1. Kerajaan
  2. Kerajaan di Indonesia

Kerajaan Demak | Sejerah, Letak, Raja & Peninggalannya

Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa.  Menjadi kerajaan besar, membuat kerajaan ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Penyebaran agama islam di pulau jawa yang di prakarsai oleh sembilan orang wali yang dikenal dengan  sebutan Wali Songo. 

Saat ini, Indonesia berhasil menjadi negara dengan populasi muslim terbanyak. Hal tersebut tak lepas dari peran para wali songo ini dalam menyebarkan agama islam baik di pulau jawa maupun nusantara. Jika anak nusantara ingin belajar mengenai sejarah penyebaran agama islam yang ada di Pulau Jawa. Kalian bisa membaca sejarah Kerajaan Demak terlebih dahulu. 

Sejarah Kerajaan Demak

Menurut Sejarah Kerajaan Demak awalnya masuk ke dalam wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit. Lokasinya yang berada di pesisir utara Pulau Jawa. Pada saat terjadi kekacauan di Kerajaan Majapahit yang disebabkan oleh adanya perebutan tahta dan kekuasaan, membuat wilayah kekuasaan mengalami kemunduran kekuasaan. Namun wilayah demak ini tidak terpengaruh oleh konfilk tersebut dan menjadi daerah yang mandiri.

Sumber lain mengatakan bahwa, Sejarah Kerajaan Demak merupakan kerajaan pengganti dari Majapahit. Pasalnya banyak yang mempercayai bahwa Kerajaan Demak didirikan oleh putra dari raja Majapahit yang terakhir, yaitu Raden Patah yang merupakan putra dari Brawijaya, raja terakhir Majapahit.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang mendapat dukungan dari Wali Songo. Wali Songo merupakan kumpulan para wali yang terdiri dari sembilan orang yang memiliki tujuan mulia. Mereka memiliki peranan penting dalam menyiarkan dan mengembangkan agama islam di pulau Jawa. 

Dalam penyiarkan agama islam, mereka berupaya untuk memusatkan tempat pendidikan di satu lokasi saja. Mereka memilikh Demak untuk dijadikan wilayah setral penyebaran agama islam karena letaknya yang stategis dan berada dipesisir pantai. 

Akhirnya Raden Patah mendirikan pesantren di Desa Glagah Wangi. Pesantren yang berada di Glagah Wangi ini berhasil memikat minat masyarakat. Kemudian desa ini menjadi pusat ilmu pengetahuan dan perdagangan. Keberadaan desa ini semakin dikenal dan perkembangannya pun semakin pesat sehingga desa Glagah Wangi menjadi Kerajaan Demak. Kerajaan Demak resmi berdiri pada tahun 1481 M atau 1403 tahun Saka. Tepat beberapa saat setelah keruntuhana kerajaan Majapahit.

Letak Kerajaan Demak

Letak Kerajaan Demak menurut studi IAIN Wali Songo, Jawa Tengah, pada tahun 1974 menjelaskan bahwa Letak Kerajaan Demak berada di 3 lokasi :

Bukti pertama menunjukkan bahwa tidak pernah ada kerajaan atau istana megah di Demak. Hal ini mengacu pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa raden patah hanya menyiarkan agama islam saja di daerah Demak. Beliau tinggal di kediaman yang biasa. Begitu juga dengan adanya masjid agung yang hanya dianggap sebagai lambang kerajaan saja.

Bukti kedua menjelaskan bahwa masjid persembahan yang dibangun oleh wali songo letaknya tak jauh dari istana. Diperkirakan Letak Keraton atau Kerajaan Demak berada di lokasi yang kini menjadi lembaga permasyarakatan ( sebelah timur alun – alun ). Banyak yang menyebutkan bahwa pihak Belanda yang menghilangkkan kesan keraton di tempat tersebut. Anggapan ini berdasarkan pada penemuan nama sitihingkil (setinggi), sampangan, pungkuran, betengan, dan jogoloyo.

Bukti ketiga menyebutkan bahwa letak Kerajaan Demak berada di depan Masjid Agung Demak. Menyeberangi sungai dengan keberadaan dua pohon pinang. Banyak masyarakat yang masih percaya bila diantara kedua pohon tersebut terdapat makam Kiai Gunduk. Menurut kepercayaan penduduk setempat, sesungguhnya yang ditanam adalah tombak atau pusaka. 

Silsilah Kerajaan Demak

Selama masa Kesultanan Demak, terdapat beberapa pergantian raja yang berkuasa di kerajaan ini, Tercatat terdapat 5 kali pergantian raja dalam silsilah kerajaan Demak, yaitu :

1. Raden Patah 

Raden Patah merupakan keturunan raja terakhir kerajaan majapahit bernama Brawijaya. Beliaulah yang pertama kali mendirikan sebuah pesantren dan berkembang menjadi sebuah kerajaan. 

Sebagai raja pertama dalam Silsilah Kerajaan Demak, Raden Patah mendapatkan gelar Senapati Jumbang Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Palembang Panatagama. Nama Palembang dalam gelarnya tersebut diambil dari nama kota kelahiran Raden Patah yaitu Palembang.

Raden Patah memerintah Demak selama 43 Tahun. Dari sejak berdirinya Demak sebagai kerajaan yaitu pada tahun 1475 M sampai 1518 M.

2. Pati Unus 

Setelah Raden Patah turun tahta, pemegang kekuasaan Kesultanan Demak digantikan dengan anaknya yaitu Adipati Unus atau dikenal dengan nama Pati Unus. Pati Unus naik tahta menjadi raja Demak ke 2 pada tahun 1518M.

Dikenal sebagai panglima perang yang gagah dan berani, Pati Unus memiliki nama lain, yaitu  Pangeran Sabrang Lor. Sebutan ini diberikan karena keberanian Pati Unus dalam memimpin armada laut untuk menyerang Portugis yang menduduki malaka.

Pati Unus kala itu diutus oleh ayahnya untuk membebaskan malaka dari bangsa Portugis. Dibantu oleh kerajaan Aceh. Namun karena tidak memiliki senjata yang canggih dan memadai akhirnya beliau kalah. Pada tahun 1521 M, Beliau wafat dalam pertempuran di malaka pada usia 41 Tahun. Pati Unus menjabat sebagai raja hanya selama 3 tahun.

3. Sultan Trenggana

Pada saat Pati Unus wafat. Tahta kerajaan diberikan kepada adiknya yaitu Raden Trenggana. Trenggana dianugerahi gelar sebagai Sultan. Sultan Trenggana adalah raja Demak yang paling besar. 

Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Dibawah kepemimpinan, Kesultanan Demak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasalnya beliau berhasil merebut wilayah Sunda Kelapa dari kekuasaan Portugis dengan mengirimkan utusan militernya.

Pasukan militer Sultan Trenggana juga berhasil mengalahkan kerajaan – kerajaan Hindu dan Budha yang saat itu masih ada di tanah Jawa. Sehingga wilayah kekuasaan Demak menjadi semakin Luas.

Dalam memperkuat kekuasaan, selain dengan melakukan penyerangan terhadap kerajaan hindu, budha dan bangsa Portugis, Sultan Trenggana juga melakukan perjodohan seorang putrinya yang dinikahkan kepada Bupati Madura dan mengambil Joko Tingkir (putra bupati Pengging) sebagai menantu. 

Masa pemerintahan raja Demak ketiga ini berakhir saat Sultan Trenggana terbunuh dalam medan pertempuran Pasuruan pada tahun 1546 Masehi.

4. Sunan Prawata

Sepeninggalan Sultan Trenggana, terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Surowito dengan Raden Mukmin. Persengketaan berakhir dengan terbunuhnya Pangeran Surowito selepas pulang dari masjid usai menunaikan shalat Jumat pada tahun 1546 Masehi. 

Sehingga kekuasaan jatuh ke tangan Raden Mukmin. Setelah naik tahta Raden Mukmin mendapatkan gelar Sunan Prawata. Sunan Prawata hanya memerintah Demak selama 1 tahun. Beliau wafat karena dibunuh oleh Arya Penangsang anak dari Pangeran Surowito yang membalas dendam atas kematian ayahnya.

5. Arya Penangsang

Setelah membunuh Sunan Prawata, Arya Penangsang naik tahta menjadi raja ke 5 kesultanan Demak. Arya Penangsang menjadi pemimpin Demak selama 7 tahun. Pada masa pemerintahannya, Arya Penangsang dipenuhi dengan rasa ketidakpercayaan terhadap para pemimpin yang menjabat di wilayah kekuasaan Demak.

Hingga Akhirnya pada tahun 1554 M, Arya Penangsang terbunuh dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Adipati Pajang bernama Joko Tingkir.

Masa Kejayaan Demak

Dahulu, Demak dikenal sebagai kerajaan terkuat di Jawa pada awal abad ke-16. Seperti yang telah disebutkan, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Bukan cuma Sunda Kelapa, wilayah-wilayah lain yang dapat dikuasai oleh Demak adalah Tuban, Madiun, Surabaya, Pasuruan, Malang, dan kerajaan Hindu terakhir di Jawa, Blambangan.

Dalam memperkuat wilayah kekuasaannya, Sultan Trenggana juga melakukan pernikahan politik lewat perjodohan Pangeran Hadiri dengan puterinya. Pangeran Paserahan dengan putrinya (lalu memerintah di Cirebon). Fatahillah dengan adikny. Joko Tingkir dengan adiknya. Sultan Trenggana gugur selepas pertempuran menaklukkan Pasuruan pada 1946 dan posisinya lantas digantikan Sunan Prawata.

Berikut ini adalah bukti Masa Kejayaan Demak :

1. Daerah Kekuasaan yang Luas

Pada saat masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan Demak meliputi Banjar, Palembang, Maluku, Serta bagian Utara Pulau Jawa. Daerah kekuasaan ini bertambah Luas pada saat masa kepemimpinan Sultan Trenggana. 

Beliau berhasil menahlukkan dan menguasai wilayah bekas kerajaan hindu dan budha seperti Tuban, Madura, Madiun, Surabaya, Pasuruan, Kediri, Malang, dan Blambangan. Pasukan militer beliau juga berhasil mengambil alih malaka dari tangan Portugis. Daerah kekuasaan yang luas menjadi salah satu bukti masa kejayaan Demak.

2. Keadaan Ekonomi Yang Mapan

Letaknya yang berada di pesisir pantai, menjadikan Demak sebagai salah satu pelabuhan besar di Nusantara. Demak memiliki peran penting dalam proses perdagangan antar pulau di Indonesia. Komoditi yang diperdagangkan oleh Demak adalah hasil pertanian seperti beras, jagung. Selain itu juga ada Lilin dan Madu yang menjadi komoditi ekspor Demak.

Demak menjadi pusat kegiatan perdagangan pada masa itu. Dibangun juga pelabuhan khusu perdagangan yang terletak di daerah sekitar Bonang, Demak. Sedangkan untuk kegiatan militer, dibangun juga pelabuhan yang berlokasi di sekitar wilayah Teluk Wetan, Jepara.

3. Kehidupan Sosial Budaya Yang Harmonis

Menjadi kerajaan Islam, penduduk yang hidup di wilayah kekuasaan Demak hidup dalam aturan ajaran dan hukum Islam. Proses Syiar agama islam yang dilakukan oleh Wali songo yang mendapatkan dukungan dari kerajaan berperan penting didalamnya. 

Para wali songo mengajarkan ajaran islam dengan melakukan akulturasi  budaya antara islam, hindu dan budha. Hal ini membuat penduduk setempat merasa tertarik dan mau memeluk agama islam.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak

Penyebab Runtuhnya kerajaan Demak dimulai dari ada peperangan dan konflik yang diakibatkan dari adanya perebutan kekuasaan diantara keluarga kerajaan. Sepeninggalan Sultan Trenggana, pemerintahan kerajaan ini mengalami kemunduran dan terjadi peperangan antara anggota keluarga dan muncul pemberontakan – pemberontakan dari daerah – daerah kekuasaan Demak. 

Para calon raja pengganti sultan trenggana bertikai satu sama lain untuk memperebutkan tahta kerajaan. Terbunuhnya Pangeran Surowito selepas pulang dari masjid usai menunaikan shalat Jumat pada tahun 1546 Masehi. Membuat Sunan Prawata naik tahta menjadi raja Demak ke 4. Namun masa pemerintahannya hanya selama 1 tahu. Karena beliau dibunuh oleh Arya Penangsang yang memiliki dendam terhadap beliau karena ayahnya telah dibunuh. 

Kemudian Arya Penangsang naik tahta menjadi raja ke 5 Demak. Beliau mendapat dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk menjadi sultan Demak. Dalam masa pemerintahannya, banyak adipati yang menjadi di daerah kekuasaan Demak tidak mengakuinya sebagai Raja. Akhirnya Arya Penangsang wafat dalam pemberontakan yang yang dipimpin oleh Adipati Pajang bernama Joko Tingkir. Kemudian Joko Tingkir memindahkan kekuasaan ke Pajang. Hal ini menandai bahwa kekuasaan Demak telah berakhir. Begitulah cerita  penyebab runtuhnya Kerajaan Demak.

Peninggalan Kerajaan Demak

1. Masjid Agung Demak

Bangunan Masjid Agung Demak, merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Demak yang masih dapat kita lihat sampai saat ini. Masjid ini didirikan pada masa Wali Songo sekitar tahun 1479 M. Masjid ini menjadi bukti bahwa dulunya Demak menjadi pusat kegiatan pengajaran dan keagamaan Islam. 

2. Pintu Bledek

Pintu Bledek merupakan pintu yang berada di Masjid Demak. Pintu ini merupakan buatan dari Ki Ageng Selo yang memiliki candra sengkala, yakni Naga Mulat Salira Wani yang memiliki arti tahun 1388 saka atau 887 Hijriah atau 1466 Masehi. Yang menandakan tahun dimana pintu ini dibuat oleh Ki ageng Selo. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo dari petir yang menyambar.

3. Soko tatal dan Soko Guru

Soko tatal dan soko guru masih merupakan bagian dari komponen yang ada di Masjid Agung Demak. Soko guru yang terdiri dari 4 buah tiang utama. Dinamakan soko tatal karena menurut cerita soko ini terbuat dari tatal atau serpihan kayu. Soko tatal ini dibuat oleh Sunan Kalijaga dari kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan menggunakan kekuatan spiritualnya.

4. Bedug dan Kentongan

Bedug dan Kentongan menjadi alat pemanggil penduduk pada saat itu untuk melaksanakan ibadah Sholat. Alat ini dibunyikan pada saat akan mengumandangkan adzan pada sholat 5 waktu. Anak Nusantara bisa melihat salah satu peninggalan Kesultanan Demak ini di museum. 

5. Situs Kolam Wudlu

Selain mendirikan Masjid. Para wali songo juga membuat padasan yang digunakan penduduk untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan sholat. Saat ini kolam wudlu ini tidak bisa digunakan dan menjadi situs sejarah peninggalan kerajaan Demak. Namun tak usah khawatir sudah dibangun kolam lain yang digunakan untuk berwudhu.

6. Maksurah Maksurah

Peninggalan ini berupa ukiran kaligrafi tulisan arab yang berisi tentang ke-Esaan Allah. Anak Nusantara dapat melihat ukiran kaligrafi cantik ini pada dinding Masjid Agung Demak. Ukiran kaligrafi ini diperkirakan dibuat pada tahun 1866.

7. Dampar Kencana

Dampar Kencana ini berbentuk singgasana para Raja kala itu. Dampar Kencana merupakan barang peninggalan yang masih terawat dan dapat digunakan dengan baik. Saat ini Dampar Kencana digunakan sebagai mimbar untuk khutbah pada saat melaksanakan sholat jumat di Masjid Agung Demak. 

8. Piring Campa

Piring Campa merupakan barang peninggalan pada masa Kesultanan Demak. Piring ini diberikan oleh ibu Raden Patah yang menjadi putri Campa. Piring ini berjumlah 65 buah. Piring ini dijadikan sebagai hiasan dinding di Masjid Agung Demak. Ada juga yang di pasang di bagian pengimaman  Masjid Demak.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Kerajaan Demak | Sejerah, Letak, Raja & Peninggalannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]