1. Alat Musik Tradisional
  2. Budaya

Alat Musik Angklung: Warisan Budaya Dunia Dari Sunda

Angklung adalah alat musik tradisional asli berasal dari Indonesia, tepatnya dari Sunda, Jawa Barat. Memiliki ciri khas sebagai musik tradisional yang terbuat dari bahan sederhana, tetapi menghasilkan suara yang unik dan merdu. Alat musik Angklung dikenal secara meluas di Indonesia. Selain ranah domestik, Angklung juga telah melanglang buana dan terkenal dalam kancah Internasional. Dibawah ini Munus telah meringkas informasi-informasi tentang Angklung yang Anak Nusantara mungkin butuhkan.

Asal Angklung

Seperti yang sudah Munus paparkan di atas bahwasanya alat musik angklung berasal dari Sunda, Jawa Barat yang merupakan salah satu daerah di Indonesia. Angklung sendiri berasal dari dua kata “angka” yang berarti “nada”  dan “lung” yang memiliki arti “putus” atau “hilang”. Dari kata tersebut, angklung dapat diartikan sebagai “nada yang terputus”.

Sejarah Alat Musik Angklung

Sejarah Alat Musik angklung
Alat Musik Angklung, foto oleh indonesiakeren-blogspot. com

Angklung memegang peranan penting dalam acara upacara ritual yang dilakukan oleh masyarakat sunda dalam kesehariannya, khususnya pada periode Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat. Peranan tersebut adalah sebagai media perantara yang dimainkan guna menghormati Dewi Sri yaitu dewi kesuburan. Hal itu bertujuan sebagai pengharapan agar kehidupan yang dijalani dan juga negeri yang ditempati mendapat pemberkatan dari Sang Dewi. Namun, di kemudian hari Angklung juga dijadikan sebagai media penyemangat oleh Kerajaan Sunda ketika menghadapi pertempuran, seperti pada saat Perang Bubat.

Pada perkembangannya, alat musik angklung berkembang dengan cukup pesat. Hal itu dapat dilihat dari terciptanya Angklung dengan nada diatonik yang dengannya dapat dimainkan beriringan dengan alat musik modern dan orkestra. Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang diselenggarakan di Bandung merupakan momen tidak terlupakan. Pasalnya, terdapat penampilan dari orkestra terkenal pada masa itu yang di dalamnya juga menampilkan alat musik angklung sebagai bagian dari instrumen-instrumen yang dipakai. 

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Selain itu, pada tanggal 18 November 2010, UNESCO menetapkan Angklung sebagai Karya Budaya Tak Benda dan Warisan Budaya Dunia yang asli berasal dari Indonesia. Sejalan dengan hal itu, UNESCO menyarankan kepada pihak Indonesia agar terus berupaya melestarikan serta mengembangkan alat musik tradisional ini.

Baca juga: Gamelan Jawa: Alat Musik Tradisional Nusantara

Jenis Angklung

Terdapat beberapa jenis angklung yang tiap jenisnya memiliki ciri khas tersendiri. Berikut beberapa macam jenis angklung, antara lain:

Angklung Kanekes

Namanya mengikuti dari daerah asal jenis angklung ini diciptakan, yaitu Kanekes. Kanekes merupakan suatu daerah di Banten yang orang-orangnya dikenal dengan sebutan orang Baduy / Badui. Angklung Kanekes termasuk jenis angklung yang pembuatannya tidak boleh dibuat oleh sembarang orang. Orang-orang yang diperbolehkan membuat angklung kanekes hanya orang Kajeroan saja. 

Kajeroan sendiri mencakup tiga daerah, yaitu kampung Cibeo, kampung Cikertawana, dan kampung Cikeusik. Terlepas dari hal itu, tidak semua orang dari tiga kampung tersebut dapat membuat angklung kanekes, hanya orang tertentu yang memenuhi syarat baik dari keturunan maupun syarat-syarat ritual yang perlu dilakukan dalam membuatnya. Fungsi dari angklung ini adalah dimainkan untuk ritual pada saat menanam padi.

Angklung Reog

Angklung Reog
Angklung Reog, foto oleh Cerdika. com

Sesuai dengan namanya, angklung jenis Reog ini dimainkan untuk mengiringi pementasan tarian Reog Diponegoro. Berbeda dengan angklung kebanyakan, angklung ini memiliki dua nada saja, yaitu nada besar yang berbunyi klong-klong serta nada kecil yang berbunyi klung-klung. Selain itu, angklung reyog ini menghasilkan suara yang sangat keras serta dilengkapi dengan lengkungan rotan yang dihiasi dengan hiasan benang yang berwarna-warni dan dibuat berumbai sehingga tampak begitu cantik dan menarik.

Angklung Padaeng

Bisa dikatakan sebagai angklung yang telah mengalami peningkatan, Angklung Padaeng telah memiliki varian modern. Tahun 1938, seseorang dari Bandung bernama Daeng Soetigna menciptakan angklung berdasarkan tangga nada diatonik, tidak dengan nada tradisional seperti pélog atau saléndro. Dimulai sejak saat itu angklung digalakkan untuk tujuan pendidikan dan hiburan. Bahkan, saat ini angklung sudah dapat dimainkan dengan alat musik modern lainnya dan ditampilkan di orkestra.

Selain jenis angklung yang disebutkan di atas, masih banyak lagi macam-macam angklung yang lainnya. Seperti Angklung Banyuwangi, Angklung Bali, Angklung Dogdor Lojor, Angklung Gubrag, Angklung Badeng, dll. Masing-masing jenis tersebut memiliki keunikan tersendiri yang perlu digali lebih dalam lagi.

Bahan untuk Membuat Alat Musik Angklung

Bahan pembuatan angklung adalah menggunakan bambu. Bambu yang dipakai pun merupakan jenis tertentu, yaitu bambu hitam. Menggunakan minimal dua tabung bambu yang ditancapkan pada sebuah bingkai atau penopang yang bahannya juga terbuat dari bambu. Tabung-tabung tersebut kemudian diasah sehingga nantinya akan menghasilkan nada yang sesuai serta beresonansi ketika dipukulkan. Setelah nada yang diinginkan berhasil dibuat, maka tabung-tabung bambu itu diatur sedemikian rupa sesuai dengan tangga nada oktaf.

Cara Memainkan Alat Musik Angklung 

Dalam memainkan Angklung pada dasarnya sangat mudah. Hal yang perlu dilakukan adalah memegang bawah bingkai menggunakan satu tangan, sedangkan tangan yang lainnya menggoyangkan angklung secara cepat dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan nada yang berulang sehingga membuatnya menjadi harmoni yang indah. Suara Angklung sendiri tercipta dari benturan tabung bambu yang saling menyenggol satu sama lain.

Perlu diketahui bahwasanya teknik dasar dalam memainkan angklung ada tiga. Pertama adalah  kulurung yang berarti getar, contohnya seperti penjelasan di atas di mana menggoyangkan angklung dengan cepat dari kiri ke kanan, begitu pun sebaliknya. Kedua, Centok yaitu dengan cara disentak di mana tabung dasar ditarik menggunakan jari ke telapak tangan kanan sehingga membuat Angklung untuk berbunyi satu kali saja. Ketiga adalah Tengkep, yaitu menggetarkan salah satu tabung dan menahan tabung lainnya agar tidak ikut bergetar.

Kesimpulan

Angklung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Etnis Sunda, Jawa Barat. Alat musik yang khas dengan menggunakan bahan bambu menghasilkan suara yang sangat enak didengar oleh telinga. Ketenaran Angklung sendiri pun sudah sampai pada kancah Internasional dan telah diakui oleh UNESCO sebagai budaya Indonesia. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita bangga terhadap alat musik yang satu ini.

Baca juga: Alat Musik Tradisional Sasando: Kebudayaan Asli NTT

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Alat Musik Angklung: Warisan Budaya Dunia Dari Sunda

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]