1. Blog

Zaman Batu: Pembagian Zaman, Ciri-ciri dan Peninggalannya

Zaman praaksara dibagi menjadi dua periode yaitu zaman batu dan zaman logam. Sebelum manusia mengenal logam, mereka telah hidup dengan memanfaatkan peralatan dari batu. Masa tersebut terjadi pada zaman batu. Zaman batu dibagi menjadi empat periode yaitu, zaman batu tua, tengah, muda dan zaman batu besar. Berikut penjelasan rinci mengenai sejarah zaman batu.

Pengertian Zaman Batu

Sebelum manusia mengenal logam, mereka memanfaatkan batu sebagai alat untuk bertahan hidup. Masa itulah yang kita sebut dengan zaman batu. Zaman batu merupakan zaman dimana manusia masih menggunakan segala peralatan yang terbuat dari batu. Mereka memanfaatkan batu untuk mencari makan, berburu dan bertahan hidup. Tidak seperti logam yang bisa dicetak, peralatan yang mereka hasilkan masih berbentuk kasar dan seadanya

Masa ini telah dimulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Manusia purba pada masa ini belum mengenal teknologi dan tulisan. Selain memanfaatkan batu, manusia pada masa ini juga memanfaatkan tulang atau kayu sebagai peralatan mereka. Namun, peninggalan berupa kayu atau tulang tidak dapat ditemukan karena benda tersebut rapuh dan tidak bertahan lama.

Pembagian Zaman Batu

Pembagian zaman batu dipecah menjadi empat periode yaitu, Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum dan Megalithikum. Berikut penjelasan secara rinci dari masing-masing periode dari pembagian zaman batu:

Artikel Terkait

  • Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 6, 2024 at 8:53 am

    Rumah merupakan tempat pertama untuk memulai suatu pembelajaran. Termasuk dalam hal gotong royong  Harapannya begitu terjun pada lingkungan masyarakat, kamu paling tidak sudah mengerti arti singkat mengenai hal tersebut. Memang kalau penerapannya contoh gotong royong di rumah seperti apa saja? Selengkapnya bisa kamu baca pada artikel yang dibuat khusus untuk Sobat Literasi. Check it out! Artikel Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 10:28 pm

    Sayang banyaknya nilai-nilai modern, membuat sejumlah nilai tradisional mulai tergeserkan. Salah satunya, gotong royong. Sekarang ini sudah mulai jarang kegiatan yang menggunakan unsur tersebut. Maka tidak heran, mungkin generasi ini tidak memahami dan ketahui Salah satu tempat mereka bisa belajar hal itu dengan diajarkan di sekolah. Melalui beberapa aktivitas yang sifatnya dikerjakan bersama-sama. Untuk contoh Artikel Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 2:38 am

    Budi pekerti merupakan etika wajib yang dimiliki oleh semua warga Indonesia. Hal ini berkaitan dengan moral yang menuntun kita dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesama. Apabila seseorang tidak memiliki atau menjalankan prinsip budi pekerti seperti mestinya maka akibatnya banyak perilaku negatif yang terjadi pada sekitar. Penjelasan tentang materi ini bisa Sobat Literasi baca pada artikel Artikel Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on April 4, 2024 at 2:05 am

    Pernahkan kalian memperhatikan sebuah ulasan yang terkandung di dalam buku, musik, atau novel? Mengapa diharuskan ada sebuah ulasan? Ulasan tersebut sangat berguna untuk kemajuan sebuah karangan literasi atau sebuah karya. Tanpa adanya ulasan yang mendukung, maka kualitas kepenulisan buku, musik, atau novel tidak ada kemajuan. Berikut kami sampaikan pengertian teks ulasan, struktur, beserta contoh teks The post Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan appeared first on Sma Studioliterasi.

1. Zaman Batu Tua – Palaeolithikum

Yang pertama adalah Palaeolithikum. Periode ini disebut dengan batu tua karena peralatan yang dihasilkan pada masa ini masih sangat kasar. Manusia purba pada masa tersebut belum begitu terampil untuk membuat peralatan yang baik. Manusia di masa ini hidup secara berkelompok dan berpindah-pindah (nomaden). Mereka hidup berkelompok dengan jumlah 10-15 orang.

Karena belum mengenal cara bercocok tanaman, manusia purba pada periode ini mencari makan dengan cara mengumpulkan langsung dari alam (food gathering). Mereka juga telah mengenal api yang biasanya digunakan sebagai senjata atau menakuti makhluk lain.

Ciri-Ciri Zaman Palaeolithikum

Kehidupan manusia pada masa zaman itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Hidup berkelompok dengan 10-15 orang.
  • Hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
  • Tinggal di goa, bawah pohon atau di sekitar aliran sungai.
  • Mencari makan dengan cara food gathering atau mengumpulkan makanan langsung dari alam.

Peninggalan Zaman Batu Tua – Palaeolithikum

Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh manusia purba pada masa ini dapat dilihat dari beberapa benda yang mereka tinggalkan. Berikut peninggalan zaman batu tua: 

Peninggalan Berupa Fosil

Para ilmuwan telah berhasil menemukan beberapa fosil yang membuktikan bahwa, masa Palaeolithikum benar-benar ada. Fosil-fosil tersebut diantaranya:

Peninggalan Berupa Benda

Kapak Genggam (Chopper)

Kapak merupakan alat peninggalan zaman batu tua yang digunakan sebagai alat untuk memotong kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging. Kapak ini terbuat dari batu yang memiliki ujung runcing.

Alat Serpih

Alat ini terbuat dari serpihan-serpihan batu dan berukuran kecil. Alat serpih biasa digunakan sebagai pengganti pisau atau sebagai alat penusuk.

Perkakas Tulang dan Tanduk

Seperti yang telah dijelaskan diatas, selain batu manusia pada masa ini juga memanfaatkan tulang. Perkakas dari tulang dan tanduk ini juga berfungsi sebagai alat berburu.

2. Zaman Batu Tengah – Mesolithikum

Mesolithikum merupakan zaman peralihan dari Palaeolithikum. Kehidupan manusia purba pada periode ini belum mengalami perubahan yang signifikan namun sudah ada perkembangan. Meskipun peralatan yang dihasilkan masih kasar, namun sudah terlihat upaya untuk memperhalusnya. Beberapa alat yang ditemukan yaitu kapak genggam Sumatera dan mata panah bergerigi. Pada periode ini mereka banyak memakan makanan dari laut seperti kepala siput dan kerang dengan cara dipatahkan lalu dihisap.

Manusia purba di masa ini tidak lagi hidup secara nomaden namun telah menetap di tepi pantai. Meski begitu, masih ada sebagian dari mereka yang tinggal di gua atau ceruk batu. Mereka juga telah megenal cocok tanam dan telah ada pembagian kerja. Dimana berburu dan mencari makanan merupakan tugas lelaki, sedangkan para perempuan membuat kerajinan.

Ciri-Ciri Zaman Mesolithikum

Kehidupan manusia pada zaman Mesolithikum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Manusia sudah mengenal teknik bercocok tanam dengan alat yang sederhana dan seadanya.
  • Sudah tidak hidup berpindah-pindah. Mereka menetap di gua atau tepi pantai.
  • Sudah mulai memiliki keterampilan degan membuat kerajinan seperti gerabah dan anyaman.
  • Meski sudah bercocok tanam, namun manusia pada zaman ini juga masih sering melakukan food gathering.

Peninggalan Zaman Batu Tengah – Mesolithikum

Kapak Genggam Sumatera (Pebble Sumatera)

Kapak Genggam sumatera adalah peninggalan zaman Mesolithikum  yang berhasil ditemukan pertama kali. Benda ini ditemukan pada tahun 1925 oleh seorang peneliti bernama PV Van Stein Callenfels di Bukit Kerang, Sumatera. Kapak genggam sumatera terbuat dari batu kali yang bertekstur pecah-pecah.

Kapak Pendek (Hachecourt)

Kapak ini ditemukan bersamaan dengan kapak genggam sumatera oleh PV Stein Callenfes di dalam Bukit Kerang. Seperti yang terlihat dari namanya, kapak ini memiliki ukuran yang lebih pendek dari kapak genggam sumatera.

Pipisan

Pipisan adalah sebuah alat yang terbuat dari batu. Pipisan ini terdiri dari batu-batuan beserta sebuah landasan yang berfungsi untuk menggiling makanan. Alat ini biasanya juga digunakan untuk menghaluskan cat merah. Cat merah ini terbuat dari tanah merah.

3. Zaman Batu Muda – Neolithikum

Zaman Neolithikum dimulai sekitar tahun 1500 SM. Pada periode tersebut, perkembangan dan pol apikir manusianya telah terlihat, utamanya dalam pembuatan peralatan. Benda-benda hasil kebudayaan dari periode ini terbuat dari batu yang diasah sampai halus dan rapi. Hal tersebut juga membuktikan bahwa kesenian pada masa Neolithikum mulai diperhitungkan.

Pada zaman Neolithikum, manusia purba telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pada zaman ini telah ditemukan kebudayaan seperti batu yang diasah, pertanian, peternakan dan pembuatan kerajinan seperti tembikar. Pada periode ini, mereka juga sudah mampu memproduksi makanan sendiri (food producing).

Selain itu, mereka juga telah meninggalkan budaya nomaden dan memutuskan untuk menetap di suatu tempat. Bahkan, mereka sudah mulai membangun rumah panggung sebagai tempat tinggal.

Ciri-Ciri Zaman Neolithikum

Ciri utama periode Neolithikum dapat dilihat pada peralatannya. Dimana peralatan yang dihasilkan sudah diperhalus dan lebih rapi. Ciri-ciri lain dari periode ini diantaranya:

  • Sudah bisa menghasilkan makanan sendiri (food producing)
  • Tempat tinggal sudah menetap di gua atau tepi pantai.
  • Peralatan yang dihasilkan sudah diasah dengan halus.
  • Sudah mampu bercocok tanam dan beternak.
  • Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Peninggalan Zaman Batu Muda – Neolithikum

Kapak Lonjong

Sesuai dengan namanya, kapak lonjong berbentuk lonjong dan memiliki tekstur yang halus. Kapak ini memiliki ukuran yang kecil maupun besar. Kapak lonjong dari zaman Neolithikum banyak di temukan di wilayah Kepulauan Tanimbar, Maluku, Sangihe, Flores, Sulawesi dan Papua.

Kapak Persegi 

Kapak persegi dibuat dari batu api yang diasah sampai halus. Kapak ini sering kali digunakan untuk bercocok tanam, berburu atau aktivitas lainnya. Kapak persegi banyak ditemukan di wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Kapak Bahu

Kapak bahu memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak persegi namun ada sedikit perbedaan di bagian leher. Kapak bahu banyak ditemukan di Minahasa.

4. Zaman Batu Besar – Megalithikum

Periode Megalithikum merupakan masa peralihan sebelum menuju pada zaman logam. Zaman ini dikatakan dengan zaman batu besar karena pada masa tersebut manusia purba banyak menghasilkan benda-benda dari batu yang memiliki ukuran besar.

Pada periode ini juga sebagian besar manusianya telah memiliki kepercayaan anismisme. Animisme merupakan sebuah kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Karena itu pada masa Neolithikum ditemukan peninggalan berupa batu besar yang digunakan sebagai pemujaan terhadap roh nenek moyang mereka.

Ciri-Ciri Zaman Megalithikum

Pada periode Megalithikum, manusia purba sudah banyak yang memiliki keyakinan. Berikut ciri-cirinya:

  • Hidup menetap di sebuah tempat.
  • Mencari makan dengan cara food producing.
  • Kepercayaan animisme dinamisme sudah berkembang.
  • Banyak peralatan yang terbuat dari batu besar.
  • Banyak ditemukan benda-benda sebagai pemujaan

Peninggalan Zaman Batu Besar – Megalithikum

Menhir

Menhir merupakan batu besar dan tinggi peninggalan zaman Neolithikum. Menhir berfungsi sebagai tempat memuja roh nenek moyang sesuai dengan kepercayaan mereka. Menhir banyak ditemukan di wilayah Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

Dolmen

Dolmen digunakan sebagai tempat sesaji atau pelinggih roh. Dolmen berbentuk meja dan terbuat dari susunan batu yang berkaki.

Sarkofagus

Sarkofagus merupakan sebuah peti mati yang berebentuk seperti lesung penumpuk padi. Hingga saat ini sarkofagus masih dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat.

Kubur Batu

Kubur batu merupakan benda berupa peti yang terbuat dari tumpukan batu yang dibentuk seperti peti mayat yang berfungsi sebagai tempat persemayaman terakhir. Peti ini memiliki bentuk persegi panjang yang terdiri dari enam papan batu.

Punden Berundak

Punden berundak merupakan sebuah bangun yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Bangunna ini disusun secara berundak dan terdiri dari tujuh undak.

Arca

Arca pada zaman ini biasanya disebut dengan arca megalitik. Arca menggambarkan bentuk manusia atau hewan dan terbuat dari batu berukuran besar.

Waruga

Waruga merupakan peninggalan Megalithikum yang berbentuk kubuas atau bulat dan digunakan sebagai kubur batu.

Kesimpulan

Zaman batu dibagi menjadi empat periode yaitu, Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum dan Megalithikum. Banyak perkembangan yang terjadi dari keempat zaman tersebut, dari mulai peralatan-peralatan yang lebih halus serta manusia sudah menganut keyakinan animisme dan dinamisme. Peninggalan-peninggalan di zaman batu telah banyak ditemukan di Indonesia, mulai dari zaman palaeolithikum hingga Meghalithikum. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran manusia purba memang benar adanya.

Baca juga: Pembagian Zaman Praaksara – Kebudayaan, dan Peninggalannya

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Zaman Batu: Pembagian Zaman, Ciri-ciri dan Peninggalannya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]

    Trending

    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]
    Nekara dan moko ialah contoh artefak perunggu yang terkenal dari zaman prasejarah di Indonesia, tepatnya pada zaman logam. Memang kalau sekilas kita lihat memiliki beberapa kesamaan. Bahkan pada beberapa sumber sering kali menyebutkan kalau moko merupakan nama lain dari nekara. Ternyata, keduanya tidak sama dan terdapat perbedaan. Artikel ini bakal mengulas perbedaan yang signifikan pada […]
    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]