Aceh merupakan daerah Indonesia yang kaya akan budaya khas, salah satunya dalam hal kesenian yang berupa tarian daerah. Satu di antara tari tradisional yang berasal dari Aceh adalah Tari Seudati. Tari Seudati merupakan tari khas Aceh yang permainannya dilakukan secara berkelompok. Sebagai tarian yang khas, tentunya Tari Seudati memiliki musik, gerakan, serta tempo yang tak kalah khasnya pula. Di bawah ini beberapa informasi mengenai Tari Seudati yang telah Munus rangkum.
Sejarah Tari Seudati
Daftar Isi
Tari tradisional Seudati pada mulanya berkembang pesat di daerah pesisir. Tarian ini diyakini sebagai bentuk baru dari Tari Ratoh atau Ratoih. Tari Ratoh merupakan tari yang sering dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam yang sering dilakukan masyarakat setempat sebelum datangnya Islam di Aceh. Selain itu, Tari Ratoh juga dilakukan pada saat menyambut panen juga di waktu datangnya bulan purnama. Namun, setelah Islam sampai di Aceh terjadilah proses akulturasi budaya dan agama yang menjadi sebab terciptanya Tari Seudati seperti sekarang ini.
Asal Nama Tari Seudati
Terdapat beberapa pendapat mengenai asal muasal nama Tari Seudati yang beredar di masyarakat. Salah satunya adalah pendapat yang mengemukakan bahwa asal kata Seudati dari Bahasa Arab yaitu “Syahadati” atau “Syahadatain”. Kata tersebut merupakan dua kalimat syahadat yang bersaksi tentang bentuk keesaan Allah dan Muhammad sebagai rosul Allah.
Pendapat lainnya mengemukakan bahwasanya kata Seudati berasal dari bahasa daerahnya sendiri, bahasa Aceh, yaitu dari kata ”Seurasi”. Kata “Seurasi” sendiri memiliki makna kompak dan harmonis. Menilik dari tariannya, dapat dilihat bahwa terdapat keterkaitan antara nama dan koreografinya.
Kemudian, pendapat terakhir mengatakan kalau Seudati berasal dari bahasa tarekat, yaitu kata “ya sadati” yang artinya “wahai tuan guru”. Hal tersebut dikarenakan tari khas ini berasal dari komunitas tarekat yang diprakarsai oleh Syekh Tarekat Saman. Hal itu juga didukung oleh nama lain dalam bahasa Aceh dari Tari Seudati yaitu “Meusamman”.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Ciri Tari Seudati
Mirip dengan Tari Saman, tari tradisional Seudati dibawakan oleh himpunan laki-laki dengan gerakan yang aktif dan khas dan juga lantunan syair dan nada yang mengiringi. Perbedaannya terletak pada gerakan dasarnya di mana pada Saman ditarikan sambil duduk sedangkan Seudati dengan berdiri. Kelompok penari Seudati terdiri dari 8-10 orang, 8 orang sebagai penari yang masing-masing memiliki gelar atau istilah khusus serta 2 orang penyanyi sebagai pengiring tarian. Istilah-istilah khusus tersebut adalah Syeikh yang memiliki kedudukan sebagai pimpinan, Apet sebagai wakil, Apet bak dan Apet sak sebagai anggota ahli, serta Apet uneun, Apet wie, Apet wie abeh, dan Apet uneun abeh sebagai anggota biasa.
Baca juga: Tari Indang: Tari Media Dakwah dan Sejarahnya
Fungsi Tari Seudati
Setelah masuknya Islam ke Aceh, tari daerah Seudati berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Islam. Hal itu jelas adanya seperti yang kita ketahui bahwasanya Aceh adalah daerah yang menerapkan syariat Islam dengan ketat sehingga dikenal dengan julukan serambi mekkah. Selain itu, Tari khas Seudati juga memiliki banyak fungsi lain sebagai berikut.
Membangkitkan Semangat
Termasuk dalam jenis tarian perang, tari daerah asal Aceh ini memiliki syair yang memberi kesan semangat. Hal tersebut dicerminkan oleh para penyanyi dalam liriknya menggunakan kata-kata yang menggugah semangat. Serta, cara menyanyinya pun dengan lantang dan penuh semangat berapi-api dipadu padankan dengan nada yang meliuk-liuk semakin menambah kobaran api semangat baik untuk para penari sendiri maupun para penonton.
Mengajarkan Nilai Kehidupan
Selain sebagai pengobar semangat, syair dari lagunya pun mengandung filosofi tentang kehidupan. Dalam syairnya terkadang disisipkan cerita mengenai persoalan hidup dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dimaksudkan agar melalui syair tersebut masyarakat sekitar bisa mendapat solusi atas permasalahan yang sedang dialami oleh masyarakat itu sendiri.
Sarana Dakwah Agama Islam
Dalam bait syairnya, selain mengandung filosofi tentang kehidupan juga disisipkan ajaran mengenai syariat dan nilai-nilai agama Islam. Oleh karena itu, tarian ini juga memiliki fungsi sebagai sarana menyebarkan serta pendidikan agama Islam. Hal itu juga didukung oleh lokasi daerahnya karena Aceh pun merupakan daerah yang kental dengan ajaran Islam.
Komponen Tari Seudati
Dalam sebuah hal pasti terdapat komponen penyusun yang membentuknya, begitu halnya dengan tari khas Seudati. Tari tradisional Aceh tersebut disusun oleh beberapa komponen yang ada di dalamnya. Komponen tari tradisional ini terdiri dari penari, serta tempo dan irama.
Penari
Terdiri dari 8-10 orang yang memiliki peranannya masing-masing. Delapan orang sebagai penari dan dua orang sebagai penyanyi. Untuk para penari memiliki istilah khusus masing-masing seperti yang sudah disebutkan di atas. Mereka beraksi secara bersamaan untuk menghibur para penonton.
Tempo dan Irama
Berbeda dengan tarian tradisional yang pada umumnya menggunakan instrumen musik, tari seudati menggunakan suara yang berasal dari penari itu sendiri sehingga menghasilkan tempo dan juga irama lagu yang enak didengar. Mengandalkan bunyi tepukan ke dada dan pinggul, menghentak kan kaki ke lantai, serta petikan jari sebagai cara untuk mendapatkan bunyi yang sesuai. Selain suara tersebut, terdapat juga nyanyian dari dua orang penyanyi yang mengiringi penari sesuai dengan gerakannya. Gerakan demi gerakan menyesuaikan dengan irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.
Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya
Pakaian penari
Dalam menampilkan tariannya, para penari menggunakan kostum celana panjang dan baju lengan panjang berwarna putih yang ketat. Pada bagian kepala, penari memakai ikat kepala berwarna merah yang disebut sebagai tangkulok. Kemudian, pada daerah pinggang memakai kain songket hingga sebatas paha yang biasanya juga dipakai bersamaan dengan sebilah rencong yang diselipkan di pinggang tiap penari sebagai pelengkap.
Gerakan Penari Seudati
Memiliki makna keteguhan, semangat, serta jiwa kepahlawanan seorang pria Aceh, tari yang berasal dari Aceh ini memiliki ciri khas gerakan yang gagah, riang, serta kekompakan dari olah tubuh yang dilakukan ketika menari. Terdapat gerakan seperti meloncat, melangkah, memukul dada, memetik jari, hingga menghentakkan kaki ke lantai merupakan gerakan utama dari tarian khas Aceh ini. Sedangkan untuk gerakan dasar dilakukan dengan dua cara, yaitu ketika gerakan dimulai oleh pemimpin tari atau Syeikh, atau pun sebaliknya.
Acara Pementasan Tari Seudati
Dalam kehidupan masyarakat Aceh, tarian ini biasanya dipersembahkan pada kegiatan-kegiatan adat, perayaan agama dan kebudayaan. Namun, tarian khas ini juga bisa dipentaskan dalam acara-acara tertentu sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan Tari Seudati ini.
Perkembangan Tari Seudati
Sampai pada masa sekarang ini, tari tradisional ini mengalami perkembangan yang signifikan. Hal itu dikarenakan antusiasme para generasi muda untuk belajar dan melestarikan tari tersebut sehingga tercipta gerakan-gerakan baru yang lebih segar dan menarik. Namun tentu saja tidak serta merta menghilangkan keaslian serta nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.
Kesimpulan
Tari yang hampir mirip dengan tari saman ini adalah tari yang mempunyai makna sebagai semangat kepahlawanan pria Aceh. Tarian ini pun memiliki bermacam fungsi yang salah satunya adalah sebagai pengobar semangat. Tari Seudati ini merupakan definisi dari sebuah tarian yang ear-catching dan eye-catching yang sesungguhnya. Ayo Anak Nusantara, sebagai generasi muda pelajari dan lestarikan tarian tradisional ini!
Baca juga: Tari Tor Tor: Seni Tari dari Batak Toba
Tidak ada komentar