Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kesenian tari daerah hingga tidak terhitung jumlahnya. Tari yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tersebut pastinya menyuguhkan ciri khas dan keunikan sejarah dari tiap daerahnya. Hal tersebut berlaku juga untuk Tari Lilin yaitu tarian daerah yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Informasi lengkap terkait asal daerah, sejarah, properti, hingga pola lantai dari tari khas Sumatera Barat ini telah Munus rangkum sebagai berikut.
Sejarah Tari Lilin
Daftar Isi
Tari Lilin berasal dari daerah Sumatera Barat. Sesuai dengan namanya, tarian ini memakai lilin dalam pementasannya. Seperti halnya tarian daerah yang memiliki sejarah dalam proses penciptaannya, begitu pula dengan Tari Lilin. Asal-usul penciptaan tari tradisional ini juga berasal cerita rakyat dan cerita tersebut telah dipercaya oleh rakyat serta diceritakan secara turun-temurun.
Kisah tersebut berawal dari seorang gadis di sebuah desa yang ditinggal merantau oleh sang tunangan. Tunangan gadis tersebut mengadu nasib dengan berprofesi sebagai pedagang. Suatu ketika, cincin pertunangan sang gadis yang menandakan sebagai ikatan cinta dua sejoli itu hilang. Hilangnya tersebut bertepatan di waktu malam dimana keadaan sangat gelap gulita.
Menyadari cincinnya hilang, sang gadis kaget dan langsung melakukan pencarian di malam yang gelap tersebut dibantu dengan beberapa kawannya. Karena ketiadaan listrik pada zaman dulu, maka untuk menerangi proses pencarian cincin pertunangan tersebut sang gadis menggunakan lilin sebagai penerangan. Agar tidak meleleh dan panas di tangan, maka digunakanlah piring sebagai tatakannya.
Dalam proses pencarian cincin tersebut, tentunya banyak gerakan yang dilakukan oleh sang gadis. Beberapa orang yang membantunya melihat gerakan sang gadis sangat lemah gemulai mirip dengan tarian. Uniknya, selama pergerakan tersebut, api di lilin yang dipegang oleh sang gadis tetap terjaga nyalanya. Dari peristiwa itulah maka kemudian muncul sebuah tarian lemah gemulai yang menggunakan lilin yang diberi nama Tari Lilin.
Fungsi Tari Lilin
Tarian yang berasal dari Sumatera Barat ini pada awalnya memiliki fungsi sebagai bentuk rasa syukur terhadap segala sesuatu yang telah masyarakat dapat dari Tuhan. Pementasannya pun tidak sembarangan, yaitu pada malam hari di acara-acara adat saja. Namun dengan berkembangnya zaman, tarian ini juga mengalami perkembangan fungsi yaitu tak hanya sebagai tari acara adat tetapi juga sebagai hiburan. Selain itu, Tari yang identik dengan lilin sebagai properti ini juga ditampilkan untuk menyambut tamu penting pada masa sekarang.
Baca juga: Tari Gambyong: Simbol Kelembutan Seorang Wanita
Pola lantai
Pada dasarnya, tari tradisional yang menggunakan lilin ini tidak banyak menggunakan gerakan yang aktif. Pasalnya, keseluruhan tarian tersebut membutuhkan konsentrasi pikiran yang amat sangat untuk mencegah meredup atau matinya api yang menyala di lilin ataupun jatuhnya piring kecil yang memuat lilin tersebut. Maka dari itu, gerakan yang disajikan sangatlah halus dan lemah gemulai dan menunjukkan teknik keseimbangan.
Gerakan-gerakannya pun bervariasi, mulai dari membungkuk, berputar, hingga gerakan menengadahkan tangan selayaknya berdoa. Lemah gemulai gerakan tersebut biasanya diperagakan oleh beberapa penari perempuan dan ada juga yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Para penari tersebut menarikannya dengan harmoni antara gerakan dan musik pengiring.
Properti Tari Lilin
Dalam menampilkan sebuah pagelaran seni tari daerah, tentunya tidak lengkap tanpa adanya properti yang mendukung penampilan tersebut. Berfungsi sebagai pelengkap penampilan yang harus tersedia ketika pementasan. Adapun properti utama yang juga berperan sebagai identitas tari piring adalah lilin dan piring kecil. Kedua barang tersebut haruslah ada ketika pementasan tari asal Sumatera Barat tersebut.
Properti lain yang tidak kalah pentingnya adalah busana yang dipakai oleh para penari. Karena tarian Lilin termasuk tarian daerah, maka kostum yang dipakai oleh para penari biasanya adalah baju adat khas Minangkabau dari Sumatera Barat. Baju adat tersebut diantaranya terdiri dari tengkuluak atau hiasan kepala, baju batabue atau busana atas, lambak atau busana bawah, salampang, dan juga berbagai perhiasan pelengkap seperti dukuah (kalung), galang (gelang), dan cincin.
Selain properti tersebut di atas, terdapat juga musik pengiring yang dimainkan ketika mementaskan tarian lilin ini. Musik yang digunakan untuk mengiringi tarian lilin adalah alunan musik khas Melayu Sumatera. Alunan tersebut dihasilkan dari beberapa instrumen musik seperti gong, kenong, bonang, gendang, saxophone, gitar, biola, accordion, dan juga tok-tok.
Kesimpulan
Tari Lilin sebagai tarian khas Sumatera Barat merepresentasikan nilai budaya Minangkabau dalam pementasannya. Hal tersebut dapat dilihat mulai dari kostum hingga dan juga alunan musik yang mengiringinya. Siapa saja yang melihat dan menikmati suguhan penampilan tarian lilin maka akan terkagum dengan gerakan lemah gemulai para penari. Maka dari itu, hendaklah kita juga memberikan bentuk apresiasi kita terhadap budaya tradisional dengan cara menikmati penampilannya yang juga tidak kalah bagusnya dengan budaya modern.
Baca juga: Tari Legong: Tari Tradisional Kebanggaan Rakyat Bali
Tidak ada komentar