1. Biografi
  2. Informasi
  3. Tokoh

Susi Susanti: Atlet Bulu Tangkis Wanita Pengukir Sejarah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan prestasi badminton yang perlu diacungi jempol. Banyak atlet-atlet yang turut serta dalam mengharumkan nama baik Indonesia, salah satunya atlet bulu tangkis wanita, Susi Susanti. Kiprah Susi Susanti dalam dunia olahraga khususnya bulu tangkis tidak perlu diragukan lagi, pasalnya banyak prestasi yang telah ia raih bahkan menjadi legenda dalam dunia perbulutangkisan Indonesia hingga dunia. Biografi lengkap hingga prestasi yang telah diraih akan Munus bahas di bawah ini.

Profil Susi Susanti

Terlahir dengan nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti atau Wang Lian Xiang, ia lebih akrab dengan panggilan Susi Susanti. Ia dilahirkan pada hari kamis tanggal 11 Februari 1971 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Saat ini ia telah berkeluarga dengan seorang lelaki bernama Alan Budikusuma dan dikaruniai tiga anak, yaitu Laurencia Averina, Albertus Edward, Sebastianus Frederick. Setelah pensiun menjadi seorang atlet, kini ia berprofesi sebagai seorang pelatih.

Biografi Susi Susanti

Susi Susanti
Susi Susanti, foto oleh Buku-otobiografi.blogspot. com

Terkenal dengan nama panggung Susi Susanti, wanita kelahiran Tasikmalaya ini merupakan legenda di bidangnya, badminton. Pebulu tangkis putri ini menorehkan banyak prestasi sehingga termasuk atlet bulu tangkis putri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan dunia. Namun tentu saja proses yang dilewatinya penuh dengan liku-liku dan cobaan.

Masa Pendidikan di Sekolah Atlet

Memiliki ketertarikan yang amat sangat terhadap olahraga bulu tangkis telah dimiliki Susi sedari usia dini. Melihat semangatnya, orang tuanya pun memberi dukungan penuh untuknya menjadi atlet profesional. Karir bulutangkisnya pun dimulai dari keikutsertaannya di klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya. Di klub tersebut, ia berlatih dengan serius selama tujuh tahun hingga kemudian berhasil menorehkan prestasi pertamanya di ajang kejuaraan bulu tangkis tingkat junior.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Susi yang sudah beranjak remaja kemudian pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta pada tahun 1985 untuk menggeluti dunia bulu tangkis secara lebih serius lagi. Ketika itu, ia merupakan siswi kelas 2 SMP yang mulai mengerti akan hal yang diinginkan oleh dirinya. Ia masuk ke sekolah atlet di Jakarta dan tinggal di asrama bersama para calon atlet lainnya.

Selama menempuh masa pendidikan di sekolah khusus atlet, Susi remaja memiliki lingkup hidup yang sangat monoton dan pergaulan yang terbatas. Hal tersebut dikarenakan kegiatan hariannya yang banyak dihabiskan untuk berlatih. Dalam seminggu, ia hanya mendapat jatah libur satu hari yakni pada hari Minggu, selebihnya enam hari, Senin-Sabtu, ia berlatih dengan tekun dan konsisten mulai dari jam 07.00 – 11.00 dan dilanjut pada jam 15.00-19.00. Pada hari liburnya, Susi biasanya lebih senang menghabiskan waktunya untuk beristirahat daripada jalan-jalan ke mall bersama teman-temannya.

Perjuangan di Pertandingan

Sebagai atlet putri, Susi Susanti dikenal dengan karakternya yang tetap tenang dan tanpa emosi ketika bertanding meskipun skornya tertinggal jauh dari lawannya. Dengan tetap percaya diri dan berusaha menampilkan yang terbaik dari hasil jerih payahnya berlatih, ia membuktikan bahwasanya dirinya bisa menyabet juara dengan upayanya yang pantang menyerah.

Baca juga: Cut Nyak Dien: Ksatria Perang Wanita Pemberani dari Aceh

Prestasi Susi Susanti

Prestasi Susi Susanti
Susi Susanti, foto oleh Metrorakyat. com

Saat masih menjadi seorang atlet bulu tangkis junior, Susi Susanti yang saat itu berumur 14 tahun telah menorehkan prestasi. Ia memborong piala di kejuaraan World Championship Junior pada tahun 1985 dalam pertandingan tunggal, ganda putri, dan campuran. Kemudian, pada tahun 1987 di ajang kejuaraan yang sama ia kembali mendapat juara pada nomor tunggal dan ganda putri. Dengan begitu, terhitung sebanyak lima kali Susi menyabet sebagai juara junior di kejuaraan tingkat dunia.

Sedangkan untuk karir profesionalnya dimulai pada tahun 1989 dimana Susi sudah menunjukkan kebolehannya dengan menjuarai Indonesia Open pada usia 18 tahun. Di turnamen ini, Susi Susanti menjadi juaranya sebanyak 6 kali. Sejak saat itulah merupakan langkah awal Susi sebagai pemantik api semangat untuk meraih lebih banyak prestasi di turnamen-turnamen bergengsi lainnya.

Prestasi lainnya yang diperoleh oleh Susi adalah menjadi juara Piala Sudirman. Kejadian tersebut merupakan kali pertama  bagi Indonesia dalam menjuarai turnamen Piala Sudirman. Bahkan, Susi Susanti merupakan satu-satunya orang yang dapat melakukannya karena hingga saat ini pun tidak ada yang dapat mengulang sejarah sebagai juara dalam kompetisi yang sama. Prestasi lain yang berhasil ditorehkan oleh Susi adalah menjuarai kompetisi All England yang tidak hanya satu kali, tetapi sebanyak empat kali yakni pada tahun 1990, 1991, 1993, 1994, serta menyabet sebagai juara dunia pada tahun 1993.

Susi Susanti dan Alan Budikusuma
Susi Susanti dan Alan Budikusuma, foto oleh Uzone. id

Dari sekian banyak prestasi yang telah didapat oleh Susi, namun puncak karirnya justru terjadi pada tahun 1992 dimana ia menjadi juara putri tunggal di ajang Olimpiade Barcelona, Spanyol. Ia merupakan penyumbang emas pertama dalam sejarah pebulu tangkisan Indonesia di Olimpiade. Uniknya, kekasih Susi, Alan Budikusuma, yang juga berprofesi sebagai atlet bulu tangkis pada saat itu juga memenangkan kejuaraan putra tunggal dalam ajang olimpiade yang sama. Melihat hal tersebut, para media asing memberi julukan yang cukup unik kepada mereka sebagai “Pengantin Olimpiade” yang mana nantinya pada tanggal 9 Februari 1997 julukan tersebut menjadi sebuah kenyataan.

Pada Olimpiade tahun 1996 yang bertempat di Atlanta, Amerika Serikat, Susi berhasil meraih medali walaupun bukan emas. Disamping itu, bersama Tim Uber, Susi juga menyabet juara di Piala Uber tahun 1994 dan 1966. Dari sekian banyak prestasi yang diraih, ia juga meraih  puluhan gelar seri Grand  Prix sepanjang karirnya. Memasuki tahun 1997, Susi Susanti pensiun dari dunia bulu tangkis pada umur 26 tahun. Ia kemudian menikah dan berkeluarga dengan Alan Budikusuma.

Berikut Prestasi Lainnya yang berhasil diraih oleh Susi Susanti.

Tunggal Putri

Juara World Championship Junior 5 kali 1985

Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1995, 1997 (beregu)

Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997

Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994

Juara Australia Open 1990

Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996

Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992

Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994

Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996

Juara World Championship 1993

Juara World Cup 1989, 1990, 1993, 1994, 1996, 1997

Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, dan 1996

Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997

Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995

Juara Korea Open 1995

Juara Dutch Open 1993, 1994

Juara German Open 1992, 1993 1994

Juara Denmark Open 1991 dan 1992

Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994

Juara Swedish Open 1991 1992

Juara Vietnam Open 1997

Dari sepak terjang kehidupan sebagai seorang atlet yang dijalani oleh Susi berhasil menginspirasi banyak orang. Salah satu contohnya adalah menginspirasi untuk dijadikan sebuah karya seni berupa film yang disutradarai oleh Sim F dan diproduseri oleh Daniel Mananta  dan Reza Hidayat. Laura Basuki sebagai Pemeran utamanya berakting menjadi Susi Susanti dewasa dan lawan mainnya Dion Wiyoko berperan sebagai Alan Budikusuma, yaitu suami dari Susi. Film ini menceritakan proses kehidupan seorang Susi Susanti hingga menjadi seorang atlet professional, film ini diberi tajuk “Susi Susanti: Love All”.

Kesimpulan

Berproses untuk menjadi seorang atlet profesional bukanlah jalan yang mudah untuk diambil. Namun demikian, Susi Susanti dengan segenap kobaran semangatnya tetap dengan tujuan yang sama yaitu menjadi seorang atlet bulu tangkis profesional. Dengan pantang menyerah ia berhasil untuk menorehkan banyak prestasi di kejuaraan-kejuaraan bergengsi. Oleh karena itu, patutlah seorang Susi Susanti menjadi panutan bagi generasi muda untuk ikut serta mengharumkan nama Indonesia dengan berprestasi di kancah dunia.

Baca juga: Jendral Sudirman: Biografi Singkat Hingga Keteladanan

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Susi Susanti: Atlet Bulu Tangkis Wanita Pengukir Sejarah

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]