Penyebaran agama Hindu terjadi sejak ratusan tahun yang lalu di wilayah Nusantara. Ajaran Hindu datang bersamaan dengan para pedagang dari India yang datang ke Nusantara. Berbagai budaya Hindu diperkenalkan kepada masyarakat saat itu. Salah satunya adalah cerita Ramayana.
Seperti apa isi ceritanya? Yuk, Ikuti Museum Nusantara mengetahui lebih lanjut tentang sejarah serta nilai moral apa yang didapatkan dari cerita ini.
Sejarah Cerita Ramayana
Daftar Isi
Pengarang cerita Ramayana adalah Walmiki atau Valmiki. Beliau adalah seorang penulis berbahasa Sansekerta yang juga membuat epos Mahabarata. Valmiki membuat cerita Ramayana sekitar tahun 400 Sebelum Masehi.
Nama Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, Rama dan Ayana. Kedua kata ini jika digabungkan memiliki arti Perjalanan Rama. Cerita ini berisi sebuah kisah kepahlawanan tentang Rama, Raja dari Kosala, yang menyelamatkan istrinya, Dewi Sita.
Dalam kepercayaan agama Hindu, Rama adalah titisan dari Dewa Wisnu yang turun ke Bumi pada masa Tretayuga. Sita atau Sinta adalah titisan dari Dewi Laksmi, istri Dewa Wisnu. Oleh karena itu cerita ini berfokus kepada Rama dan Sita.
Meskipun cerita ini berasal dari India, Ramayana juga terdapat dalam sastra Jawa yang memiliki judul Kakawin Ramayana. Cerita ini sudah digubah menggunakan bahasa Jawa Kuno oleh pujangga dari Kerajaan Mataram Kuno pada sekitar tahun 870 M. Namun, banyak bagian dari Kakawin Ramayana yang tidak sepenuhnya mengacu kitab aslinya.
Selain adaptasi dalam bahasa Jawa Kuno, terdapat juga Hikayat Seri Rama yang menggunakan bahasa Melayu. Berbagai negara di Asia Tenggara juga menuangkan cerita ini ke peninggalan seperti lukisan atau pahatan di candi. Sehingga membuat Ramayana terkenal dalam masyarakat Hindu pada zaman dahulu.
Ringkasan Cerita Ramayana
Cerita asli Ramayana terbagi dalam 24.000 ayat dan 7 kitab. Berikut adalah cerita Ramayana yang sudah Museum Nusantara ringkas dalam setiap kitabnya :
Kitab Balakanda
Kitab Balakanda menceritakan bagaimana semuanya bermula. Pada kitab ini diceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri bernama Kausalya, Keikayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata adalah sosok raja dari Kerajaan Kosala. Ia memiliki empat putra bernama Bharata, Satrughna, Lakshmana, dan Rama. Rama kemudian mengikuti sebuah sayembara yang diadakan oleh Raja Janaka dan memenangkannya. Sebagai hadiah, Rama memperistri Dewi Sita atau Shinta.
Kitab Ayodhyakanda
Pada kitab Ayodhyakanda, Raja Dasarata diceritakan berniat untuk menyerahkan takhta Kerajaan Kosala kepada Rama, putra tertua Raja Dasarata. Namun, permaisuri Keikayi meminta raja untuk mengusir Rama ke hutan selama 14 tahun dan mengangkat Bharata sebagai raja Kosala. Setelah Raja Dasarata meninggal, Bharata membujuk Rama untuk kembali ke Kerajaan, tapi Rama menolak untuk kembali ke kerajaan.
Kitab Aranyakanda
Kitab Aranyakanda menceritakan tentang kehidupan Rama, Sita, dan Lakshmana ketika dalam masa pengasingan di hutan. Pada kitab ini juga diceritakan awal mula penculikan Dewi Sita, yaitu ketika adik Rahwana yang bernama Sarpanaka muncul dan hidungnya dipotong Lakshmana. Sarpanaka kemudian mengadu kepada Rahwana dan menculik Dewi Sita.
Kitab Kiskindhakanda
Kitab Kiskindhakanda menceritakan tentang Rama yang membantu Sugriwa merebut takhta Kerajaan Kiskenda dari Subali yang sudah membuangnya ke hutan. Setelah itu, Sugriwa membantu Rama dengan pasukan Wanara atau monyet untuk mencari keberadaan Sita. Pada kitab ini, kita juga diperkenalkan dengan sosok Hanuman atau Anoman.
Kitab Sundarakanda
Kitab Sundarakanda menceritakan Hanuman yang datang ke Alengka, Kerajaan dari Rahwana, dengan tujuan untuk mencari keberadaan Sita serta memberikan wasiat dari Rama. Namun, Hanuman berhasil berhasil ditangkap oleh para raksasa Alengka dan hampir dihukum mati. Hanuman berhasil kabur dan membakar hampir seluruh Alengka. Hanuman kemudian kembali kepada Rama dan melaporkan keadaan Sita.
Kitab Yuddhakanda
Kitab Yuddhakanda menceritakan tentang pertempuran antara pasukan Rama melawan pasukan Rahwana. Rama dan Lakshmana dengan bantuan pasukan kera Sugriwa melawan Rahwana dengan pasukan raksasanya. Rahwana bahkan juga membangunkan Kumbakarna yang sudah tertidur selama enam bulan lamanya, tapi Kumbakarna berhasil ditumpas oleh Rama. Indrajid juga berhasil melukai Rama dengan panah ularnya.
Akhir cerita, Rahwana terbunuh oleh Rama dan Wibisana menjadi Raja dari Alengka. Sebelum membawa Sita pulang, Rama meminta Sita untuk membuktikan kesuciannya. Sebagai bentuk pembuktian, Sita kemudian memasukkan dirinya ke dalam bara api. Sita tetap dan kesuciannya tetap terbukti. Rama dan Sita kemudian kembali ke Ayodhya dan Rama menjadi Raja Ayodhya.
Kitab Uttarakanda
Kitab Uttarakanda adalah kitab yang menceritakan peristiwa sesudah Ramayana terjadi. Masyarakat menolak keberadaan Sita dan mengusirnya dari kerajaan. Sita yang diminta untuk menunjukkan kesuciannya sekali lagi kemudian bersumpah “Jika aku suci, Bumi akan menelanku”. Tidak lama kemudian Sita ditelan bumi. Rama yang mengetahui hal ini kemudian menuju Sungai Sarayu dan meninggalkan tubuhnya lalu naik ke surga.
Nilai Moral Cerita Ramayana
Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Ramayana. Dalam kitab pertama, Balakanda, nilai yang dapat diambil adalah tentang saling menghargai satu sama lain. Meskipun seseorang memiliki kekurangan, mereka juga memiliki kelebihan yang tidak dapat kita duga.
Pada kitab bagian kedua Ramayana, kita diajarkan untuk ikhlas terhadap keadaan. Rama yang seharusnya menjadi raja pengganti ayahnya kemudian digantikan oleh Bharata, karena Raja Dasarata pernah berjanji kepada Keikayi bahwa anaknya kelak akan diangkat menjadi raja. Rama menerima hal ini dengan lapang dada dan kemudian diasingkan ke hutan.
Nilai moral selanjutnya dari kitab Aranyakanda sampai Yuddhakanda adalah tentang kebajikan yang selalu mengalahkan kejahatan. Tindakan jahat yang dilakukan Rahwana membuatnya terbunuh. Meskipun Rahwana adalah sosok Raksasa yang kuat, Ia telah mengambil apa yang bukan haknya. Oleh karena itu, Rahwana kalah saat berperang melawan Rama.
Baca Juga : Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir: Asal Usul & Ceritanya
Demikian adalah informasi tentang cerita Ramayana serta sejarah dan nilai moral dibaliknya. Meskipun cerita ini hanya karya sastra yang dibuat oleh seorang penulis, epos ini memiliki pesan yang sarat makna dan pelajaran. Sebagai manusia, kita tidak boleh mengambil apa yang bukan hak kita.
Tidak ada komentar