1. Budaya
  2. Tari Daerah

Tari Reog: Sejarah Hingga Keunikannya

Reog adalah tari tradisional yang berasal dari Jawa Timur, tepatnya dari Ponorogo. Maka dari itu, sering sekali kita mendengarnya sebagai Reog Ponorogo. Tari ini masih lekat dengan hal-hal yang mistik dan ilmu kebatinan dalam pementasannya. Adakah Anak Nusantara yang sudah pernah mengunjungi kota asal dari tarian ini? Atau mungkin berasal dari daerah tersebut? Jika kita berkunjung ke kota Ponorogo, maka akan kita temui dua sosok yang menghiasi gerbang kota, yaitu Gemblak dan Warok. Sosok tersebut yang juga terlibat dan tampil dalam pertunjukkan Tari Reog. Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai tari tradisional yang satu ini!

Sejarah Tari Reog

Dimulai pada tahun 1920 an, Tari Reog menjadi tarian tradisional yang dipentaskan di tempat atau area terbuka sebagai hiburan rakyat. Banyak sekali cerita tentang asal usul terciptanya tari tradisional yang satu ini. Cerita yang paling masyhur adalah cerita tentang pemberontakan oleh seorang abdi kerajaan pada pemerintahan Bhre Kertabumi, yaitu Raja Majapahit terakhir yang berkuasa sekitar abad ke 15. Abdi kerajaan tersebut bernama Ki Ageng Kutu.

Mulanya Ki Ageng Kutu marah besar yang diakibatkan oleh pengaruh kuat dari pihak istri raja yang berasal dari negeri Cina. Lebih dari itu, Ki Ageng Kutu juga merasa marah dan tidak terima kepada rajanya sendiri disebabkan karena dalam masa pemerintahannya banyak terjadi kecurangan dan korupsi dimana-mana. Pada saat itu beliau memprediksi bahwa sudah tidak lama lagi kekuasaan kerajaan Majapahit akan segera berakhir.

Tidak berselang lama, beliau memutuskan pergi meninggalkan kerajaan tempat beliau selama ini mengabdi dengan sepenuh hati. Beliau menuju suatu daerah dan mulai membangun perguruan. Di tempat tersebut beliau mulai mengajar ilmu kekebalan diri serta seni bela diri untuk kaum muda disertai dengan ilmu kesempurnaan hidup. Ki Ageng berharap dengan pelatihan ini akan menemukan bibit calon kebangkitan kerajaan Majapahit yang kian hari kian runtuh.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Dengan jumlah yang tidak banyak, Ki Ageng menyadari bahwa pasukan yang dimilikinya tidak seberapa jumlahnya dan memiliki kekuatan yang lemah jika harus melawan pasukan kerajaan. Sehingga, Ki Ageng Kutu menyampaikan pesan politis beliau melalui pertunjukan Reog Ponorogo yang juga memiliki arti sindiran kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya.

Pementasan Tari Reog

Selain memiliki arti sindiran, pertunjukan tari juga menjadi strategi awal Ki Ageng menciptakan perlawanan masyarakat lokal melalui pagelaran Reog. Pada pertunjukannya, penari menggunakan topeng yang berbentuk kepala singa yang biasa disebut “Singa Barong” yang menjadi simbol Kertabhumi. Dibagian atas kepalanya diberi bulu-bulu merak yang membuatnya mirip kipas yang berukuran raksasa. Hal tersebut menunjukkan pengaruh kuat dari pihak istri raja dan rekan-rekan Cinanya yang mengatur atas semua yang dilakukannya.

Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya

Di dalam pementasan Reog, ada sebuah peran yang bernama Jatilan yang diperankan oleh gemblak yang juga menunggangi kuda-kudaan. Properti kuda-kudaan tersebut memiliki arti bahwa kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit dan kekuatan warok yang berbeda sangat jauh dan mencolok.

Selanjutnya pada penggunaan properti topeng. Dibalik topeng tersebut ada badut merah yang menyimbolkan Ki Ageng Kutu yang menopang topeng singo barong seberat 50 kg sendirian dan hanya mengandalkan giginya saja.

Kian hari pertunjukkan Reog semakin populer sehingga menyebabkan Bhre Kertabhumi melakukan pemberontakan dan segera mengambil tindakan dengan menyerang perguruan yang telah didirikan oleh Ki Ageng Kutu. Pada akhirnya pemberontakan ini dapat diatasi oleh kesigapan warok dengan melerainya.

Meskipun telah ada pemberontakan, anggota perguruan tetap melanjutkan ajaran yang telah diberikan meskipun harus dengan cara sembunyi-sembunyi. Pertunjukkan Reog tetap bisa dipentaskan karena sudah terkenal diseluruh penjuru masyarakat. Dalam hal ini, ada beberapa perubahan alur cerita dengan ditambahkan karakter yang telah ada pada cerita rakyat Ponorogo, yaitu Dewi Songgolangit, Sri Genthayu, dan Klono Sewandono.

Hingga saat ini, Tari Reog masih terjaga kelestariannya dan mengikuti hal-hal yang telah diwariskan oleh leluhur dan budaya yang telah ada.

Keunikan Tari Reog Ponorogo

Dalam pertunjukkan Reog terdapat komponen tokoh penari yang mengisi Tari Reog, yaitu:

1.  Jathil

Jathil merupakan salah satu tokoh yang memiliki peran pada pertunjukan Tari Reog. Tarian yang dibawakannya bernama Jathilan yang menggambarkan ketangkasan dan kepiawaian prajurit di atas kuda dalam berperang. Penari menunjukkan ekspresi semangat dalam membawakan tarian.

2.  Warok

Warok merupakan tokoh yan sempurna pada perjalanan hidupnya. Kata Warok berasal dari kata “wewarah” yang memiliki arti orang yang memiliki tekad yang suci sehingga bisa memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih mengenai bagaimana menjalani kehidupan yang baik.

3.  Barongan

Pada tokoh Barongan memiliki bagian-bagian diantaranya adalah kepala harimau, gembong dadak merak, dan krakap. Panjangnya sekitar 2.25 meter, lebar 2.30 meter dan memiliki berat hingga 50 kilogram.

Pelajari Juga Tarian Daerah Lainnya

4.  Klono Sewandono

Klono Serandono dikenal dengan Raja Klono yang sakti mandraguna dan mempunyai cemeti yang sangat ampuh, cemeti tersebut biasa disebut Pecut Samandiman. Cemeti tersebut selalu dibawanya kemanapun Raja pergi untuk melindungi diri dan rakyatnya. Tarian ini menggambarkan gerak tari yang lincah serta berwibawa. Selain itu, gerak tari juga menggambarkan seorang yang sedang kasmaran karena diceritakan pada saat itu Raja sedang mengalami mabuk asmara.

5.  Bujang Ganong

Bujang Ganong atau biasa disebut dengan Patih Pujangga Anom menggambarkan tokoh yang energik, lucu dan memiliki keahlian seni bela diri. Pada tarian ini tokoh selalu diperankan oleh 2 orang dan selalu menjadi tokoh yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Patih digambarkan sebagai sosok yang cekatan, lucu, cerdik, sakti dan memiliki kemauan keras.

Selain terdapat beberapa tokoh penari dalam pertunjukkan Reog, yang membuatnya unik adalah ada sesi dimana seorang penari menggunakan topeng seberat 50 kg yang ditahan dengan gigi sang penari. Topeng yang digunakan pun tergolong tidak murah dan pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Pengrajin topeng Reog rata-rata menghabiskan waktu 7 hingga 10 tahun untuk belajar membuat topeng ini.

Tarian tradisional ini dalam suatu pertunjukkan memakan waktu yang cukup lama karena memiliki jalan cerita yang terdiri dari pengantar, pembuka, isi cerita, penutup dan juga prolog.

Saat ini, Tari Reog mengalami perkembangan baik dari seni estetika panggung, koreografis sehingga bisa dijadikan tari dalam festival. Reog Ponorogo sangat terbuka dalam perubahan ragam geraknya sehingga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

Baca juga: Tari Pendet: Tari Tradisional dari Bali yang Paling Tua

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tari Reog: Sejarah Hingga Keunikannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]