1. Budaya
  2. Tari Daerah

Tari Lenso: Tari Tradisional dari Maluku (Sejarah Lengkap)

Tari lenso berasal dari Maluku, namun saat ini sudah meluas di berbagai daerah di Ambon dan Minahasa. Tarian ini memiliki ciri khas menggunakan sapu tangan sebagai properti menari. Selain difungsikan sebagai penyambutan tamu, tarian ini juga sering ditampilkan dalam berbagai acara di Maluku. Simak pembahasan lebih lanjut mengenai sejarah dan perlengkapan tari lenso di bawah ini. 

Sejarah Tari Lenso

Jika kita membaca dengan seksama, maka kita akan menyadari bahwa kata Lenso terasa seperti bahasa asing. Yap, Lenso merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti “sapu tangan”. 

Tari Lenso berasal dari Maluku dan telah ada sejak masuknya bangsa Portugis ke Indonesia, khususnya di daerah Maluku pada tahun 1612. Oleh karena itu, tarian ini mendapatkan pengaruh besar dari budaya Portugis.

Sepeninggalan Portugis, Maluku didatangi oleh Belanda dengan tujuan menjajah daerah yang kaya akan rempah-rempah tersebut. Pada masa kependudukan Belanda, tari tradisional ini justru berkembang dengan pesat. Hal tersebut dikarenakan tarian sapu tangan ini selalu ditampilkan dalam setiap perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina. Namun, dahulu hanya masyarakat Desa Kilang yang bisa membawakan tarian ini.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Seiring waktu, tarian tersebut semakin berkembang menjadi sebuah budaya masyarakat Maluku hingga saat ini.

Baca juga: Tari Sekapur Sirih: Sejarah, Makna, Pola Lantai dan Properti

Fungsi dan Makna Tari Lenso

Masyarakat Maluku menampilkan tari lenso sebagai sebuah tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menyimbolkan ungkapan suka cita dan kegembiraan dalam menyambut tamu yang datang. Tarian ini juga menyiratkan rasa persaudaraan dan kekerabatan sesama manusia.

Properti tari lenso
Tari Lenso sebagai Tari Penyambutan Tamu, Foto Oleh Sekolahnesia

Gerakan-gerakan elok yang ditampilkan di dalamnya terlihat lemah lembut. Hal tersebut bermaknakan kesantunan, rasa hormat serta ketulusan yang dirasakan oleh masyarakat Maluku saat sedang menerima tamu.

Selain sebagai simbol sambutan terhadap tamu, tari ini juga difungsikan sebagai tarian hiburan mencari jodoh. Sapu tangan yang dibawa sebagai properti sang penari akan diberikan kepada penonton, dan penonton yang menerima sapu tangan tersebut akan menjadi pasangan sang penari dalam pertunjukan. Namun tentu saja, hal tersebut hanya sebuah hiburan belaka untuk bersenang-senang.

Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya

Perlengkapan Tari Lenso

Properti

Sesuai dengan arti namanya, sapu tangan merupakan properti utama yang digunakan. Penari menggunakan dua sapu tangan yang dipegang di masing-masing tangan kanan dan kirinya, umumnya sapu tangan yang digunakan berwarna merah dan putih sesuai dengan bendera Indonesia.  

Kostum 

Penari pada pertunjukan tari lenso menggunakan kostum berupa baju adat Maluku yaitu Baju Cele, kebaya berwarna putih lengan panjang dan dilengkapi dengan kain salele. Sedangkan, bagian rambut sang penari disanggul dan diberi beberapa hiasan sebagai pemanis

Iringan

Pada saat pertunjukan, biasanya tarian ini menggunakan iringan alat musik tradisional Maluku seperti totobuang dan tifa. Untuk irama yang dimainkan bertempo sedang dan menggambarkan keceriaan.

Baca juga: Tari Zapin: Tari Adat Riau Produk Akulturasi Budaya

Pertunjukan Tari Lenso

Untuk pertunjukannya, tari lenso Maluku hanya melibatkan penari wanita saja dengan jumlah sekitar 8 hingga 9 orang penari. Gerakan pada tarian ini di dominasi dengan gerakan yang lemah lembut dengan tangan yang melambai-lambai sembari membawa sapu tangan.

tari lenso
Pertunjukan Tari Lenso, Foto Oleh Pinterest

Terdapat tiga gerakan utama dalam tari lenso maluku, yaitu gerakan maju, gerakan jumput dan gerakan mundur. Berikut penjelasan ketiga gerakan tersebut:

Gerakan Maju

Gerakan maju diawali dengan tangan dan kaki kanan maju kemudian diikuti oleh tangan dan kaki kiri dengan hitungan 4/4 dengan posisi badan merendah dan lutut ditekuk. Bahu penari digerakkan mengikuti irama, tangan disejajarkan pinggang, telapak tangan menghadap keatas namun sapu tangan tetap menjuntai ke bawah.

Gerakan Jumput

Posisi badan merendah dalam keadaaan setengah duduk dengan lutu ditekuk, sedangkan tangan kanan dan kiri meju kedepan secara bergantian. Tangan yang maju diangkat setinggi dada dan tangan yang di bawah ditekuk pada sikut. Telapak tangan diputar mengarah ke luar.

Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya

Gerakan Mundur

Gerakan mundur merupakan kebalikan dari gerakan maju. Gerakan yang dihasilkan sama, hanya saja perbedaannya terdapat pada maju dan mundurnya dan menyesuaikan pola lantainya.

Perkembangannya Saat Ini

Dalam perkembangannya, tari lenso Maluku masih tetap dilestarikan hingga saat ini dan masih sering ditampilkan dalam berbagai acara. Tanpa meninggalkan ciri khas aslinya, tarian ini telah mengalami beberapa variasi yang lebih modern dan menarik.

Selain berkembang di Maluku, rupanya tarian sapu tangan ini juga telah meluas di beberapa daerah di Ambon, seperti Kepulauan Lease, Kota Ambon, Nusaniwe dan Jazirah Leitimur. Tarian ini juga berkembang di Minahasa.

Perbedaan antara tari yang berkembang di Maluku dan Minahasa terletak pada penari dan properti. Di Maluku, tarian tersebut hanya boleh dibawakan oleh wanita dengan menggunakan properti sapu tangan. Sedangkan di Minahasa, tarian tersebut boleh ditampilkan oleh wanita maupun pria menggunakan properti selendang.

Kesimpulan

Tari lenso berasal dari Maluku dan telah dikembangkan sejak tahun 1612 sejak kedatangan Portugis ke Maluku. Tari dengan gerakan lemah lembut ini difungsikan sebagai tarian dalam penyambutan tamu. Sampai saat ini, tari tradisional ini masih dilestarikan oleh masyarakat Maluku. Tarian ini sering kali ditampilkan dalam acara-acara formal, hiburan, adat ataupun upacara.

Baca juga: Tari Legong: Tari Tradisional Kebanggaan Rakyat Bali

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Lenso: Tari Tradisional dari Maluku (Sejarah Lengkap)

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]