1. Kerajaan
  2. Kerajaan di Indonesia

Mengenal Pakaian Kerajaan Mataram Kuno di Masa Lampau

Kerajaan Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan di Nusantara yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian pada abad ke-10 dipindahkan ke Jawa Timur, dan runtuh pada awal abad ke-11. Banyak hal menarik yang bisa dibahas dari kerajaan ini, salah satunya pakaian Kerajaan Mataram Kuno.

Gaya pakaian pada zaman kerajaan merupakan bentuk kebudayaan dari suatu kerajaan. Selain prasasti dan candi, pakaian Kerajaan Mataram Kuno pun memiliki nilai sejarah yang penting dan perlu diketahui. Oleh karena itu, simak pembahasan berikut untuk mengenal pakaian Kerajaan Mataram Kuno!

Pakaian Kerajaan Mataram Kuno

Gaya pakaian pada zaman Kerajaan Mataram Kuno tidak lepas dari stratifikasi sosialnya. Jadi, ragam busana yang dipakai pun terbagi berdasarkan golongan sosial pada saat itu. Adapun gaya pakaian Kerajaan Mataram Kuno adalah sebagai berikut.

1. Pakaian Bangsawan

Bagi golongan bangsawan kerajaan, biasanya akan mengenakan kain jarit dengan lebar 3 kubik dan panjang 7-8 kubik. Para bangsawan laki-laki akan memakainya di sekeliling tubuh bawah layaknya gaun. Namun, pakaian ini lebih longgar sehingga ketika sedang berjalan, maka kakinya akan tampak dan kain bagian depan lebih rendah daripada bagian lainnya.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Selain itu, jenis kain yang dipakai adalah jenis wdihan, seperti wdihan ganjar haji patra sisi, wdihan jaro haji, wdihan kalyaga, dan lain sebagainya. Kain tersebut merupakan jenis kain mewah yang dikenakan oleh keluarga kerajaan, seperti raja, keluarga raja, dan para pejabat tinggi.

Pakaian Kerajaan Mataram Kuno yang digunakan oleh para bangsawan juga dilengkapi dengan aksesoris, seperti perhiasan dan sabuk pengikat yang terbuat dari sutra. Aksesoris-aksesoris tersebut akan memberikan kesan lebih mewah sebagai pembeda antara pakaian Kerajaan Mataram Kuno para bangsawan dan rakyat biasa.

2. Pakaian Agamais (Ulama)

Pakaian dari golongan ini biasanya merujuk pada rompi xicolli berupa jaket berumbai. Jenis pakaian ini dikenakan oleh para pendeta. Sementara itu, para ulama cenderung memakai serban dan pakaian putih seperti orang Arab.

3. Pakaian Prajurit atau Tentara

Pakaian Kerajaan Mataram Kuno, terutama yang dipakai oleh para prajurit terdiri atas dhoti dengan lipatan-lipatan yang dijahit ke arah belakang. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu gerak-gerik para prajurit.

Tidak hanya itu, para prajurit akan mengenakan jas lengan panjang, tudung (turban) di kepala, memakai blus pendek sebagai pengganti mantel, dan tambahan ikat kepala dan ikat pinggang. 

Sedangkan, untuk pakaian yang mengacu pada pangkat akan tercermin dari pakaian Tilmatli (perang) sebagai lambang status. Corak pada pakaian tersebut didasarkan pada pangkat atau jasa seseorang di medan perang.

Baca Juga: Pakaian Putri Kerajaan Majapahit, Mewah!

4. Pakaian Seniman

Para seniman kerap kali mengenakan blus pendek, dhoti yang dilipat ke belakang (dibiarkan jatuh sampai ke batas lutut), topi tinggi (sejenis peci atau topi runcing), dan sepatu lars. 

Tidak hanya itu, para seniman juga ada yang mengenakan pakaian sederhana. Mereka hanya akan menggunakan selendang yang diikat dipinggang membentuk pita dan kain panjang yang lebar. 

Selain itu, para seniman pun memakai celana pendek dengan kain kecil di pinggang yang ada wiru di ujung depan kain. Para seniman cenderung tidak mengenakan perhiasan untuk melengkapi pakaiannya.

5. Pakaian Petani

Busana yang dikenakan untuk melakukan pekerjaan di ladang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu berwarna putih dan hitam dan tidak mempunyai motif. Warna tersebut dipilih karena proses penenunan warna putih yang bercampur hitam lebih cepat dibandingkan dengan warna lainnya.

Selain itu, pakaian yang digunakan untuk pekerjaan di ladang biasanya akan cepat kotor dan rusak sehingga harus selalu diganti untuk musim-musim ladang selanjutnya. Pakaian Kerajaan Mataram Kuno, khususnya para petani biasanya cenderung bertelanjang dada dan hanya memakai celana panjang untuk menutupi kaki.

Bahan kain yang digunakan adalah kain katun berwarna hitam atau belacu, tidak memakai alas kaki, dan memakai topi yang terbuat dari rotan dan daun nipah.

6. Pakaian Rakyat Biasa

Pakaian Kerajaan Mataram Kuno yang dikenakan sehari-hari oleh masyarakat luas umumnya terbuat dari kain katun maupun nilon. 

Laki-laki dari golongan bawah biasanya memakai celana kain selutut dengan kain yang dililit di pinggang dan dibiarkan menjuntai melewati lutut. Ketika bekerja di ladang, maka kain tersebut akan diikat di pinggang dan dilepas jika bertemu dengan orang yang lebih tinggi status sosialnya. 

Umumnya, gaya berpakaian laki-laki dan perempuan cenderung membiarkan bagian atas tubuhnya terbuka. Rambutnya akan digerai sebahu, disanggul, maupun memakai penutup kepala.

Hal tersebut dibuktikan dari gambaran relief candi Prambanan dan Borobudur yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga: Mengenal Busana Surjan: Makna dan Sejarah

Nah, itulah beberapa informasi mengenai pakaian Kerajaan Mataram Kuno. Selain berfungsi untuk menutup atau melindungi tubuh, gaya pakaian Kerajaan Mataram Kuno juga sebagai cerminan dari status sosial seseorang.

Hal ini memang untuk menjaga ciri kebesaran dan mencegah adanya peniruan dari masyarakat dari kalangan bawah. Oleh karena itu, orang-orang dari kalangan atas selalu berusaha untuk membedakan gaya busananya.

Orang-orang golongan atas juga sangat memperhatikan penampilan rambut. Bagi para pangeran, mereka akan mengikat sebagian rambut di leher dan menggerai sisanya di punggung. 

Sedangkan, para perempuan akan menggulung rambutnya di belakang kepala dan menghiasnya dengan perhiasan atau jepitan berlian. Selain itu, baik laki-laki maupun perempuan, mereka pun biasanya memberikan wewangian atau minyak di rambutnya.

Semoga informasi-informasi tersebut dapat membantu untuk mengenal lebih dalam terkait pakaian Kerajaan Mataram Kuno yang bernilai sejarah tinggi.

Baca Juga: Busana Pranakan – Menggali Pesona Tradisi dan Elegansi

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Mengenal Pakaian Kerajaan Mataram Kuno di Masa Lampau

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]