1. Biografi
  2. Tokoh

Biografi Adam Malik Dengan Segudang Prestasinya

Terdapat banyak tokoh yang berjasa bagi Indonesia baik dari sebelum hingga setelah Indonesia merdeka. Salah satu tokoh yang menyumbangkan banyak jasa bagi Indonesia adalah Adam Malik. Adam Malik sendiri merupakan tokoh penting bagi Indonesia yang telah merasakan berbagai situasi mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga merdeka.Di bawah ini Munus bahas lebih lanjut mengenai biografi Adam Malik secara lengkap.  

Biografi Adam Malik

Laki-laki kelahiran 22 Juli 1917 ini memiliki nama asli Adam Malik Batubara. Ia dilahirkan di kampung halamannya di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Memiliki julukan yang unik yakni “si kancil” , ia lahir di keluarga yang berkecukupan secara materi.

Ayah dari Adam bernama Abdul Malik Batubara dan ibunya bernama Salamah Lubis. Orang tuanya tersebut berprofesi sebagai pedagang yang sukses dan terbilang kaya. Oleh karena itu, kehidupan Adam dari waktu kecil hingga dewasa tidak pernah merasa kesulitan dalam masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun demikian, ia tidak pernah memandang rendah kepada orang lain dan bahkan bersimpati kepada orang-orang tidak mampu secara finansial.

Pendidikan 

Pendidikan masa kanak-kanak Adam Malik diawali dengan bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School atau juga dikenal dengan istilah HIS Pematang Siantar.  Setelah menamatkan pendidikannya di HIS, ia lalu melanjutkan ke jenjang selanjutnya yakni  sekolah Agama parabek di Bukittinggi. Sayangnya, pendidikan beliau di sekolahnya yang baru berjalan hanya sekitar satu setengah tahun sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan pulang ke kampung halaman untuk membantu pekerjaan orang tua. 

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Perjuangan Adam Malik

Semangat untuk memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda pada diri Adam Malik telah ada semenjak dirinya masih belia.Kobaran semangatnya tersebut selalu memicu dirinya untuk melakukan pemberontakan di setiap kesempatan yang ia punya. Seperti halnya pada saat ia masih berumur belasan tahun, ia pernah ditangkap dan dipenjarakan selama kurang lebih dua bulan kurungan penjara. Hal tersebut terjadi karena ia melanggar aturan yang ditetapkan oleh Belanda tentang larangan berkumpul.

Pada usia 17 tahun, Ada Malik telah membuktikan kebolehan dirinya sebagai generasi muda yang sangat aktif dalam melakukan perjuangan. Hal itu dapat dilihat dari posisi yang ia peroleh sebagai ketua Partindo di Pematang Siantar mulai dari tahun 1934 hingga 1935. Sejak saat itulah kobaran semangat di dalam dirinya semakin membara untuk berbakti kepada tanah air tercinta hingga ia pergi merantau ke Jakarta. 

Di kota Jakarta inilah saat dimana Adam mulai merintis karirnya dalam dunia kepenulisan sebagai jurnalis atau wartawan sekaligus merangkap sebagai tokoh pergerakan kebangsaan. Perjalanannya di Jakarta ia mulai dengan mengikuti beberapa pergerakan nasional dan juga ikut andil dalam proses pendirian sebuah kantor berita. Kantor berita tersebut diberi nama kantor berita Antara yang terletak di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Ia kemudian dipercaya untuk mengemban posisi sebagai redaktur yang juga merangkap sebagai wakil direktur.

Selain bekerja di kantor berita Antara, Adam juga aktif menulis artikel untuk beberapa surat kabar seperti koran Pelita Andalas dan majalah Partindo. Barulah kemudian pada tahun 1934 ia dipercaya oleh pihak Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan untuk menjadi pemimpinnya. Selanjutnya pada tahun 1940 ia kembali mendapat kepercayaan untuk mengemban posisi sebagai anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.

Baca juga: Wiji Thukul: Penyair Bait Puitis Penentang Orde Baru

Pergerakan Menuju Kemerdekaan

Adam Malik
Adam Malik, Foto Oleh Reqnews. com

Sejak tahun 1945, Adam Malik kembali memegang posisi penting yakni menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Ia bersama rekan-rekannya sudah mulai bergerilya dalam mencapai tujuannya yaitu Indonesia Merdeka. Mendekati hari proklamasi kemerdekaan yakni tanggal 17 Agustus 1945,  Adam beserta kaum pemuda lainnya inilah yang membawa Soekarno dan Hatta menuju Rengasdengklok.  

Peristiwa Rengasdengklok tersebut mereka lakukan untuk mendesak para proklamator Indonesia tersebut untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Bahkan, ia pun juga mengupayakan untuk mengumpulkan massa pada saat proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada, Jakarta. 

Pasca Indonesia Merdeka

Adam Malik semakin aktif berkutat di berbagai organisasi setelah Indonesia merdeka. Ia juga berkontribusi dalam pendirian beberapa partai dan juga sebagai anggotanya. Partai-partai tersebut diantaranya adalah Partai Rakyat dimana ia bertindak sebagai anggota, Partai Murba sebagai Pendiri, dan juga anggota parlemen. 

Tidak hanya melulu berkontribusi di tingkat nasional, Adam Malik juga mulai membentangkan sayapnya ke ranah Internasional. Ia mulai membangun koneksi internasional yang dimulai pada saat dirinya diberi amanah jabatan sebagai Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh atas segala urusan yang terjadi antara Uni Soviet dan negara Polandia dengan Indonesia. Kemudian diikuti oleh kesempatan selanjutnya yang mana ia ditunjuk sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan Indonesia dengan Belanda terkait wilayah Irian Barat yang bertempat di Washington D.C, Amerika Serikat pada tahun 1962.

Adam Malik saat mengahadiri pertemuan
Adam Malik, Foto Oleh m.rilis. id

Ketika terjadi pergantian rezim dari Orde Lama ke Orde Baru, Adam Malik yang memang berseberangan dengan kelompok kiri justru menjadikan keuntungan pada dirinya. Hal itu terbukti dari tanggung jawab lain yang diberikan padanya setelah pergantian rezim tersebut. Ia dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi Komisi Perdagangan dan Pembangunan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1964. 

Karirnya semakin gemilang seiring waktu dimana pada tahun 1966 ia diminta untuk memikul jabatan sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) yang juga sekaligus merangkap sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada masa kabinet Dwikora II. Masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia berlangsung dari tanggal 28 Maret 1966 – 1 Oktober 1977.

Ketika menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ia ikut andil dalam mendirikan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations, Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara). Pendirian tersebut terjadi pada 8 Agustus 1967 yang mengumpulkan menteri luar negeri dari lima negara lainnya yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Bangkok dan tempat dimana Deklarasi ASEAN atau lebih dikenal Deklarasi Bangkok ditandatangani. Oleh karena itu diketahui secara umum bahwa Adam Malik adalah menteri luar negeri Indonesia yang menandatangani Deklarasi Bangkok.

Wafatnya Adam Malik

Prestasi yang kemudian ia dapatkan selanjutnya adalah terpilih sebagai wakil Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menjabat sebagai wakil presiden Indonesia mulai dari 23 Maret 1978 – 11 Maret 1983. Namun, pada 5 September 1984 seorang Adam Malik berpulang kepada penciptanya di Bandung. Ia meninggal lantaran penyakit liver yang dideritanya. Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Perjuangannya bagi Indonesia tercinta sudah selesai. Atas jasa-jasanya terhadap Indonesia, ia diberi berbagai macam penghargaan dimana diantaranya adalah sebagai Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl. II pada tahun 1973, dan juga dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.

Kesimpulan

Adam Malik mengawali karirnya dari usia yang masing sangat muda. Latar belakang pendidikannya yang rendah tidak menghalangi dirinya untuk ikut berkontribusi pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, kesempatan yang kita miliki hari ini dalam mengenyam pendidikan haruslah kita manfaatkan dengan baik untuk keberlangsungan negara tercinta Indonesia.

Baca juga: Sutan Syahrir- “Bung Kecil” Dengan Semangat yang Besar

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Biografi Adam Malik Dengan Segudang Prestasinya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]