1. Candi
  2. Kerajaan

Candi Mendut: Peninggalan Sejarah Bercorak Budha

Candi Mendut merupakan salah satu peninggalan bercorak Budha. Menurut Sejarah Candi Mendut telah berdiri sebelum Candi Borobudur. Arsitekturnya didominasi dengan bangunan berbentuk persegi yang kental dengan corak Budhanya. Candi Mendut terletak di Magelang, Jawa Tengah. Saat ini, Candi Mendut menjadi salah satu destinasi wisata dengan harga tiket masuk yang terjangkau di Jogjakarta. Simak uraian Munus mengenai Candi bercorak Budha di bawah ini!

Sejarah Candi Mendut

Sejarah Candi Mendut dapat ditemukan di dalam prasasti Karangtengah per tahun 824 Masehi. Berdasarkan pemaparan dari sejarawan J.G. de Casparis, pada prasasti tersebut tertulis bahwa candi ini didirikan pada masa Kerajaan Dinasti Syailendra. Dalam prasasti tersebut dituliskan bahwa Raja Indra mendirikan sebuah bangunan suci yang ia beri nama Wenuwana. Menurut J.G. de Casparis, Wenuwana atau hutan bambu memiliki arti Candi Mendut.

Kata Mendut berasal dari istilah Venu, Vana, Mandira yang memiliki makna candi yang terletak di tengah hutan bambu. Pembangunan candi ini belum dapat ditentukan secara pasti, namun sejarah Candi Mendut telah ada sejak sebelum berdirinya Candi Borobudur.

candi mendut
Gambar Candi Mendut Tampak Depan, Foto Oleh Saintd

Bangunan ini ditemukan kembali pada tahun 1836. Penemuan bangunan bersejarah  ini meliputi seluruh bagian candi kecuali bagian atapnya. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran dalam kurun waktu 1897 sampai 1904. Dalam proses pemugaran tersebut berhasil mengembalikan bagian tubuh hingga kaki bangunan melalui rekontruksi. Meski begitu, masih tersisa beberapa bagian yang perlu direkontruksi kembali.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Empat tahun kemudian, dilakukan pemugaran tahap dua dan dipimpin oleh Van Erp. tahap ini berfokus pada rekontruksi atap dan puncak candi serta pemasangan stupa. Rekontruksi tahap dua tersebut berhasil mengembalikan bentuk candi seutuhnya.

Baca juga: Menikmati Sunset dari Candi Ijo sebagai Lokasi Tertinggi di Jogja

Arsitektur Candi Mendut

Candi bercorak Budha ini memiliki bentuk bangunan persegi dengan tinggi keseluruhan 26.4 meter yang berdiri diatas batu setinggi 2 meter dan memiliki selasar yang lebar di permukaannya. Pada dindingnya terdapat sekitar 31 panel yang menggambarkan relief-relief cerita, sulur-suluran dan pahatan yang merupakan corak dari candi. Ada juga beberapa saluran untuk pembuangan air dari selasar yang disebut dengan jaladwara. Jaladwara merupakan satu ciri khas yang biasanya ada di candi-candi yang terletak di Jawa Tengah.

candi mendut
Gambar Tampak Samping, Foto oleh Jamelatour

Pintu pada bangunan ini tidak memiliki gapura atau bingkai. Tepat di sisi barat bangunan terdapat sebuah tangga, pada pintu masuk candi, terdapat bilik penampil yang menjorok keluar. Bilik ini tingginya sama dengan atap bangunan sehingga terlihat menyatu. Bilik ini berbentuk lorong yang langitnya berongga dan memanjang dengan penampang.

Candi ini memiliki 48 stupa di atapnya. Di tingkat pertama sejumlah 24 buah, tingkat kedua ada 16 buah dan untuk tingkat teratas ada 8 buah.

Baca juga: Candi Sari, Vihara Pendeta Budha yang Indah namun Tersembunyi

Relief dan Arca Candi Mendut

Seperti candi pada umumnya, candi ini juga memiliki relief-relief yang bercerita dan kumpulan arca.

Relief

Relief Kuwera dan Hariti

Relief ini terletak di bagian dinding utara. Relief ini menceritakan tentang hidup seorang raksasa pemakan manusia bernama Kuwera dan istrinya Hariti. Mereka bertobat setelah bertemu dengan Budha. Setelah pertobatan tersebut, mereka menjadi seorang pelindung untuk keturunannya.

Relief Bodhisattva Ayalokitesvara

Relief ini menceritakan kisah Budha didalamnya. Relief tersebut menggambarkan Budha yang duduk di atas padsamana di bawah pohon kalpataru diampingin oleh Dewi Tara di sisi kirinya. Di atasnya terdapat gumpalan awan, dalam gumpalan awan tersebut terdapat gambar seorang pria yang membaca kitab.

Tepat didepan Budha duduk, terdapat sebuah kolam yang didalamnya terdapat banyak teratai. Gambar tersebut merepresentasikan kesedihan Budha yang memikirkan kesengsaraan umatnya.

Relief Bodhisatwa

Letak relief ini ada di sisi dinding timur bangunan. Relief tersebut menggambarkan Budha yang memiliki empat tangan dan memakai baju kebesaran raja. Kepala Budha memancarakan sinar dewa sedangkan tangan kiri belakangya emmegang kitab dan tangan kanannya memegang tasbih. Tangan depan Budha merupakan simbol sikap yaramuda (tangan yang memeberi anugerah).

Relief Dewi Tara

Relief ini terletak di sisi utara bangunan. Dewi tara digambarkan memiliki delapan tangan dengan dua orang pria di sisi kanan kirinya. Kedelapan tangan Dewi Tara masing-masing menggenggam cawan, kitab, tongkat, kapak, tasbih, cakra, wajra dan tiram.

Relief Sarwaniwaranawiskhambi

Relief ini terletak di sisi barat depan bangunan. Relief ini menggambarkan Sawaniwaranawiskhambi yang sedang berdiri di bawah payung dengan memakai baju kebesaran kerajaan.

Arca

Arca Dyani Budha Cakyamuni

Arca ini memiliki nama lain Vairocana, terletak di tengah bangunan dan meghadap barat. Arca tersebut berada dalam posisi duduk dengan kedua kaki yang menyiku ke bawah. Kakinya menapak di permukaan bunga teratai. Tangan arca ini bersikap Dhramacakramudra yaitu sikap Budha yang sedang memutar roda kehidupan.

Arca Budha Avalokitesvara

Arca ini berada di sebelah utara arca Dyani Budha Cakyamuni dan menghadap ke sisi selatan bangunan. Arca ini menggambarkan sosok Budha yang sedang duduk dengan kaki kiri yang dilipat kedalam. Sedangkan kaki kanannya mengulur ke bawah.

Arca ini memakai baju kebesaran kerajaan dilengkapi dengan perhiasan dan mahkota di kepala. Sikap tangan pada arca ini menunjukkan sikap varamudra (sikpa memberikan pengajaran).

Arca Bodhisatva Vajrapani

Arca ini menggambarkan sosok Budha yang memakai baju kebesaran kerajaan sedang duduk dengan posisi kaki kanan dilipat dan telapak kaki menyentuh paha. Sedangkan, kaki kirinya mengulur ke bawah.  Arca bodhisatva Vajrapani terletak di sebelah kiri arca Budha Sakyamuni.

Lokasi Candi Mendut

Lokasi Candi Mendut berada di Jalan Magelang Sumberrejo, Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut terletak jauh dari pusat kota Jogjakarta. Lokasi Candi Mendut berdekatan dengan Candi Borobudur dan jalan menuju lokasi tersebut berbelok-belok.

Jika kalian ingin berkunjung menggunakan kendaraan bermotor akan membutuhkan waktu sekitar 1 jam 7 menit dari pusat Kota jogja untuk sampai ke lokasi Candi Mendut. Candi mendut terletak sejauh 39 kilometer dari Jogjakarta.

Waktu Buka dan Harga Tiket Masuk Candi Mendut

Candi bersejarah ini telah menjadi tujuan destinasi wisata turis lokal maupun manca negara. Candi ini dibuka untuk para wisatawan setiap hari mulai jam 07.00 WIB dan tutup pada jam 17.00 WIB. 

Dengan harga tiket masuk Candi Mendut yang terjangkau, kalian sudah bsia menikmati keindahan setiap ornamen-ornamennya yang kental dengan nuansa sejarah zaman kerajaan Nusantara. Harga tiket masuk Candi Mendut adalah Rp 10.000/orang.

Fasilitas yang disediakan antara lain yaitu area parkir, warung makanan dan minuman dan yang pasti kamar mandi serta toilet. Khusus untuk area parkir, pengunjung akan ditarik sebesar Rp 2000 untuk sepeda motor dan Rp 5000 untuk mobil.

Kesimpulan

Candi Mendut merupakan salah satu peninggalan bercorak Budha. Candi ini telah berdiri semenjak pemerintahan kerajaan Dinasti Syailendra. Bangunan bersejarah tersebut telah mengalami dua kali pemugaran hingga mendapatkan bentuk utuhnya kembali. Saat ini, lokasi candi mendut menjadi tujuan destinasi wisata di Magelang, Jawa Tengah.

Baca juga: Candi Borobudur | Candi Buddha Terbesar di Dunia

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Candi Mendut: Peninggalan Sejarah Bercorak Budha

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]