1. Cerita Rakyat

Cerita Sangkuriang dan Legenda Gunung Tangkuban Perahu

Cerita Sangkuriang dan Asal Muasal Tangkuban Perahu

Halo Anak Nusantara, pernahkan kalian membaca cerita rakyat Legenda Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu? Pasti diantara kalian ada yang sudah membaca atau mungkin juga ada yang lupa akan ceritanya. 

Kali ini Museum Nusantara akan mengingatkan kembali kepada kalian mengenai cerita-cerita rakyat yang ada di Nusantara loh. Cerita pertama adalah Cerita Sangkuriang dan asal – usul gunung tangkuban perahu. berikut ini adalah kisah lengkapnya. 

Masa Kecil Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan Tumang di Gubuk Sederhana

Sangkuriang memiliki ibu bernama Dayang Sumbi. ibunya adalah anak dari seorang raja bernama Sumbing Perbangkara. Ia memiliki paras yang cantik dan menawan.

Namun sayang, Dayang Sumbi malah menikah dengan seekor anjing bernama Tumang dan sedang mengandung. Sang raja yang merasa malu lantas mengusir putrinya tersebut ke sebuah gubuk di hutan. Sebenarnya anjing tersebut adalah jelmaan dewa yang dikutuk menjadi seekor anjing dan dibuang ke bumi.  

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Akhirnya Dayang Sumbi dan anjingnya tersebut hidup dan tinggal di gubuk tersebut. Beberapa waktu kemudian Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki – laki yang berparas tampan, memiliki kulit putih dan rambutnya berwarna hitam legam.

Ia memberi nama bayi laki-lakinya dengan nama Sangkuriang. Lambat laun, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang anak yang tangkas, mahir memanah dan berburu. Namun, Sangkuriang tidak tahu kalau ayahnya adalah seekor  anjing.

Kisah Sangkuriang, Seorang Remaja yang Ceroboh

Pada suatu hari, Dayang Sumbi ingin sekali memakan hati rusa. Lalu ia menyuruh anaknya untuk berburu di hutan. Sangkuriang pergi ke hutan bersama Tumang untuk berburu. sesampainya di hutan, Sangkuriang melihat seekor babi hutan melintas di sekitarnya.

Tanpa pikir panjang, ia langsung mengarahkan anak panahnya ke babi hutan dan melepaskannya dari busur. Sayangnya anak panah tersebut meleset dan babi hutan segera lari sekencang – kencangnya untuk bersembunyi. 

Melihat itu, Sangkuriang lalu menyuruh anjingnya Tumang untuk mengejar babi hutan tersebut. namun Tumang tidak menghiraukan perintahnya dan hanya diam memandanginya.

Sangkuriang yang merasa kesal karena anjingnya tidak menuruti perkataannya. Ia mengarahkan anak panahnya ke arah anjing tersebut untuk menakut – nakutinya, namun tak sengaja malah melepaskan anak panah tersebut dan mengenai Tumang. Akibatnya Tumang tewas seketika di hutan. Sangkuriang merasa panik dan ketakutan. Akhirnya ia membelah tubuh anjing tersebut dan mengambil hatinya untuk dibawa pulang.

Dayang Sumbi yang Marah kepada Anak Semata Wayangnya

Sesampainya di rumah, Sangkuriang langsung memberikan hati tersebut kepada ibunya. Dengan sangat gembira ibunya menerima hasil buruan anaknya itu dan langsung memasaknya. setelah matang, Sangkuriang dan ibunya makan masakan hati itu.

Tiba – tiba ibunya teringat kepada Tumang, karena ingin memberinya makan. Ia mencari-cari Tumang yang tak kunjung ketemu, dan akhirnya bertanya kepada anaknya kemana perginya Tumang. 

Mendengar pertanyaan ibunya, Sangkuriang tidak bisa bisa berbohong. Akhirnya berkata jujur, menjelaskan bahwa Tumang telah mati terkena panahnya dan hatinya telah diserahkan kepada ibunya tadi. ibunya sangat murka mendengar pengakuan Sangkuriang.

Sang anak telah membunuh ayah kandungnya sendiri. Dayang sumbi lalu mengambil centong nasi dan memukul kepala Sangkuriang hingga terluka parah. Namun Sangkuriang sudah terlanjur sakit hati atas sikap ibunya dan ia melarikan diri dari gubuk tempat ia tinggal.

Penyesalan Dayang Sumbi dan Permohonan kepada Dewa

Dayang Sumbi menyadari bahwa ia telah melukai anaknya sendiri dan membuatnya lari. Ia merasa sangat menyesal. Sangkuriang adalah putranya satu-satunya yang telah menemaninya hidup di hutan bersama Tumang.

Demi menenangkan perasaannya, ia akhirnya bertapa. Dalam pertapaannya, Dayang Sumbi kemudian dikaruniakan umur panjang dan awet muda. Seumur hidupnya, ia akan tetap menjadi seorang wanita yang cantik dan tak akan pernah terlihat tua.

Sementara itu, Sangkuriang yang lari dengan kepala terluka mengembara ke mana-mana. Ia berguru dengan beberapa orang sakti. Ia masuk hutan keluar hutan. Saat Sangkuriang telah menjadi pemuda sakti dan perkasa, ia mengalahkan semua makhluk-makhluk halus atau guriang yang ditemuinya dalam pengembaraan. Ia menaklukkan mereka dan dengan kesaktiannya menjadi tuan dari guriang-guriang itu.

Dayang Sumbi, Paras Cantik Abadi yang Memikat Sangkuriang

Pada suatu ketika, dalam pengembaraannya Sangkuriang kembali ke kampung tempat dulu ia tinggal, namun kampung itu telah mengalami banyak perubahan. Ia tidak mengenali penduduk kampung tersebut.

Namun akhirnya Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi. Sangkuriang sangat terpesona dengan kecantikannya, lalu akhirnya jatuh cinta. Perasaan Sangkuriang berbalas. Dayang Sumbi juga terpikat oleh ketampanan Sangkuriang. Akhirnya, Sangkuriang melamar Dayang Sumbi dan berniat menikahinya.

Baca Juga : Legenda Roro Jonggrang

Cinta dan Tragedi, Antara Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Saat Dayang Sumbi menyisir rambut dan merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia kaget melihat ada bekas luka yang sangat besar di kepala Sangkuriang. Lantas Ia bertanya kepada kekasihnya darimana bekas luka itu ia dapatkan.

Lalu Sangkuriang menceritakan bahwa bekas luka tersebut didapatkan dari pukulan sang ibu yang sedang marah. Setelah mendengar dan mengamati wajah Sangkuriang, barulah ia sadar bahwa ia akan menikah dengan anak kandungnya sendiri. Sangkuriang sendiri tidak menyangka bahwa wanita cantik ini adalah ibu kandungnya.

Syarat Dayang Sumbi yang Mustahil Dicapai

Dayang Sumbi akhirnya mencoba menjelaskan kenyataan bahwa Sangkuriang adalah putranya. Tetapi Sangkuriang telah kehilangan akal sehat. Sangkuriang tetap memaksa ibunya untuk menikah.

Akhirnya Dayang Sumbi secara halus menghindari terjadinya perkawinan mereka. Ia meminta Sangkuriang membuatkannya sebuah danau lengkap dengan perahunya dalam semalam. Bagi Dayang Sumbi, ini adalah hal yang mustahil untuk dapat dilakukan oleh Sangkuriang. Anak kandungnya itu tidak akan sanggup memenuhi persyaratan yang mintanya. Di luar dugaannya, Sangkuriang menyanggupi permintaannya.

Sangkuriang, Perahu Raksasa dan Sejarah Tangkuban Perahu

Malam itu, Sangkuriang bekerja keras membuat sebuah danau dan perahu. dibantu oleh mahluk halus guriang,  Sangkuriang menebang pohon raksasa yang roboh ke arah barat dengan suara keras.bekas robohan pohon itu membentuk patahan bernama sesar lembang. pohon tebangannya itu berubah menjadi sebuah bukit yang kini dikenal sebagai Gunung Bukit Tunggul, sementara daun, ranting dan bagian kayu lainnya yang tidak terpakai di tumpuknya dan terbentuklah Gunung Burangrang. 

Sangkuriang telah bekerja separuh malam. Selanjutnya setelah perahu raksasa selesai dibuat Sangkuriang mulai membuat danau. Seperti pengerjaan perahu, Sangkuriang mengerahkan makhluk halus guriang untuk membantu.

Melihat situasi ini, Dayang Sumbi menjadi ketakutan. Akhirnya ia menebarkan kain-kain hasil tenunannya di arah timur. Ia memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar usaha Sangkuriang digagalkan. Doanya pun dikabulkan. Kain-kain tenunan tersebut bercahaya kemerah-merahan di ufuk timur.

Ayam-ayam jantan kemudian berkokok. Kemudian, makhluk-makhluk halus guriang yang membantu pekerjaan Sangkuriang membuat danau mengira hari akan segera pagi. Mereka pun segera berlari dan bersembunyi masuk ke dalam tanah.

Sangkuriang tinggal sendirian dengan pekerjaan pembuatan danau yang hampir selesai. Sangkuriang merasa usahanya telah gagal. Ia menjadi marah sekali.

Sangkuriang mengamuk. Sumbat yang dibuatnya untuk membendung Sungai Citarum dibuangnya ke arah timur dan menjadi Gunung Manglayang. Danau Talaga Bandung yang dibuatnya kemudian surut. Lalu dengan sekali tendangan keras, perahu buatannya terlempar jauh dan tertelungkup. Dalam sekejap berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. 

Sangkuriang mengejar Dayang Sumbi yang melarikan diri. Ketika Dayang Sumbi hampir terkejar oleh Sangkuriang di Gunung Putri, Ia memohon pertolongan Sang Hyang Tunggal. Ia akhirnya menjelma menjadi sekuntum bunga jaksi. Sangkuriang terus mencarinya hingga sampai ke Ujung Berung dan tersesat ke alam gaib.

Gunung Tangkuban Perahu dan Cerita Sangkuriang yang Melegenda

Cerita sangkuriang dan kisah cintanya dengan ibu kandungnya ini merupakan asal usul dari terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu. Kisah sangkuriang ini sudah terkenal di masyarakat luas dan menjadi cerita rakyat nusantara. 

Dalam cerita Sangkuriang, dikisahkan bahwa gunung tangkuban perahu berasal dari perahu yang terbalik. Memang gunung ini terlihat sebagai perahu jika dilihat dari sisi selatan. Gunung Tangkuban Parahu terlihat bentuknya seperti perahu terbalik karena ada dua kawah yang berdampingan antara arah barat dan timur. Artinya, gunung tersebut hanya terlihat seperti perahu terbalik dari arah selatan (Lembang) saja. Sedangkan jika dilihat dari arah lain, tidak akan tampak demikian.

Saat ini, Gunung Tangkuban Perahu merupakan sebuah gunung aktif yang letaknya berada di Bandung Utara, tepatnya di Cikole, Lembang, atau sekitar 20 km dari pusat kota Bandung. Letusan terakhir gunung ini tercatat pada tahun 2013 namun meski begitu, gunung ini masih relatif aman untuk dikunjungi. 

Gunung ini dibuka sebagai kawasan wisata pegunungan, selain gunung tangkuban perahu di wilayah ini juga banyak wisata alam lainnya seperti, sesar lembang, gunung bukit tunggal, gunung burangrang. ketika tempat wisata ini juga masih ada kaitannya dengan cerita Sangkuriang loh. Jika anak Nusantara ingin mengunjungi gunung ini, tak ada salahnya untuk tetap waspada dan berhati – hati ya.

Baca Juga : Malin Kundang: Cerita Rakyat Anak Durhaka dari Sumatera Barat

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Cerita Sangkuriang dan Legenda Gunung Tangkuban Perahu

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]

    Trending

    Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, sangat banyak terjadinya pemberontakan. Salah satunya, pemberontakan petani Banten 1888. Pemberontakan ini merupakan bentuk perlawanan para petani di Cilegon, Banten terhadap peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Lantas, bagaimanakah cerita dari pemberontakan ini yang menjadi bagian sejarah? Kalian bisa baca ceritanya, pada artikel ini! Awal Mula Pemberontakan Petani […]
    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]