1. Kerajaan
  2. Peninggalan Sejarah

Intip Uniknya Pura di Dinding Tebing, Pura Gunung Kawi

Keberagaman pesona alam dan budaya Bali patut diakui dunia. Perpaduan keduanya selalu tampak harmonis. Bagi wisatawan, hal tersebut sangatlah unik sekaligus indah dipandang. Tak heran jika Pulau Bali memiliki hampir semua jenis pariwisata menarik yang tidak sedikit sudah terkenal hingga ke mancanegara. Sehingga bukan tanpa alasan jika Pulau Bali dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik di dunia versi TripAdvisor dan beberapa penghargaan dunia lainnya. Wisatawan yang datang ke Bali pasti memiliki daftar jenis wisata yang ingin dikunjungi. Ada yang ingin berwisata air ke pantai, wisata alam, wisata budaya khas Bali, wisata bangunan bersejarah, dan lain sebagainya. Tapi apakah Anak Nusantara sudah tahu jika Bali punya destinasi wisata yang menggabungkan wisata alam, budaya, dan bangunan bersejarah sekaligus? Jika belum, anda harus tahu salah satu destinasi wisata yang satu ini, Pura Gunung Kawi.

Pura Gunung Kawi adalah salah satu pura yang masih aktif sebagai tempat peribadatan masyarakat Bali, khususnya warga sekitar Gianyar, dan sebagai obyek wisata Gunung Kawi yang wajib anda kunjungi. Kawasan pura yang memiliki luas 5000 meter persegi ini sudah mulai dikunjungi wisatawan sejak tahun 1970-an. Pura Gunung Kawi Bali yang kental akan budaya Bali serta pemandangan alam disekitarnya membuat pura ini unik dan berbeda dengan pura lainnya.

Kisah Sejarah Pura Gunung Kawi

pesona alam dari pura gunung kawi
Pesona Alam di Pura Gunung Kawi, oleh IG @johneighteens

Menurut sejarah yang berkembang di antara masyarakat Bali, pura yang kerap disebut Candi Gunung Kawi ini didirikan oleh Rsi Markandeya sebagai tempat memuja Dewa Wisnu. Ada pula cerita sejarah yang mengatakan bahwa pura ini dibangun pada abad ke-11 Masehi sebagai tempat persemayaman Raja Udayana yang berasal dari Dinasti Warmadewa. Adapun bukti kuat yang mendasari cerita sejarah tersebut adalah ditemukannya tulisan di atas pintu Candi Gunung Kawi yang menggunakan huruf Kediri yang berbunyi “haji lumah ing jalu”, artinya raja disemayamkan di jalu. 

Kemungkinan besar raja yang dimaksud adalah Raja Udayana. Sedangkan jalu berarti taji (senjata) pada ayam jantan yang bisa dianalogikan sebagai keris. Kisah lain mengatakan bahwa Candi Gunung Kawi ini dibuat oleh orang sakti bernama Kebo Iwa. Diceritakan bahwa Kebo Iwa mematahkan kuku-kukunya yang tajam karena “memahat” struktur candi di dinding tebing yang kini menjadi kawasan Pura Gunung Kawi Bali.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Struktur Bangunan dari Pura

Selama berada di kawasan wisata Gunung Kawi, anda akan disuguhkan pemandangan lingkungan sekitar yang masih asri dan alami, serta dapat menikmati udara segar karena pura ini berada di antara hutan rindang dan persawahan. Bangunan Pura Gunung Kawi terdiri dari bagian halaman luar pura (Jaba Pura), bagian tengah pura (Jaba Tengah), dan bagian dalam pura (Jeroan). Pada bagian Jaba Pura sebelah kanan, terdapat obyek wisata Gunung Kawi yang sering dijadikan tempat mandi oleh penduduk sekitar yaitu pemandian umum. Pemandian ini berupa kolam yang cukup luas dengan air yang jernih. 

Selain kolam pemandian, di Jaba Pura terdapat aula terbuka yang dimanfaatkan sebagai tempat rapat penduduk Desa Sebatu. Tak jarang pula digunakan sebagai tempat istirahat wisatawan sembari menikmati pemandangan alam dan suasana di sekitar Pura Gunung Kawi Bali. Beberapa kegiatan seperti penampilan tarian dan pementasan drama juga diselenggarakan di aula yang berada di Jaba Pura ini.

pura gunung kawi
Pura Gunung Kawi, oleh IG @raffialan

Lokasi kedua adalah Jaba Tengah, dimana kawasan ini memisahkan antara Jaba Pura dan Jeroan. Di dalam area Jaba Tengah terdapat beberapa bangunan suci, antara lain :

  • Bale Kulkul, menara yang berfungsi sebagai sarana komunikasi masyarakat Bali.
  • Sedan Apit Lawang atau pintu masuk.

Lokasi ketiga adalah Jeroan yang merupakan kawasan suci atau sakral yang digunakan warga setempat untuk beribadah. Di dalam area tersebut terdapat beberapa bangunan suci yang memiliki fungsi berbeda-beda, diantaranya ada Balai Paruman, Balai Pesandekan, Bale Gong, Pelinggih Siwakrana, dan masih banyak lagi.

Daya Tarik Wisata Gunung Kawi

Saat pertama kali tiba di kawasan pura, Anak Nusantara akan melihat dua area percandian yang dipisahkan oleh Sungai Pakerisan. Anda akan disambut oleh barisan 315 anak tangga untuk mencapai kawasan Candi Gunung Kawi ini.

Pura ini dikategorikan sebagai “Dhang Kahyangan” yang berarti bahwa semua umat Hindu bisa beribadah di pura ini. Sejatinya pura-pura yang ada di Bali biasanya boleh digunakan oleh satu kasta tertentu, hanya untuk desa tertentu, dan sebagainya.

Salah satu wisata Gunung Kawi yang unik adalah kolam ikan koi yang dikeramatkan oleh penduduk setempat sejak dulu. Siapapun tidak diperbolehkan menangkap ataupun mengambil ikan yang ada di kolam tersebut. Selain itu, keunikan lainnya adalah bangunan pura yang diukir di tebing kawasan hutan sekitar.

Baca Juga : Pura Ulun Danu Bali

mandi air suci di pura gunung kawi
Ritual Permandian Air Suci di Pura Gunung Kawi, oleh @theboliviantraveler

Tips Berkunjung ke Objek Wisata

  1. Memakai pakaian adat atau cukup dengan sarung dan selendang yang diikatkan pada bagian pinggang yang sudah disediakan jika ingin memasuki area dalam pura.
  2. Dilarang mengambil ikan yang ada di kolam.
  3. Persiapkan barang bawaan yang penting, seperti bekal, air minum, dan obat-obatan pribadi.
  4. Membawa kamera. Hal ini sangat berguna bagi Anak Nusantara yang gemar berfoto.
  5. Pastikan anda berangkat ketika cuaca cerah supaya dapat menikmati waktu liburan di obyek wisata Gunung Kawi dengan santai.

Lokasi dan Rute menuju Wisata Gunung Kawi

Pura Gunung Kawi Bali berada di Banjar Penaka, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Untuk bisa mencapai lokasi pura, Anak Nusantara bisa menggunakan moda transportasi apapun, mulai dari motor, mobil, ataupun travel wisata. Pura dengan pemandangan elok ini berjarak 38 kilometer dari Kota Denpasar atau membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke lokasi wisata. 

Jika dari pusat Kota Gianyar, jarak tempuh untuk sampai ke lokasi sekitar 30 menit melalui :

  1. Jalan Mangku Giweng, lalu belok kanan ke Jalan Kalantaka. 
  2. Lalu terus lurus ke Jalan Gunung Agung dan Jalan Triwanisa-kawan. 
  3. Dari Jalan Triwanisa-kawan, beloklah ke kanan untuk sampai di Jalan Bakbakan-Petak Kaja dan belok kiri ke Jalam Pertiwi Brata. 
  4. Setelah itu belok kanan ke Jalan Yudistira
  5. Belok kanan lagi ke Jalan Bayu Brata/Jalan Pertiwi Brata

Informasi Jam Buka dan Tiket Masuk Pura Gunung Kawi

Hari Jam Buka
Senin – Minggu08.00 – 18.00 WITA
Harga Tiket MasukPer Orang
Wisatawan lokalRp30.000
Wisatawan mancanegaraRp50.000

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Intip Uniknya Pura di Dinding Tebing, Pura Gunung Kawi

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]