Candi Abang adalah sebuah candi bercorak Hindu yang terletak di Sleman Yogyakarta. Namun uniknya, candi ini tidak memiliki bangunan megah yang nampak, hanya berupa gundukan tanah yang cukup besar. Bahkan masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai Bukit Teletubies. Tetapi, siapa sangka di balik gundukan tanah tersebut menyimpan banyak sejarah yang menarik.
Lalu bagaimana sejarah, lokasi, keunikan, mitos, dan harga tiket masuknya? Yuk, simak artikel Museum Nusantara kali ini sampai habis!
Sejarah Singkat Candi Abang
Daftar Isi
Situs purbakala berupa candi ini kira-kira sudah berdiri sejak abad ke-9 hingga abad ke-10 di masa Kerajaan Mataram Kuno. Namun, bila dibandingkan dengan usia candi bercorak Hindu lainnya relatif lebih muda.
Selain itu, bahan pembuat candi pun berbeda dengan beberapa candi di Jawa Tengah. Jika candi lainnya menggunakan batu andesit hitam, bangunan bersejarah ini menggunakan batu bata merah yang biasanya ditemukan di Jawa Timur, tepatnya pada masa kerajaan Majapahit. Penggunaan bata merah dalam bangunan menjadi dasar penamaan candi.
Berdasarkan catatan sejarah tahun 1915, di sekitar candi terdapat sebuah arca dan lingga yang memiliki lambang Dewa Siwa. Lingga tersebut punya bentuk segi 8 dengan panjang sisi 15 cm. Hal ini menjadi pembeda dari kebanyakan lingga yang umumnya berbentuk segi empat.
Fakta lain juga terungkap setelah penemuan prasasti yang bertuliskan tahun pembuatan candi, yaitu pada tahun 794 Saka atau sama dengan tahun 872 Masehi. Lalu dari penelitian tenaga ahli menyebutkan kompleksnya terdiri dari satu bangunan utama dengan luas 65 x 64 meter lengkap dengan halaman.
Lokasi Candi Abang Sleman
Lokasinya berada di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta. Untuk menuju candi ini bisa melalui Jalan Jogja-Solo, tepatnya di Prambanan. Begitu Sampai di Terminal Prambanan, carilah Jalan Raya Jogja-Piyungan Km 8. Ikuti jalan dan nanti terlihat papan penunjuk ke arah kanan (barat) bertuliskan Candi Abang dan Gua Sentana.
Rute menuju Candi Abang juga bisa dari arah Kota Yogyakarta yang jaraknya kurang lebih 13 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 34 menit. Destinasi wisata ini berada di kawasan perbukitan Blambangan dan tidak terlalu jauh dari tempat wisata hits baru Jogja, Obelix Hills.
Sebenarnya ada banyak jalan untuk menuju lokasi, salah satu yang termudah adalah menggunakan petunjuk Google Maps. Rute terbaik ke candi ini bisa diakses dari manapun tergantung titik keberangkatan.
Keunikan Bentuk Bangunan Candi Abang
Walaupun keutuhan candi sudah tidak lagi sempurna, namun bukan berarti kecantikan dan keunikan sudah purna. Candi Abang masih kokoh berdiri di puncak bukit dengan bahan bangunan batu bata yang tertutup oleh gundukan tanah. Ukuran alas Candi Abang adalah 36 x 34 meter tetapi tingginya belum bisa diperkirakan.
Candi ini berbentuk piramida dan punya sumur di tengahnya. Di candi ini, terdapat tangga masuk yang berbahan dasar batu putih atau gamping. Selain itu, ada sebagian batu andesit yang hingga saat ini belum diketahui fungsinya.
Tidak hanya menyimpan sejarah tentang candi, kawasan sekitar perbukitan candi juga memiliki situs sejarah lain. Salah satunya adalah Goa Jepang dan Goa Sentono yang memiliki hubungan dengan penemuan Candi Abang. Hal ini dibuktikan dengan penemuan sejarah berupa relief, lingga yoni, dan tempat pemujaan masyarakat lampau.
Mitos Masyarakat Tentang Candi Abang
Ada banyak mitos masyarakat yang beredar, salah satu yang populer adalah tentang tertimbunnya harta di dalam bukit. Mitos ini pula yang menjadi penyebab kerusakan candi pada tahun 2002 dikarenakan oknum tidak bertanggung jawab akibat percaya desas desus tersebut.
Mitos lain yang tak kalah terkenal adalah tentang penjaga kawasan bukit oleh sosok Kyai Jagal yang bertubuh besar serta berambut panjang. Masyarakat sekitar percaya bahwa makhluk ini sebagai pelindung kawasan candi agar tidak terjadi kerusakan.
Misteri tak terpecahkan lainnya adalah keberadaan awan merah di atas bukit yang hanya bisa dilihat orang tertentu. Namun dari semua mitos yang ada, nilai historis tempat ini tidak boleh terlupakan ya, anak Nusantara!
Jam Operasional & Harga Tiket Masuk Candi Abang
Kawasan wisata ini tidak membanderol biaya masuk, namun pengunjung hanya perlu menyiapkan uang untuk membayar parkir kepada pihak pengelola. Harganya pun murah, sekitar Rp2000-Rp5000 saja per kendaraan.
Untuk jam operasionalnya, kalian bisa mengunjungi tempat ini setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 18.00 WIB. Adapun waktu terbaik untuk berkunjung biasanya saat pagi hari dan sore hari menjelang matahari terbenam.
Jika ingin mendapatkan pemandangan bukit hijau yang asri, datanglah saat musim hujan. Pada musim ini rumput tumbuh dengan subur dan terlihat sangat cantik. Tetapi pastinya harus siap persediaan karena hujan yang mungkin turun saat berwisata kesini.
Baca Juga: Candi Arjuna : Sejarah, Lokasi, Tiket Masuk & Fungsinya
Demikian informasi mengenai Candi Abang Jogja yang banyak daya tarik dan penuh akan mitos. Jangan lupa untuk mengunjungi di salah satu situs bersejarah ini, ya! Nantinya anak Nusantara akan mendapatkan pengalaman wisata sejarah yang tidak pernah terlupakan. Semoga artikel ini bermanfaat.
Tidak ada komentar