Dieng Plateau yang sangat dikenal dengan sebutan Dataran Tinggi Dieng, dilihat dari sisi administratif/geografis, letak daerah ini bisa dibilang unik. Daerah seperti ini sangat jarang dijumpai di Indonesia, yang mana suatu wilayah terbagi menjadi dua wilayah administratif seperti Dieng Plateau. Bagian tersebut terbagi menjadi wilayah barat dan timur. Untuk wilayah barat (Dieng Kulon), masuk di wilayah administratif Kabupaten Wonosobo. Sedangkan di wilayah timur masuk bagian administratif Kabupaten Banjarnegara.
Keadaan alam disekitar Pegunungan Dieng Plateu dapat dikategorikan subur, maka dari itu mata pencaharian utama masyarakat sekitar sebagai petani. Berbagai jenis tanaman seperti kentang, kubis, dan wortel tumbuh subur yang ditanam di lahan milik penduduk yang tersebar di lanskap dan perbukitan Dieng Plateau.
Sejarah Dataran Tinggi Dieng Plateau
Daftar Isi
Pada awal abad masehi, terjadilah sebuah proses migrasi besar-besaran penduduk Kalinga menuju ke berbagai penjuru asia, salah satunya ke pulau Jawa.
Menurut beberapa sumber, penyebab terjadinya migrasi tersebut karena adanya serangan dari Kerajaan Ashoka yang terletak di bagian utara dari Kerajaan Kalingga. Menurut seorang peneliti dari Perancis, migrasi tersebut hanyalah migrasi biasa dalam rangka memperluas lingkup perdagangan. Kemudian, bangsa Kalingga sekaligus menjadikan proses tersebut sebagai sarana penyebaran budaya.
Proses Migrasi tersebut membawa banyak pengaruh yang besar, seperti di bidang keyakinan, teknologi, hingga sastra. Bahkan, banyak dugaan jika cara bercocok tanam padi merupakan salah satu pengaruh teknologi yang dibawa bangsa Kalingga ke Tanah Jawa. Tercatat dalam kurun waktu tertentu, telah terjadi proses civilisasi yang tiada henti, hingga mengakibatkan wisata Dieng Plateau menjadi sebuah sistem peradaban yang besar. Proses civilisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno, tepatnya di masa Sanjaya dan Syailendra, dan puncaknya terjadi pada abad 8 -9 Masehi.. Hal ini dibuktikan dengan bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat sisa-sisa peninggalannya.
Migrasi tersebut bukanlah proses perpindahan spontan melainkan tersusun dengan rencana yang matang. Sebelum melakukan proses migrasi, mereka sudah melakukan pencarian di beberapa tempat-tempat yang mereka anggap sesuai untuk memindahkan simbolis “surga” yang ada di Himalaya. Mereka melakukan penelusuran ke tanah Jawa dan menemukan tempat yang dianggap sesuai untuk hal tersebut adalah Dieng Plateau. Oleh sebab itu, kemudian dataran tinggi Dieng menjadi pingkalingganing Bhawana atau yang biasa disebut Poros Dunia.
Nama Dieng sendiri dilatarbelakangi dari peristiwa pemindahan simbol surga yang dilakukan Sang Hyang Djagadnata (Bathara Guru). Peristiwa ini didasari dalam Serat Paramayoga karya R Ng Ranggawarsita tersebut. Kata Dieng merupakan bahasa ayng diambil dari Kitab Sansekerta yang memiliki arti tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang artinya leluhur atau dewa-dewa.
Baca Juga : Candi Dieng yang Penuh Misteri
Wisata Alam Dieng Plateau
Wisata Dieng Plateau menghadirkan berbagai keunikannya, mulai dari keindahan alamnya, kisah sejarahnya, hingga budaya yang ada. Area wisata ini ditetapkan sebagai sebuah daerah destinasi wisata alam terbaik di Jawa Tengah. Objek wisata alam Dieng Plateau ini paling digemari oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tepatnya Wonosobo.
Cobalah isi liburan anda ke negeri diatas awan (Dataran Tinggi Dieng) yang masuk kedalam daerah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Sebuah tempat yang disebut surga tersembunyi, hadir memberikan pengalaman baru dan merasakan kesegaran hawa dingin udara pegunungan dataran tinggi Dieng. Lalu, menikmati sajian kuliner khas Dieng sambil menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan, mengejar mentari di pesinggahan para dewata (Bukit Sikunir). Dilengkapi dengan peninggalan sejarah dari reruntuhan peradaban Dieng Plateau di masa lampau, berupa candi-candi kuno beraliran Siwa. Dataran Tinggi Dieng merupakan tujuan wisata alam yang paling menantang dan bergengsi untuk Anak Nusantara kunjungi. Daerah wisata yang biasa disebut dengan kepingan surga ini, memendam misteri dalam keindahan kabutnya. Tidak hanya itu, hembusan angin yang bertiup di sela-sela ranting pohon dan burung-burung yang bernyanyi merdu, melengkapi wisata alam ini. Keindahan tersebut, telah menjadikan wisata alam Dieng Plateau ini sebagai tempat yang paling sempurna untuk tujuan wisata alam.
Ayo Anak Nusantara, saksikan salah satu keindahan wisata alam di Dataran Tinggi Dieng ini. Sebuah area yang menyajikan kelengkapan wisata alam, budaya serta tradisi leluhur yang melekat di tengah-tengah kehidupan masyarakat dataran tinggi Dieng Plateau.
Lokasi Wisata
Dataran Tinggi Dieng berlokasi di Bakal Buntu, Bakal, Batur, Banjarnegara. Pada tepatnya lokasi wisata alam Dieng Plateau berada di kawasan vulkanik aktif daerah Jawa Tengah. Kawasan tersebut masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.
Harga Tiket Masuk Dieng Plateau
Tempat wisata Dieng Plateau buka setiap hari mulai jam 07.00 s.d 17.00 WIB. Namun, terkecuali untuk destinasi Sunrise Sikunir buka waktu pagi jam 03.00 WIB.
Berikut daftar harga tiket masuk wisata Dieng Plateau 2020 yang berhasil Munus dapatkan dari hasil pencarian. Hal ini untuk memudahkan informasi bagi Anak Nusantara yang ingin mencari objek wisata alam di Ketinggian Dieng.
Destinasi | Domestik | Asing |
Telaga Warna / Pengilon / Goa | 15.000 | 150.000 |
TPR Garung | 10.000 | 10.000 |
Candi Arjuna / Kawah Sikidang | 15.000 | 30.000 |
Sunirse Sikunir / Telaga Cebong | 10.000 | 10.000 |
Gunung Prau | 15.000 | 15.000 |
Dieng Plateau Theater | 10.000 | 10.000 |
Padang Savana | 10.000 | 10.000 |
Sumur Jalatunda | 5.000 | 5.000 |
Batu Ratapan Angin | 10.000 | 20.000 |
Telaga Menjer | 5.000 | 5.000 |
Air Terjun Sikarim | 5.000 | 5.000 |
Candi Bima | 5.000 | 5.000 |
Telaga Sewiwi | 5.000 | 5.000 |
D-Qiano Water Park | 25.000 | 35.000 |
Festival Dieng | 350.000 | 350.000 |
Telaga Merdada | 5.000 | 5.000 |
Bukit Sidengkeng | 3.000 | 20.000 |
Scotter Dieng | 5.000 | 5.000 |
Kailasa Museum | 5.000 | 5.000 |
G. Pakuwojo | 10.000 | 10.000 |
Kalianget Wonosobo | 6.000 | 6.000 |
Lembah Seroja | 5.000 | 6.000 |
Telaga Dringo | 5.000 | 5.000 |
Candradimuka, Kawah | 5.000 | 5.000 |
Bukit Cinta | 5.000 | 5.000 |
Wonoland | 10.000 | 10.000 |
Tidak ada komentar