Indonesia pernah mengalami sebuah bencana dahsyat berupa tsunami yang mengguncang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Sebagai bentuk mengenang para korban, maka dibuat Museum Tsunami Aceh.
Kali ini, Museum Nusantara akan membahas lebih dalam tentang sejarah, isi dan arsitekturnya. Simak informasi selengkapnya tentang Museum satu ini hanya di Museum Nusantara!
Sejarah Museum Tsunami Aceh
Daftar Isi
Pada tanggal 26 Desember pukul 07.58 WIB, terjadi sebuah gempa dahsyat yang melanda Aceh. Gempa berkekuatan 9.1-9.3 skala richter ini menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Aceh merupakan daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India.
Banyak korban jiwa dalam bencana ini, bahkan sampai menyentuh 170.000 jiwa. Oleh karena itu, Museum Tsunami Aceh dibuat untuk mengenang korban dari tsunami Aceh tersebut, sekaligus tempat edukasi dan pusat evakuasi ketika bencana.
Museum ini berdiri pada tahun 2008 bulan Februari. Perancang Museum ini adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Beliau membuat desain yang memenangkan sayembara tingkat internasional pada tahun 2007 dalam rangka memperingati peristiwa tsunami tahun 2004.
Arsitektur Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami terdiri dari dua lantai.Luas museum adalah sekitar 2.500 meter persegi dengan dinding lengkung yang ditutup dengan relief geometris. Saat memasuki museum, pengunjung akan merasakan nuansa ketika tsunami terjadi ketika berjalan masuk melalui sebuah lorong yang sempit dan gelap yang terletak di antara dua dinding air yang tinggi.
Dinding museum sendiri dihiasi dengan gambar orang yang melakukan tari Saman. Tari Saman sendiri menggambarkan kekuatan, kepercayaan, dan semangat dari masyarakat Aceh. Bagian atap museum berbentuk menyerupai gelombang laut.
Desain museum sendiri memiliki nama Rumoh Aceh as Escape Hill dengan ide dari rumah tradisional masyarakat Aceh. Pembangunan museum menghabiskan dana sekitar Rp 70 miliar. Lantai 1 berupa area terbuka dan lantai 2 berisi berbagai media untuk edukasi.
Lantai 1 museum terdiri dari beberapa ruangan yang berisi koleksi kejadian tsunami Aceh 2004. Ruangan terbagi ke dalam ruang pameran tsunami, pra tsunami, ketika tsunami, dan ruang sesudah tsunami. Selain itu juga terdapat berbagai artefak serta diorami ketika tsunami tersebut terjadi. Beberapa diorama yang cukup terkenal adalah diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge Blang Cut serta kapal nelayan yang diterjang oleh tsunami. Lantai dasar museum mengambil inspirasi dari rumah panggung khas Aceh yang selamat ketika tsunami terjadi. Pada bagian rooftop sudah dibuat sedemikian rupa supaya menjadi tempat evakuasi ketika bencana tsunami atau banjir besar terjadi.
Kalian juga dapat melihat nama para korban yang dicantumkan di salah satu dinding yang ada di ruangan terdalam museum sebagai bentuk peringatan. Selain peran museum yang menjadi museum peringatan bencana tsunami 2004, museum ini juga dapat berfungsi sebagai tempat perlindungan ketika bencana serupa terjadi di masa depan.
Lantai 2 museum berisi berbagai media edukasi berupa alat peraga, perpustakaan, toko cinderamata, dan ruangan empat dimensi. Alat peraga yang ada di sini berupa rancangan bangunan anti gempa dan diagram patahan bumi. Selain itu, juga terdapat berbagai fasilitas pelengkap seperti cafe dan ruang lukis bencana
Bagian eksterior Museum Tsunami Aceh menyimbolkan keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif yang terlihat seperti anyaman bambu. Bagian interiornya akan membawa kalian ke dalam perasaan perenungan ketika bencana tersebut terjadi.
Isi Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami ini menyimpan sekitar 6.038 koleksi. Koleksi tersebut dibagi ke dalam sepuluh jenis, yaitu koleksi etnografika, arkelogika, biologika, teknologika, keramonologika, seni rupa, numismatika dan heraldika, geologika, filologika, serta historika.
Koleksi ini tidak dipamerkan secara serentak jadi kalian tidak dapat menyaksikan semuanya secara bersamaan. Pengelola museum merotasi koleksi setiap enam bulan sekali. Dalam satu pameran, terdapat sekitar 1.300 koleksi yang tersebar di tiga titik, yaitu rumah Aceh, pameran temporer, dan ruang pameran tetap.
Ketika memasuki ruangan museum, kalian akan melewati sebuah lorong kecil dengan pencahayaan minim. Lorong ini membuat emosi pengunjung campur aduk. Setelah itu ada ruang bernama The Light of God yang terdapat ratusan ribu nama korban dari bencana Tsunami Aceh.
Wisata Museum Tsunami Aceh
Lokasi
Museum Tsunami Aceh terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh. Posisinya tidak jauh dari Masjid Baiturrahman, sekitar 11 menit jika kalian berjalan kaki dan 1 menit ketika mengendarai kendaraan bermotor.
Harga Tiket & Jam Operasional
Pada awalnya, Museum Tsunami tidak memungut biaya sama sekali, tapi saat ini kalian perlu membayar untuk masuk ke museum ini. Harga tiket untuk anak anak, pelajar, dan mahasiswa sebesar Rp 2.000, Rp 3.000 untuk umum dan orang dewasa, dan Rp10.000 untuk turis mancanegara. Museum beroperasi setiap hari mulai dari pukul 09.00 sampai 16.00 WIB.
Demikian pembahasan Museum Nusantara mengenai sejarah, koleksi, dan arsitektur dari Museum Tsunami Aceh. Bencana Tsunami Aceh merupakan salah satu bencana terbesar yang tercatat dalam sejarah Indonesia. Keberadaan museum ini merupakan peringatan bahwa kita harus selalu waspada dengan keadaan alam sekitar. Semoga penjelasan kali ini bermanfaat!
Tidak ada komentar