1. Kerajaan di Indonesia

Sejarah Berdiri, Kejayaan, dan Peninggalan Kerajaan Malaka

Salah satu kerajaan bercorak Islam yang terkenal di Asia Tenggara adalah kerajaan Malaka. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada tahun 1396-1400 Masehi yang terletak di Semenanjung Malaya. Berdasarkan informasi sejarah, kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan yang berkontribusi pada penyebaran agama Islam di Nusantara.

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang sejarah berdiri, masa kejayaan, dan peninggalan Malaka. Yuk, simak penjelasan di bawah untuk mengetahui lebih dalam lagi.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Malaka

Istana kesultanan malaka
Istana kesultanan malaka (Sumber: Wikimedia Commons)

Asal-usul berdirinya kerajaan Malaka berawal dari serangan Majapahit ke Kerajaan Sriwijaya yang terjadi di akhir abad ke-14 Masehi. Majapahit adalah kerajaan besar bercorak Hindu-Buddha yang sangat kuat dan berada di kota Trowulan, Jawa Timur.

Raja pertama kerajaan Malaka adalah Sultan Iskandar Syah alias Prameswara. Prameswara adalah pangeran Kerajaan Sriwijaya yang berasal dari Sumatera. Ia melarikan diri ke Malaka karena Kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangan yang dilakukan oleh Majapahit. Prameswara pada saat itu masih menganut agama Hindu, lalu setelah melarikan diri ia mendirikan Malaka dan masuk Islam.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Sebelum terbentuknya kerajaan, Iskandar Syah awalnya bertemu dengan penduduk Selayar dan penduduk tersebut memintanya untuk menjadi seorang raja. Kerajaan Malaka diambil dari kisah Iskandar Syah yang saat itu pergi berburu dan beristirahat dibawah pohon Malaka. Itulah sebabnya, kerajaan tersebut diberi sebuah nama “Malaka”.

Pada awal masa pendirian kerajaan terdapat sekitar 30 keluarga pribumi yang berasal dari Suku Laut dengan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Kebudayaan dan pengetahuan yang dibawa oleh Iskandar Syah tentunya jauh lebih tinggi dibanding penduduk asli, sehingga raja dan pasukannya yang merupakan pendatang berhasil mempengaruhi penduduk asli.

Setelah kerajaan ini berjalan, Iskandar Syah seorang pendiri kerajaan Malaka menyadari bahwa kerajaan yang dimilikinya membutuhkan pengakuan kerajaan lain terhadap kedaulatan Malaka. Oleh karena itu, ia kemudian mengirim beberapa utusan ke Kekaisaran Tiongkok (China). Kaisar Zhu Di, sosok pemimpin Dinasti Ming periode 1402-1424 M, menerima permintaan tersebut dan meminta syarat kepada Kerajaan Malaka, yaitu harus membayar upeti berkala kepada Kekaisaran Tiongkok. Iskandar Syah setuju dan sempat melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk pertama kalinya. 

Kekaisaran Tiongkok berjanji dan siap untuk membantu apabila kesultanan Malaka mendapatkan masalah. Hal tersebut dibuktikan pada tahun 1409 ketika Malaka diserang Kerajaan Siam (Thailand). Pasukan dari Cina yang dipimpin panglima perang muslim bernama Laksamana Cheng Ho yang membantu Kerajaan Malaka hingga situasi kembali aman dan kondusif. 

Pemerintahan dan Raja-Raja Kerajaan Malaka

Kesultanan Malaka sangat kuat dipengaruhi oleh kebudayaan agama Islam, namun dalam menjalankan pemerintahannya kerajaan ini tidak menerapkan pemerintahan Islam secara menyeluruh. Undang-undang yang berlaku di Kerajaan Malaka seperti Hukum Kanun Malaka kurang dari setengahnya yang mengikuti aturan Islam, selebihnya tidak. Begitupun dengan undang-undang Laut Malaka  hanya 1 dari 25 pasal yang mengikuti ajaran Islam.

Kerajaan Malaka dalam urusan kenegaraan memiliki susunan pemerintahan yang terstruktur. Adapun Raja atau Sultan Malaka memiliki kekuasaan absolut, yang berarti seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka. 

Sementara itu dalam administrasi pemerintahan Raja Malaka dibantu oleh beberapa pengurus, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari dan Syahbandar. Kemudian ada beberapa menteri yang bertanggungjawab atas berbagai urusan negara. Selain itu terdapat jabatan Laksamana yang diberikan kepada kelompok masyarakat Orang Laut.

Berikut adalah Raja-raja Malaka dari berbagai periode kepemimpinan:

  • 1396-1414 M : Sultan Iskandar Syah atau Parameswara 
  • 1414-1424 M : Sultan Muhammad Iskandar Syah 
  • 1424-1458 M : Sultan Mudzafat Syah 
  • 1458-1477 M : Sultan Mansyur Syah 
  • 1477-1488 M : Sultan Alaudin Syah 
  • 1488-1511 M : Sultan Mahmud Syah

Masa Kejayaan Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka mencapai masa kejayaan langsung di era raja pertama yakni Sultan Iskandar Syah. Di bawah kepemimpinannya berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang sangat disegani di Asia Tenggara. Kerajaan ini berhasil mengekspansi wilayahnya hingga mencakup seluruh daerah Semenanjung Malaya. 

Lokasi yang strategis membuat kerajaan maritim ini memiliki pengaruh yang kuat dalam perdagangan internasional pada masa itu. Tidak hanya dari segi perekonomian, Kerajaan Malaka juga menjadi salah satu pusat penyebaran dan pengajaran agama Islam yang sangat besar pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1459-1477 M). 

Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M). Beliau sangat gencar memperluas wilayah kekuasaan baik di Semenanjung Malaka maupun di sejumlah wilayah Sumatera.  Sejumlah daerah yang berhasil dikuasai Malaka adalah Kedah, Pahang, Kampar, Siak, Indragiri, dan Jambi.

Runtuhnya Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka mengalami masa kemunduran dan runtuh pada tanggal 24 Agustus 1511 yang diakibatkan oleh serangan dari Portugis dibawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque. Pada saat penyerangan oleh Portugis, Malaka sedang dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah.

Pada tahun 1512, Adipati Unus membantu Mahmud Syah untuk merebut kekuasaan kembali dari tangan Portugis, namun usaha tersebut tidak berhasil. Sehingga apabila dihitung dari raja pertama, Malaka hanya mempunyai kekuasaan yang cukup singkat yaitu sekitar 150 tahun.

Dalam catatan sejarah, pada saat masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah kerajaan ini menjadi kerajaan yang memiliki kekuasaan sempit dan akhirnya runtuh. Setelah kerajaan runtuh Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan. Pada tanggal 23 Oktober 1526, Bintan dihancurkan Portugis dan Sultan Mahmud melarikan diri ke Kampar dan dua tahun setelahnya Sultan Mahmud wafat. 

Peninggalan Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka juga meninggalkan beberapa bukti berupa beberapa peninggalan sejarah yang ada. Peninggalan kerajaan ini antara lain:

  • Masjid Agung Deli
  • Masjid Raya Baiturrahman Aceh
  • Masjid Johor Bahru
  • Mata uang
  • Masjid A’Famosa

Demikian penjelasan dan pembahasan mengenai sejarah berdiri Kerajaan Malaka, masa kejayaan dan masa runtuhnya kerajaan, pemerintahan, dan juga peninggalannya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambahkan wawasan.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Sejarah Berdiri, Kejayaan, dan Peninggalan Kerajaan Malaka

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]