Salah satu kerajaan bercorak Islam yang terkenal di Asia Tenggara adalah kerajaan Malaka. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada tahun 1396-1400 Masehi yang terletak di Semenanjung Malaya. Berdasarkan informasi sejarah, kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan yang berkontribusi pada penyebaran agama Islam di Nusantara.
Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang sejarah berdiri, masa kejayaan, dan peninggalan Malaka. Yuk, simak penjelasan di bawah untuk mengetahui lebih dalam lagi.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Malaka
Daftar Isi
Asal-usul berdirinya kerajaan Malaka berawal dari serangan Majapahit ke Kerajaan Sriwijaya yang terjadi di akhir abad ke-14 Masehi. Majapahit adalah kerajaan besar bercorak Hindu-Buddha yang sangat kuat dan berada di kota Trowulan, Jawa Timur.
Raja pertama kerajaan Malaka adalah Sultan Iskandar Syah alias Prameswara. Prameswara adalah pangeran Kerajaan Sriwijaya yang berasal dari Sumatera. Ia melarikan diri ke Malaka karena Kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangan yang dilakukan oleh Majapahit. Prameswara pada saat itu masih menganut agama Hindu, lalu setelah melarikan diri ia mendirikan Malaka dan masuk Islam.
Sebelum terbentuknya kerajaan, Iskandar Syah awalnya bertemu dengan penduduk Selayar dan penduduk tersebut memintanya untuk menjadi seorang raja. Kerajaan Malaka diambil dari kisah Iskandar Syah yang saat itu pergi berburu dan beristirahat dibawah pohon Malaka. Itulah sebabnya, kerajaan tersebut diberi sebuah nama “Malaka”.
Pada awal masa pendirian kerajaan terdapat sekitar 30 keluarga pribumi yang berasal dari Suku Laut dengan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Kebudayaan dan pengetahuan yang dibawa oleh Iskandar Syah tentunya jauh lebih tinggi dibanding penduduk asli, sehingga raja dan pasukannya yang merupakan pendatang berhasil mempengaruhi penduduk asli.
Setelah kerajaan ini berjalan, Iskandar Syah seorang pendiri kerajaan Malaka menyadari bahwa kerajaan yang dimilikinya membutuhkan pengakuan kerajaan lain terhadap kedaulatan Malaka. Oleh karena itu, ia kemudian mengirim beberapa utusan ke Kekaisaran Tiongkok (China). Kaisar Zhu Di, sosok pemimpin Dinasti Ming periode 1402-1424 M, menerima permintaan tersebut dan meminta syarat kepada Kerajaan Malaka, yaitu harus membayar upeti berkala kepada Kekaisaran Tiongkok. Iskandar Syah setuju dan sempat melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk pertama kalinya.
Kekaisaran Tiongkok berjanji dan siap untuk membantu apabila kesultanan Malaka mendapatkan masalah. Hal tersebut dibuktikan pada tahun 1409 ketika Malaka diserang Kerajaan Siam (Thailand). Pasukan dari Cina yang dipimpin panglima perang muslim bernama Laksamana Cheng Ho yang membantu Kerajaan Malaka hingga situasi kembali aman dan kondusif.
Pemerintahan dan Raja-Raja Kerajaan Malaka
Kesultanan Malaka sangat kuat dipengaruhi oleh kebudayaan agama Islam, namun dalam menjalankan pemerintahannya kerajaan ini tidak menerapkan pemerintahan Islam secara menyeluruh. Undang-undang yang berlaku di Kerajaan Malaka seperti Hukum Kanun Malaka kurang dari setengahnya yang mengikuti aturan Islam, selebihnya tidak. Begitupun dengan undang-undang Laut Malaka hanya 1 dari 25 pasal yang mengikuti ajaran Islam.
Kerajaan Malaka dalam urusan kenegaraan memiliki susunan pemerintahan yang terstruktur. Adapun Raja atau Sultan Malaka memiliki kekuasaan absolut, yang berarti seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka.
Sementara itu dalam administrasi pemerintahan Raja Malaka dibantu oleh beberapa pengurus, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari dan Syahbandar. Kemudian ada beberapa menteri yang bertanggungjawab atas berbagai urusan negara. Selain itu terdapat jabatan Laksamana yang diberikan kepada kelompok masyarakat Orang Laut.
Berikut adalah Raja-raja Malaka dari berbagai periode kepemimpinan:
- 1396-1414 M : Sultan Iskandar Syah atau Parameswara
- 1414-1424 M : Sultan Muhammad Iskandar Syah
- 1424-1458 M : Sultan Mudzafat Syah
- 1458-1477 M : Sultan Mansyur Syah
- 1477-1488 M : Sultan Alaudin Syah
- 1488-1511 M : Sultan Mahmud Syah
Masa Kejayaan Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka mencapai masa kejayaan langsung di era raja pertama yakni Sultan Iskandar Syah. Di bawah kepemimpinannya berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang sangat disegani di Asia Tenggara. Kerajaan ini berhasil mengekspansi wilayahnya hingga mencakup seluruh daerah Semenanjung Malaya.
Lokasi yang strategis membuat kerajaan maritim ini memiliki pengaruh yang kuat dalam perdagangan internasional pada masa itu. Tidak hanya dari segi perekonomian, Kerajaan Malaka juga menjadi salah satu pusat penyebaran dan pengajaran agama Islam yang sangat besar pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1459-1477 M).
Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M). Beliau sangat gencar memperluas wilayah kekuasaan baik di Semenanjung Malaka maupun di sejumlah wilayah Sumatera. Sejumlah daerah yang berhasil dikuasai Malaka adalah Kedah, Pahang, Kampar, Siak, Indragiri, dan Jambi.
Runtuhnya Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka mengalami masa kemunduran dan runtuh pada tanggal 24 Agustus 1511 yang diakibatkan oleh serangan dari Portugis dibawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque. Pada saat penyerangan oleh Portugis, Malaka sedang dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah.
Pada tahun 1512, Adipati Unus membantu Mahmud Syah untuk merebut kekuasaan kembali dari tangan Portugis, namun usaha tersebut tidak berhasil. Sehingga apabila dihitung dari raja pertama, Malaka hanya mempunyai kekuasaan yang cukup singkat yaitu sekitar 150 tahun.
Dalam catatan sejarah, pada saat masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah kerajaan ini menjadi kerajaan yang memiliki kekuasaan sempit dan akhirnya runtuh. Setelah kerajaan runtuh Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan. Pada tanggal 23 Oktober 1526, Bintan dihancurkan Portugis dan Sultan Mahmud melarikan diri ke Kampar dan dua tahun setelahnya Sultan Mahmud wafat.
Peninggalan Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka juga meninggalkan beberapa bukti berupa beberapa peninggalan sejarah yang ada. Peninggalan kerajaan ini antara lain:
- Masjid Agung Deli
- Masjid Raya Baiturrahman Aceh
- Masjid Johor Bahru
- Mata uang
- Masjid A’Famosa
Demikian penjelasan dan pembahasan mengenai sejarah berdiri Kerajaan Malaka, masa kejayaan dan masa runtuhnya kerajaan, pemerintahan, dan juga peninggalannya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambahkan wawasan.
Tidak ada komentar