mereka kemudian berkutat dengan alat musik mereka untuk menampilkan pertunjukan musik dengan berkeliling kota Jakarta.
Seiring perkembangan zaman, kesenian ini boleh dimainkan oleh siapa saja termasuk para perempuan. Namun, karena alatnya kebanyakan berukuran besar, maka pemainnya cenderung laki-laki.
Baca juga: Alat Musik Angklung: Warisan Budaya Dunia Dari Sunda
Pertunjukan Tanjidor
Musik tanjidor sering dipertunjukkan di acara khitanan, perayaan kemerdekaan, penyambutan tamu, tahun baru dan sering kali menjadi iring-iringan pengantin Betawi. Kesenian tradisional ini biasanya terdiri dari 7 sampai 10 pemain yang sebagian besar laki-laki.
Yang membuatnya unik, alat musik tanjidor dimainkan dengan nada berlawanan dan tidak selaras. Alat musik Eropa seharusnya dimainkan dengan sistem diatonik, namun pada musik tanjidor sering dipertunjukkan nada-nada pelog bahkan slendro.
Dengan menampilkan dua macam tangga nada yang berlawanan, irama yang dihasilkan oleh musik tersebut bergemuruh. Namun, keunikan tersebut telah menjadi budaya sehingga lama-kelamaan masyarakat menikmati dan beradaptasi dengan gemuruh irama tersebut.
Jenis-Jenis Alat Musik Tanjidor
Meskipun nama tanjidor berasal dari Portugis yang berarti musik berdawai, namun alat musik tanjidor didominasi oleh jenis alat musik tiup. Hanya saja, keduanya sama-sama memakai sistem musik diatonik atau dua belas nada berjarak sama rata. Pengaruh alat musik tanjidor berasal dari musik-musik Eropa.
Alat musik tanjidor yang sering digunakan diantaranya adalah:
- Klarinet
Klarinet merupakan alat musik tiup yang memiliki bentuk layaknya terompet namun dengan bagian tubuh yang lebih ramping. Klarinet termasuk dalam keluarga woodwind yang merupakan keluarga instrumen terbesar.
- French horn
French horn atau piston adalah alat musik tiup yang berbahan logam, french horn berukuran besar dan biasanya digunakan oleh marching band.
- Trombon
Trombon merupakan alat musik tiup, suara dari trombon dihasilkan dari getaran bibir. Seorang trombonis harus menguasai teknik pengaturan nafas karena trombon membutuhkan pernapasan yang kuat ketika memainkannya.
- Saxophone
Saxophone adalah alat musik tiup yang berbahan dasar kuningan, campuran antara tembaga dan seng. Suara merdu yang dihasilkan oleh saxophone biasanya digunakan dalam acara-acara pernikahan.
- Tuba
Tuba juga merupakan salah satu instrumen musik tiup yang terbuat dari logam dan termasuk dalam keluarga brass yang memiliki ukuran besar dan suara rendah.
- Drum
Drum adalah salah satu alat musik yang dipukul. Drum yang biasa digunakan oleh orkes tanjidor adalah pitched bass atau marching bass drum.
- Simbal
Simbal adalah alat musik yang terdiri dari dua lempengan. Cara memainkannya dengan cara ditepukkan.
- Tehyan
Tehyan merupakan alat musik yang menjadi ciri khas kesenian asal betawi ini. Tehyan termasuk dalam jenis alat musik gesek yang terbuat dari kayu jati dan tempurung kelapa. Alat musik ini menghasilkan nada dan bunyi yang tinggi. Tehyan sendiri merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan Tiongkok.
Lagu-lagu yang sering dimainkan dengan alat musik tanjidor diantaranya adalah Kramton dan Bananas, kedua lagu tersebut merupakan lagu Belanda berirama mars. Selain itu ada juga lagu Keramat Karam, terciptanya lagu ini terinspirasi dari meletusnya Gunung Krakatau kemudian sering dinyanyikan oleh masyarakat Betawi. Lagu-lagu lain yang sering dibawakan adalah Cente Manis, Merpati Putih, Surilang, Jali-jali. Setiap pertunjukan, para pemain menyanyikan lagu-lagu tersebut selaras dengan alunan alat musik tanjidor.
Baca juga: Alat Musik Kolintang: Perjuangan Cinta Tong Ting Tang
Perkembangan Tanjidor di Masa Kini
Dahulu kesenian tradisional ini adalah pertunjukan wajib yang selalu ada dalam setiap acara masyarakat Betawi. Pada masa emasnya, orkes ini menjadi sebuah pertunjukan mewah dan masih banyak musisi yang memainkannya dari rumah ke rumah. Namun sekarang kesenian ini sedikit memprihatinkan. Eksistensi kesenian asal Betawi ini mulai redup seiring perkembangan zaman dna masuknya musik-musik yang lebih modern.
Tidak jauh beda, nasib pemainnya juga hanya mengandalkan beberapa panggilan yang sudah jarang mereka dapatkan. Situasinya sudah sangat berubah sekarang, bahkan grup orkes ini juga hanya tersisa beberapa saja di pinggiran kota. Sulit untuk menemukan generasi muda yang masih bersedia mendalami kesenian tradisional ini.
Kesimpulan
Tanjidor adalah kesenian musik tradisional yang berasal dari Betawi. Pengaruh alat musik tanjidor berasal dari negara Eropa, namun uniknya cara memainkannya berlawanan sehingga menghasilkan suara yang bergemuruh. Dahulu, Musik tanjidor sering dipertunjukkan di acara-acara masyarakat Betawi. Namun sekarang, eksistensinya sudah mulai tergeser oleh musik-musik modern. Orkes ini sudah jarang ditampilkan dalam keseharian masyarakat betawi.
Baca juga: Alat Musik Tifa: Produk Asli Kebudayaan Indonesia Timur
Tidak ada komentar