1. Peninggalan Sejarah

Pelabuhan Sunda Kelapa, Pesonanya Pada Masa Silam dan Kini

Sunda Kelapa adalah sebuah pelabuhan di Jakarta yang masih aktif sampai sekarang. Sebutan sebagai salah satu pelabuhan tertua di Indonesia layak disematkan pada Sunda Kelapa mengingat riwayatnya yang telah beroperasi bahkan sejak abad ke-5. Kerajaan Tarumanegara menjadi penguasa Pelabuhan Sunda Kelapa yang kala itu bernama Sundapura. 

Selepas kehancuran Tarumanegara karena takluk oleh kerajaan kuat dari Sumatera yaitu Sriwijaya, maka pada abad 12 Sunda Kelapa dikuasai oleh Kerajaan Sunda (Kerajaan Padjajaran). Beribukota di Pakuan Padjajaran (yang sekarang menjadi Kota Bogor), Sunda Kelapa menjadi pelabuhan besar yang penting bagi Kerajaan Sunda.

Dikenal sangat sibuk sebagai pelabuhan lada, menjadi alasan bagi kapal-kapal asing dari  Tiongkok, Jepang, India Selatan dan Timur Tengah untuk singgah kemari. Mereka membawa barang-barang unggulan seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur dan zat warna untuk kemudian ditukar dengan komoditi primadona saat itu, rempah-rempah. 

Sunda Kelapa lantas menjadi pelabuhan yang maju pesat. Pelabuhan ini ramai disinggahi oleh pedagang dan pelaut yang berasal dari berbagai wilayah di nusantara seperti Sumatera,  Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Tidak hanya menjadi surga bagi komoditi rempah-rempah, di sini juga diperjualbelikan beras, asam, hewan potong, sayuran serta buah-buahan bahkan emas.

Sunda Kelapa terbentang sepanjang sekitar 1-2 kilometer di tepi Sungai Ciliwung. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki bahkan 10 kapal dagang yang masing-masing berkapasitas mencapai 100 ton. Umumnya kapal-kapal ini dimiliki orang Jepang, Tionghoa dan Melayu. Kapal-kapal tipe kecil milik Portugis yang hanya berkapasitas 500-100 ton mesti berlabuh di tepian pantai.  

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Kekayaan Pelabuhan Sunda Kelapa lantas tercium oleh bangsa Portugis. Didukung dengan keberhasilan mereka pada 1511 dalam menguasai Malaka, maka dimulailah penjelajahan mereka di Asia Tenggara. 

Baca juga : Museum Bank Indonesia Jakarta

Sunda Kelapa dan Lahirnya Jakarta

Pada 21 Agustus 1522, bangsa Portugis dan Kerajaan Sunda menyepakati sebuah perjanjian persahabatan. Isinya, orang-orang Portugis akan membangun kawasan perumahan dan perkantoran yang dilengkapi benteng di area Sunda Kelapa, atau dalam bahasa Portugis disebut loji. Sementara Sunda Kelapa akan menerima barang dan komoditi yang dibutuhkan. Sebagai tanda persahabatan, kemudian Raja Sunda menyerahkan 1000 keranjang lada untuk orang-orang Portugis. Kala itu, kerajaan-kerajaan Islam sudah mulai berdiri dan salah satu kerajaan Islam yang cukup berpengaruh adalah Kerajaan Demak. 

Adanya perjanjian persahabatan ini dianggap sebagai sebuah ancaman bagi Kerajaan Demak. Tidak tinggal diam, Kerajaan Demak kemudian menugaskan Fatahillah untuk merebut kembali Sunda Kelapa sekaligus mengusir Portugis. 

Maka pada 22 Juni 1527, di bawah pimpinan Fatahillah, pasukan gabungan Demak dan Cirebon berhasil merebut kembali Sunda Kelapa. Hari itu, diingat sampai sekarang sebagai hari jadi Kota Jakarta. Sejak hari itu pula, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang dalam bahasa Sanskerta artinya kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan dan usaha.   

Kedatangan Belanda

Namun kekuasaan Kerajaan Demak atas Jayakarta tidaklah bertahan lama. Sekitar akhir abad 16, datanglah Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman yang lagi-lagi mengincar bahan mahal, yaitu rempah-rempah. Dalam usahanya mencari rempah-rempah, maka pada tanggal 30 Mei 1619, Belanda berhasil merebut Jayakarta di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen. Sejak saat itu, Jayakarta diganti namanya menjadi Batavia.  

Pelabuhan Sunda Kelapa yang awalnya didirikan dengan saluran yang memiliki panjang 810 meter, kemudian diperbesar oleh pemerintah Belanda menjadi 1825 meter di tahun 1817. Pascakemerdekaan, rehabilitasi dilakukan sehingga pelabuhan ini mempunyai kanal sepanjang 3250 meter dan mampu menampung hingga 70 perahu layar. 

Pelabuhan Sunda Kelapa di masa sekarang

Kini, Pelabuhan Sunda Kelapa telah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus wisata bahari di Jakarta. Hal ini berkaitan dengan latar belakang tempat ini yang punya nilai sejarah tinggi. 

kapal di pelabuhan sunda kelapa jakarta
Kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta, oleh Blogspot

Memiliki luas daratan 760 hektar dan perairan kolam seluas 16.470 hektar, Pelabuhan Sunda Kelapa terdiri dari dua pelabuhan utama dan Pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki area sepanjang 3.250 meter dan kolam seluas 1.200 meter, mampu menampung sekitar 70 perahu layar motor. Sementara Pelabuhan Kalibaru memiliki panjang area 750 meter dan luas daratan 343.399 meter persegi, kolam seluas 42.128,74 meter persegi yang mampu menampung 65 kapal antarpulau. Ada juga lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi. 

Pelabuhan Sunda Kelapa banyak disinggahi kapal-kapal yang mengangkut sembako dan tekstil. Selain itu, dari sini juga diangkut bahan bangunan untuk proyek pembangunan di luar Pulau Jawa. Meski bongkar muat di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional,  tetapi fasilitas gudang penimbunan telah tersedia di sini. 

Baca juga : Museum Sumpah Pemuda

Lokasi, Rute dan Harga Tiket 

Wisata Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Untuk mencapai Pelabuhan Sunda Kelapa Anda bisa menggunakan sarana transportasi Bus TransJakarta. Ada 2 rute menuju ke sana yaitu Ancol-Sunda Kelapa dan Kota-Sunda Kelapa.

  1. Untuk rute Ancol-Sunda Kelapa dimulai dari Ancol-Jalan RE Martadinata-Jalan Lodan Raya-Jalan Maritim Raya-Pelabuhan Sunda Kelapa.
  2. Untuk rute Stasiun Kota-Sunda Kelapa dimulai dari  Pelabuhan Sunda Kelapa-Jalan Kerapu-Jalan Tongkol-Jalan Cengkeh-Jalan Kunir-Jalan Kemukus-Stasiun Jakarta Kota.

Berikut waktu keberangkatan dan kepulangan rute tersebut. 

BerangkatSenin, Rabu, SabtuPukul 07.00
PulangSelasa, Kamis, MingguPukul 15.30

Harga Tiket

  • Per orang= Rp2500
  • Roda empat= Rp5000

Contact/Info

Untuk informasi lebih lanjut, berikut alamat email Pelabuhan Sunda Kelapa dan daftar kontak yang bisa dihubungi.

Alamat

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa
Jl. Raya Baruna No. 2, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta 14430

Kontak

Telp : (021) – 6907321

          (021) – 6912004

Fax  : (021) – 6912004

Email : ksop@portofsundakelapa.org

Hotline  : 0812 1888 0906

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Pelabuhan Sunda Kelapa, Pesonanya Pada Masa Silam dan Kini

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]