Halo anak Nusantara! Salah satu cara untuk mengenalkan sejarah kepada generasi penerus bangsa adalah melalui kunjungan ke museum. Di Indonesia sendiri, banyak sekali museum yang berdiri dengan berbagai koleksi. Salah satu yang cukup terkenal adalah Museum Nasional Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas tentang sejarah, fungsi, dan berbagai koleksinya. Simak pembahasan lebih dalamnya hanya di Museum Nusantara!
Sejarah Museum Nasional Indonesia
Daftar Isi
Keberadaan Museum Nasional Indonesia berawal dari berdirinya suatu organisasi bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen milik Pemerintah Kolonial Belanda yang berdiri pada tanggal 24 April 1778. Pada kala itu, Benua Eropa, terutama Eropa Tengah, sedang mengalami masa pencerahan atau The Age of Enlightenment. Masa ini merupakan masa dimana manusia mulai mengembangkan ilmu pengetahuan dan pemikiran ilmiah.
Orang-orang Belanda sendiri juga mendirikan sebuah Perkumpulan Ilmiah Belanda atau De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen di Haarlem, Belanda. Hal ini membuat orang-orang Belanda yang tinggal di Batavia, Hindia Belanda ingin mendirikan organisasi yang serupa.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen adalah sebuah lembaga independen yang berdiri dengan tujuan mengembangkan penelitian dalam seni, budaya, dan ilmu pengetahuan, terutama fisika, biologi, sastra, arkeologi, dan bahkan sejarah. Lembaga ini juga memberikannya untuk kepentingan umum. Selain itu, lembaga ini juga melakukan dan mengeluarkan hasil penelitian.
Salah satu pendiri dari lembaga penelitian tersebut bernama Jacob Cornelis Matthieu Radermacher. Ia menyumbangkan salah satu rumah miliknya di daerah Jalan Kalibesar untuk menjadi tempat penelitian. Tidak hanya itu, Radermacher juga menyumbangkan berbagai peninggalan bersejarah dan buku-buku penting. Sumbangan ini merupakan titik awal dari berdirinya banyak museum dan perpustakaan di Indonesia.
Ketika Pemerintahan Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811-1816, Sir Thomas Stamford Raffles menjadi direktur lembaga ini. Thomas Raffles kemudian memerintahkan untuk membangun gedung lain karena gedung yang berada di Jalan Kalibesar sudah penuh dengan koleksi. Gedung ini dulu bernama Societeit de Harmonie dan terletak di Jalan Majapahit No.3. Saat ini gedung ini sudah menjadi kompleks gedung sekretariat negara yang berada tidak jauh dari Istana Presiden.
Koleksi Bataviaasch Genootschap semakin bertambah seiring berjalannya waktu sehingga museum di Jalan Majapahit juga tidak dapat menampung tambahan koleksi lagi. Pemerintah Hindia Belanda kemudian membangun sebuah gedung museum baru pada tahun 1862 yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No.12. Sekarang tanah ini ditempati oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan. Museum tersebut dibuka untuk umum mulai tahun 1868.
Museum tersebut cukup terkenal di kalangan masyarakat, terutama masyarakat Jakarta. Museum ini kemudian dikenal dengan sebutan Museum Gajah karena terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Rama V dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Seringkali, museum ini juga dikenal dengan Museum Arca karena banyaknya koleksi arca.
Lembaga ini kemudian mendapat gelar koninklijk karena jasa-jasanya dalam bidang pengetahuan serta pembangunan. Koninklijk adalah sebuah gelar kehormatan yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau organisasi. Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen kemudian berganti nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950. Perubahan ini terjadi karena pada saat itu Indonesia sudah bebas dari kolonialisme Belanda.
Pada tanggal 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada Pemerintah Indonesia, yang kemudian berganti menjadi Museum Pusat. Museum Nasional Indonesia diresmikan pada tanggal 28 Mei 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.092/0/1979, yang mengubah status Museum Pusat menjadi Museum Nasional.
Fungsi Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia Jakarta memiliki fungsi untuk menjadi pusat studi ilmu pengetahuan untuk masyarakat Indonesia yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah Indonesia. Selain itu, Museum Nasional juga dapat menjadi tempat pariwisata yang dapat memanjakan para pengunjung.
Koleksi Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia Indonesia saat ini memiliki koleksi sekitar 160.000 peninggalan bersejarah. Berikut adalah beberapa koleksi tersebut:
- Koleksi Prasejarah: Kapak batu, Kulit kerang, Gerabah, Bejana upacara, Nekara, serta Kapak upacara.
- Koleksi Arkeologi: Arca peninggalan masa Hindu-Buddha, Arca binatang, perhiasan, peralatan upacara, bagian bangunan, mata uang kuno, prasasti, serta alat musik kuno.
- Koleksi Numismatik dan Heraldik: mata uang dan tanda jasa kerajaan.
- Koleksi Geografi: peta kuno dunia, peta Indonesia pada abad ke 16, peta perkembangan Kota Batavia.
Selain itu, juga terdapat berbagai koleksi seperti piring, kendi, guci atau alat makan yang terbuat dari porselen. Museum ini juga memiliki koleksi lukisan dari para pelukis Indonesia.
Wisata Sejarah Museum Nasional Indonesia
Harga Tiket Masuk
Jika kalian ingin mengunjungi Museum Nasional, kalian perlu merogoh kocek sebesar Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk anak-anak, dan Rp 10.000 untuk turis mancanegara. Jika kalian bersama rombongan yang terdiri lebih dari 20 orang, harga tiketnya menjadi sebesar Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Saat ini, tiket juga dapat langsung kalian beli melalui web resmi Museum Nasional Indonesia.
Jam Operasional
Museum beroperasi hanya pada Selasa sampai Minggu dan mulai buka pada pukul 09.00-15.00 WIB.
Baca Juga: Museum Mpu Tantular Jadi Wisata Museum Sejarah Sidoarjo
Demikian pembahasan Museum Nusantara tentang sejarah, fungsi dan koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Museum ini dapat menjadi salah satu alternatif rekreasi bersama keluarga. Semoga penjelasan kali ini bermanfaat.
Tidak ada komentar