1. Biografi

Untung Suropati, Sosok Legendaris dalam Melawan Penjajah

Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Banyak sekali pahlawan yang melakukan perjuangan demi Indonesia mencapai kemerdekaan. Salah satu pahlawan nasional yang cukup terkenal adalah Untung Suropati. Ia merupakan salah satu tokoh legendaris dalam perjuangan Indonesia melawan penjajah.

Pada kesempatan kali ini, Museum Nusantara akan membahas lebih dalam tentang biografi Untung Suropati mulai dari latar belakang kehidupan sampai akhir hayatnya. Simak penjelasan lebih dalamnya di bawah ini!

Latar Belakang

Untung Suropati memiliki nama asli Surawiroaji. Beliau lahir di Bali pada tahun 1660. Pada saat kecil, Ia ditemukan Kapten Van Beber, seorang perwira VOC yang bertugas di Makassar. Pada saat itu perbudakan masih sangat wajar, Van Beber kemudian menjual Surapati kepada Kapten Moor, seorang perwira VOC yang bertugas di Batavia. 

Setelah kedatangan Surapati, Kapten Moor menjadi semakin mujur dalam karier dan kekayaan. Anak kecil yang dibawa tersebut terasa seperti pembawa keberuntungan. Moor kemudian memberikan nama “Untung”. Ketika Untung berumur 20 tahun, Ia dijebloskan ke dalam penjara karena menjalin hubungan terlarang dengan putri Kapten Moor yang bernama Suzane. Tidak lama setelah itu, Ia kabur dari penjara bersama para tahanan lainnya.

Artikel Terkait

    Feed has no items.

Oleh karena Untung kabur dari penjara, Ia menjadi buronan VOC. Pada tahun 1683, Kapten Ruys, pemimpin Benteng Tanjungpura, berhasil menemukan Suropati bersama dengan kelompoknya. Mereka ditawari untuk bergabung sebagai tentara VOC daripada hidup terus menerus sebagai buronan. Untung bersama kelompoknya kemudian mendapat pelatih militer. Seiring berjalannya waktu, Ia dianugerahi dengan pangkat letnan.

Untung Suropati (Sumber: Wikipedia)

Pada tahun yang sama Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dikalahkan oleh Belanda dan Pangeran Purbaya, putra mahkota Kerajaan Banten, melarikan diri ke Gunung Gede. Pangeran Purbaya kemudian menyerahkan diri dengan syarat dijemput oleh perwira VOC pribumi. Untung yang bertugas untuk menjemputnya.

Untung kemudian datang bersama pasukan Vaandrig Kuffeler untuk menjemput  Pangeran Purbaya dan membawanya ke Tanjungpura. Suropati menyaksikan bahwa pasukan Vaandrig Kuffeler memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Suropati tidak terima dengan hal ini dan kemudian memberontak dan menghancurkan pasukan Kuffeler pada 28 Januari 1684 di Sungai Cikalong.

Untung tetap membawa Pangeran Purbaya ke Tanjungpura, tapi Gusik Kusuma, istrinya, meminta untuk diantarkan pulang ke Kartasura. Untung kembali menjadi buronan VOC setelah peristiwa tersebut. Pada masa pengejaran, Ia bahkan pernah menghancurkan pasukan VOC yang dipimpin Jacob Couper di Desa Rajapolah. Nama Suropati ada di nama Untung karena Ia pernah berseteru dengan Raden Surapati ketika melewati Kesultanan Cirebon. Raden Surapati kemudian diadili dan terbukti bersalah. Raden Surapati dihukum mati dan nama Surapati diberikan kepada Untung.

Kehidupan Pribadi 

Oleh karena sedari kecil Untung melayani Suzane, Ia tumbuh besar bersama putri terkasih Kapten Moor tersebut. Meskipun berbeda kasta, Untung dan Suzane saling jatuh cinta. Pasangan ini menikah secara rahasia.

Ketika Kapten Moor mengetahui hal ini, Ia murka dan memerintahkan untuk menangkap Untung. Untung kemudian dijebloskan ke penjara di Stadhuis, saat ini menjadi gedung Museum Sejarah Jakarta. Selama di penjara, Ia disiksa sedemikian rupa karena telah berani menikahi putri pejabat tinggi VOC, terlebih Untung adalah budak.

Untung kemudian berhasil kabur dari penjara bersama beberapa tahanan lainnya. Kebenciannya terhadap Belanda semakin memuncak pada saat ini. Ia kemudian sering membuat onar di pinggiran Batavia. Ia menjadikan aparat VOC sebagai targetnya. Oleh sebab itu, Untung menjadi buronan Belanda.

Setelah itu Ia bertemu dengan Raden Ayu Gusik Kusuma. Untung bertugas untuk mengantarkannya ke Kartasura. Dalam perjalanan, cinta bersemi. Suropati kemudian menikahi Raden Ayu Gusik Kusuma sampai akhir hayatnya.

Masa Perjuangan Untung Suropati

Patih Nerangkusuma tertarik dengan kiprah Untung selama dalam perjalanan menuju Kartasura. Kemudian Sang Patih mengajak Untung untuk bersama-sama memerangi VOC dan Belanda. Terlebih lagi, Untung sudah menikahi Raden Ayu Gusik Kusuma, sehingga menjadikannya sekutu Kerajaan Mataram.

Pada tahun 1686, Kapten Tack bersama pasukannya untuk meminta Amangkurat II menyerahkan Suropati. Amangkurat II mengiyakan permintaan ini, tapi ini hanyalah taktik untuk dapat menyerang Belanda. Pasukan Suropati kemudian menyerang pasukan  Belanda dan berhasil membunuh Kapten Tack. 

Pasukan Suropati membuat siasat supaya pasukan VOC masuk ke dalam istana tanpa perasaan waspada. Setelah pasukan VOC sudah memasuki istana, pasukan Suropati membakar istana tersebut dan mengalahkan pasukan tersebut.

Amangkurat II kemudian memerintahkan Suropati untuk menuju Pasuruan supaya memberikan kesan bahwa Suropati memberontak ke Mataram. Hal ini dilakukan supaya Belanda tidak curiga dengan pergerakan Suropati. Suropati berhasil menguasai Pasuruan dan mendeklarasikan diri sebagai Tumenggung Wiranegara.

Akhir Hidup

Setelah Amangkurat II wafat pada tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III dan Pangeran Puger, pamannya. Pangeran Puger berhasil menjadi penguasa Pakubuwana I dengan bantuan VOC, sedangkan Amangkurat III diusir dari Kartasura dan mencari perlindungan ke Pasuruan.

Pada September 1706, pasukan VOC bersama pasukan Madura, Surabaya, dan Mataram di bawah pimpinan Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Penyerbuan yang terjadi di Benteng Bangil ini akhirnya menewaskan Suropati. Namun kematiannya dibuat rahasia supaya perjuangan tetap dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Suropati palsu.

Kisah kepahlawanan Suropati diabadikan ke dalam tulisan sastra, seperti Babad Tanah Jawi dan Babad Suropati. Penulis Hindia Belanda bahkan juga pernah menulis roman tentang Suropati berjudul Van Slaaf Tot Vorst atau dalam bahasa Indonesia  Dari Boedak Sampe Djadi Radja.

Baca Juga : Sejarah Hidup Ratu Ken Dedes, Permaisuri Kerajaan Singosari

Untung Suropati memang sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, tapi jasanya melawan penjajah dapat kita rasakan sampai saat ini. Semoga penjelasan Museum Nusantara kali ini bermanfaat untuk kalian!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Untung Suropati, Sosok Legendaris dalam Melawan Penjajah

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Sejarah wayang  orang sriwedari sudah terbilang sangat panjang. Wayang orang sriwedari sudah melakukan pentas secara tetap pada tahun 1911. Selain menampilkan cerita pewayangan, wayang orang sriwedari juga memiliki segmen khusus yang biasanya membahas isu-isu sosial yang sedang umum dibicarakan. Buat kamu yang masih belum tahu tentang sejarah wayang orang sriwedari, yuk simak artikel ini sampai […]
    Gamelan Banyuwangi merupakan salah satu alat musik tradisional yang mengiringi tari gandrung dan mendapatkan pengaruh dari Jawa, Bali, dan Eropa. Hal ini membuat sejarah gamelan Banyuwangi menarik untuk dikupas tuntas. Oleh karena itu, simak pembahasan selengkapnya melalui artikel berikut ini.  Sejarah Gamelan Banyuwangi Gamelan Banyuwangi adalah bentuk seni gamelan yang berasal dari daerah Blambangan atau […]

    Trending

    Kebanyakan masyarakat lebih mengenal Nusa Penida, sebagai kawasan wisata alamnya yang terletak di tenggara Bali. Ternyata, Kawasan ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya yang memukau. Dengan membaca artikel ini, kamu bukan hanya sekadar menambah pengetahuan saja, namun sekaligus menyusuri peristiwa masa lalu di Nusa Penida. Legenda dan Mitos Nusa Penida […]
    Wayang Golek adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu untuk memerankan cerita-cerita yang berasal dari berbagai sumber, termasuk epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, serta cerita-cerita lokal dan agama.  Wayang Golek tidak hanya menunjukkan seni pertunjukan tradisional Indonesia, tetapi juga menjadi simbol penting dalam melestarikan identitas budaya bangsa. Untuk memberi pemahaman mendalam terkait […]
    Di antara ragam wayang di budaya Nusantara, sejarah wayang purwa menonjol sebagai yang tertua dan paling populer. Dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia, wayang kulit ini telah memikat hati masyarakat selama berabad-abad.  Popularitasnya tak lepas dari dukungan etnis Jawa yang mendominasi Indonesia. Tak heran, jika sekilas mendengar kata wayang, ingatan kita langsung tertuju pada wayang […]