1. Monumen
  2. Museum
  3. Museum Sejarah

Mengenang Kemerdekaan di Monumen Jogja Kembali

Monumen Jogja Kembali merupakan bangunan museum peringatan hari bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia, khususnya di tanah Yogyakarta. Pelesir sejarah kali ini akan membuka kembali ingatan Anak Nusantara terkait berbagai peristiwa penting di Yogyakarta di masa kolonial.

Melalui lengkapnya koleksi diorama, patung, dan artefak sejarah lainnya, Anak Nusantara diajak untuk berkeliling Monumen Jogja Kembali, sambil mengenang betapa hebatnya perjuangan para pahlawan dan rakyat kala itu.

Wisata Monumen Jogja Kembali yang juga sering disebut Monjali dibangun sebagai lambang kembalinya Kota Yogyakarta yang pada tahun 1946-1950 menjadi Ibu Kota Indonesia setelah sempat direbut Belanda saat Agresi Militer II.

Monumen tersebut cocok dikunjungi oleh semua kalangan dari berbagai usia, mulai dari anak kecil, kumpulan pelajar karya wisata, hingga orang dewasa yang ingin mencari destinasi wisata anti mainstream.

Sejarah Monumen Jogja Kembali

Monjali mulai dibangun pada 29 Juni 1985. Berbagai rangkaian upacata adat dilakukan di awal masa pembangunan monumen ini. Seperti upacara peletakkan batu pertama yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII.

Diberi nama Monumen Jogja Kembali (Monjali) yaitu untuk memperingati peristiwa bersejarah kembalinya Jogja sebagai ibukota pada waktu itu. Hal ini juga sebagai sebuah pengingat tentang peristiwa tersebut. Monumen ini diselesaikan dalam waktu 4 tahun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Tata Letak Bangunan Wisata Monumen Jogja Kembali

Alamat Monumen Jogja Kembali terletak di desa Sariharjo dengan luas sekitar 49.000 m2. Dan para wisatawan yang sudah pernah berkunjung pasti mengetahui bahwa bangunan ini memiliki bentuk yang sangat unik. Monjali berbentuk kerucut seperti gunung , hal ini karena menyimbolkan gunung Merapi yang berada di jogja. Namun tidak hanya itu, arti lain dari kerucut adalah sebuah kesuburan tanah dan sebuah pelestarian budaya serta tradisi masa pra sejarah.

Pada halaman utama , anda akan menemui lahan luas untuk panggung pertunjukan modern atau tradisional yang digelar di monjali. Selain itu terdapat sebuah Meriam PSU Kaliber buatan Rusia, lalu ada sebuah replika pesawat Guntai dan cureng yang digunakan untuk melawan penjajah pada saat itu. Anda juga akan menemukan puisi dari Chairil Anwar yang ditulis pada dinding besar dengan judul Karawang-Bekasi. Pada dinding tersebut juga dituliskan nama-nama pahlawan yang gugur saat mempertahankan Kemerdekaan Indonesia sejak tanggal 19 Desember 1048 sampai 29 Juni 1949. 

Filosofi Keunikan Bangunan Monjali

Dalam sebuah bangunan yang dibangun tentu memiliki berbagai filosofi yang terkandung. Tentu saja sama halnya seperti monjali. Bangunan ini dibentuk juga tentu memiliki tujuan, yaitu berbentuk kerucut seperti sebuah tumpeng atau gunung. Hal ini memiliki arti sebuah kesuburan dan upaya melestarikan budaya dari nenek moyang. Letak bangunan tepat pada sumbu imajiner yang merupakan penghubung antara kraton, tugu, panggung krapyak, pantai parangtritis, dan Merapi. Dan terdapat sebuah tiang bendera yang menjadi pusat titik imajiner dari tiga monumen tersebut.

Baca Juga : Keraton Yogyakarta

Koleksi Monjali

Anda akan menemui berbagai koleksi menarik saat mengunjungi monjali. Monjali terdiri atas 3 lantai, dimana lantai pertama diisi dan digunakan sebagai perpustakaan, pujasera, dan sebuah auditorium. Pada perpustakaan terdapat berbagai referensi sejarah perjuangan di Yogyakarta. Namun tidak hanya di jogja, anda juga dapat menemui sejarah perjuangan daerah lainnya. 

Kemudian di lantai dua, Anda akan menemukan diorama sejarah. Salah satunya bercerita tentang perjuangan pahlawan dan masyarakat dalam mempertahankan Indonesia pada saat itu. Diorama tersebut menceritakan peristiwa agresi Militer Belanda II dimana Jogja kala itu menjadi saksi nyata. Ada juga cerita mengenai lapangan udara oleh Kapten Van Langen.

Diorama sejarah monumen jogja kembali
Salah satu diorama koleksi Monumen Yogya Kembali, foto oleh jogjadaily

Beralih ke lantai tiga, tempat ini dibangun khusus untuk mendoakan para pahlawan yang gugur. Tempat ini diberi nama Garbha Graha . anda dapat menemukan bendera merah putih di tengah ruangan. Saat menyusuri tangga, Anda akan menemukan relief yang bercerita tentang perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.

Spot Foto Monjali

Selain berwisata sejarah, ada sebuah wisata malam yang dapat Anda kunjungi saat berada di Monjali. Salah satunya adalah Taman Pelangi Jogja yang berada di halaman Monjali. Anda bisa berfoto ria dengan suasana lampion yang indah dan berwarna-warni disana. Selain lampion, Anda juga bisa menikmati wahana yang tersedia, mulai dari perahu dayung, becak mini, speedboat, bola air, trampoline, dan berbagai wahana lain. Wahana ini dikelilingi oleh kolam. Tak lupa, di dalam wisata ini, terdapat sebuah rumah hantu yang pas untuk menguji nyali.

Lokasi & Rute ke Monumen Jogja Kembali

Rute menuju Wisata monumen jogja kembali sangatlah mudah. Alamat Monumen Jogja Kembali ini berada di Jl. Ringroad Utara, Jongkang, Ngaglik, Sleman, Jogja. Terletak di sebelah utara Malioboro. Jadi jika anda yang hendak menuju monjali dari malioboro, anda hanya harus menuju ke utara. Setelah itu anda akan menemukan jalan jogja-magelang dan sampai pada perempatan ringroad. Jika anda sudah sampai disini, anda akan dengan mudah menemukan Gedung Monjali. 

Informasi, Harga Tiket dan Jam Buka

Anda dapat mengunjungi monjali dari hari Selasa-Minggu pukul 08.00 s/d 16.00. Harga tiket masuk monjali sangatlah murah, Rp.5000 rupiah untuk pengunjung dewasa domestik, dan Rp.7500 rupiah untuk wisatawan asing. Tidak lupa, jika Anda berkunjung secara rombongan lebih dari 30 orang, tiket masuk akan dipotong 10%. Untuk anak TK akan dipotong 50% per anak.

Anak Nusantara tertarik untuk mengunjungi Monjali? Yuk, kenali Indonesia lewat sejarah Monumen Jogja Kembali.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Mengenang Kemerdekaan di Monumen Jogja Kembali

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]