1. Peninggalan Sejarah

Prasasti Tugu: Sejarah, Isi, Terjemahan, & Lokasinya

Salah satu sumber sejarah kuno yang dapat ditemukan di Indonesia adalah prasasti. Isi prasasti biasanya berupa kronologis pada suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau. Nah, pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang Prasasti Tugu. Simak sejarahnya secara lengkap hanya di Museum Nusantara!

Tentang Prasasti Tugu

Ilustrasi Raja Purnawarman (Sumber: Wikimedia Commons)
Ilustrasi Raja Purnawarman (Sumber: Wikimedia Commons)

Prasasti Tugu dibuat pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara. Singkatnya, isi dari prasasti ini adalah tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman yang terjadi pada tahun ke-22 dalam masa pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut adalah mandat dari raja untuk menghindari bencana banjir dan kekeringan pada musim kemarau. 

Peninggalan sejarah berupa prasasti ini, merupakan bukti adanya masa kejayaan dari Raja Purnawarman. Isi di dalam prasasti ini menjelaskan bahwa Purnawarman adalah seorang Maharaja yang memiliki sifat bijaksana, dermawan, dan pandai. Sifat tersebut diperkuat dari riwayat pemberian sapi berjumlah seribu ekor kepada kaum brahmana yang tertulis di prasasti.

Sejarah Penemuan Prasasti Tugu

Prasasti ini pertama kali ditemukan di Kampung Batu Tumbuh, Desa Tugu, yang saat ini masuk ke dalam wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Saat ditemukan, prasasti ini terkubur di bawah tanah dan hanya bagian puncak nya saja yang terlihat sekitar 10 cm. Penduduk sekitar lokasi penemuan biasa menyebut prasasti ini dengan batu tumbuh. 

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Lapisan tanah yang ada di sekitar batu prasasti perlahan terkikis sampai akhirnya ditemukan oleh peneliti Belanda. Karena penemuannya, pada tanggal 4 Maret 1879, peneliti Belanda tersebut mengadakan rapat pimpinan yang membahas penemuan Prasasti Tugu. Dalam rapat ini, JA van der Chijs mengusulkan agar batu prasasti dipindahkan ke museum.

Pada tahun 1973, diadakan kembali penggalian arkeologi di lokasi penemuan prasasti. Hasil penggalian tersebut ditemukan sejumlah pecahan gerabah dari berbagai jenis, pola hias, dan ukiran yang mempunyai persamaan dengan gerabah Kompleks Buni.

Isi dan Terjemahan Prasasti Tugu

Prasasti ditulis menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta (Sumber: Wikimedia Commons)
Prasasti ditulis menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta (Sumber: Wikimedia Commons)

Prasasti ini dipahat pada batu andesit berbentuk bulat panjang setinggi satu meter. Tulisan yang ada di prasasti ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi Prasasti Tugu apabila dilihat dari bentuk huruf Pallawa yang digunakan, diperkirakan dibuat di pertengahan abad ke-5. 

Dibandingkan prasasti dari masa Kerajaan Tarumanegara lainnya, Prasasti Tugu merupakan prasasti yang terpanjang yang dikeluarkan oleh Raja Purnawarman. Prasasti ini dikeluarkan pada masa pemerintahannya pada tahun ke-22 sehubungan dengan peristiwa peresmian saluran sungai Gomati dan Candrabhaga yang telah dibuat.

Adapun isi lengkap Prasasti Tugu setelah diterjemahkan adalah.

  • Sungai Candrabhaga telah digali oleh Yang Mulia Raja Purnawarman yang mempunyai lengan kencang dan kuat, untuk mengalirkannya ke laut, setelah sungai ini sampai di istana kerajaan.
  • Di dalam tahun ke-22 masa pemerintahan Yang Mulia Raja Purnawarman, yang berkilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya, beliau menggagaskan penggalian sungai yang berair jernih, yaitu sungai Gomati.
  • Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, disebutkan pada tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan diakhiri pada hari tanggal 13 paro-terang bulan Caitra. Pekerjaan tersebut diselesaikan hanya 21 hari saja dan total galian sungai panjangnya 6.122 tumbak atau 11 km. Selamatan baginya dilakukan pada para brahmana berupa 1.000 ekor sapi yang dihadiahkan.

Makna Prasasti Tugu

Mengenai nama sungai Candrabhaga yang disebutkan di dalam prasasti, menurut Poerbatjaraka sungai itu awalnya adalah nama sungai di India, yang diberikan kepada sungai di Jawa. Melalui etimologi, para sejarawan menilai bahwa nama Candrabhaga sekarang dikenal dengan nama Bekasi dan diduga sebagai pusat Kerajaan Tarumanegara. 

Prasasti ini adalah prasasti yang tidak menyebutkan penanggalan dan tidak memuat angka tahun yang pasti, namun menyebutkan nama bulan Phalguna dan Caitra. Bulan tersebut bertepatan dengan bulan Februari-April menurut penanggalan Masehi. Mengingat intensitas hujan di Jawa Barat lebat pada bulan Januari dan Februari, kemungkinan pembuatan sungai ditujukan untuk mengatasi banjir. 

Selain pahatan berupa tulisan, terdapat hiasan berbentuk tongkat dengan ujung menyerupai trisula. Gambar tongkat ini dipahat memanjang tegak lurus dan berfungsi sebagai pembatas untuk setiap baris tulisan.

Lokasi Prasasti Tugu

Prasasti tersimpan di Museum Nasional indonesia Jakarta (Sumber: Kemdikbud)
Prasasti tersimpan di Museum Nasional indonesia Jakarta (Sumber: Kemdikbud)

Lokasi asal prasasti ketika ditemukan adalah di Kampung Batu Tumbuh, Desa Tugu, di sekitar Simpang Lima Semper sekarang, tidak jauh dari tepian Kali Cakung. Sekarang wilayah tersebut menjadi wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Untuk saat ini, Prasasti Tugu disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Demikian pembahasan Museum Nusantara kali ini mengenai Prasasti Tugu. Prasasti adalah bahwa peninggalan sejarah yang sangat berharga, sehingga perlu dijaga dan dirawat keberadaannya. Peninggalan sejarah yang terawat bermanfaat untuk generasi berikutnya, karena bangsa yang besar tidak pernah melupakan sejarahnya.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Prasasti Tugu: Sejarah, Isi, Terjemahan, & Lokasinya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]