1. Budaya
  2. Perayaan dan Pertunjukkan

Tradisi Ogoh-ogoh Bali Yang Penuh Kisah Magis Umat Hindu

Umat Hindu Bali selalu merayakan Hari Raya Nyepi pada Tahun Baru Saka. Sehari sebelum hari raya, Umat Hindu Bali menyambutnya dengan mengarak ogoh-ogoh, yaitu kesenian patung patung dari Bali  yang menggambarkan Bhuta Kala untuk diarak  keliling kampung dan dibakar, sebagai penggambaran membakar energi negatif. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia edisi 1986, Tradisi Ogoh-ogoh sendiri diartikan sebagai ondel-ondel dengan bentuk dan rupa yang menyeramkan.

Saat perayaannya, ogoh-ogoh diarak keliling oleh masyarakat, agar energi negatif di lingkungan tersebut ikut terbawa ogoh-ogoh. Kemudian perayaan berakhir dengan membakar ogoh-ogoh di suatu tempat tertentu.

Tradisi pengarakan ogoh-ogoh begitu menarik,membuat wisatawan lokal maupun internasional bergantian mengunjungi Bali. Tidak hanya itu saja, pembahasan mengenai tradisi Ogoh-ogoh juga tak kalah menarik. Maka dari itu, apda  artikel ini akan dibahas mengenai makna, sejarah, bentuk, fungsi dan pelaksanaan Ogoh-ogoh.

Makna Tradisi Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh diambil dari Bahas Bali, dari kata ogah-ogah, berarti sesuatu yang digoyang-goyang. Makna ogoh-ogoh adalah menggambarkan sifat Bhuta Kala.  Dalam Hindu Dharma dikatakan bahwa Bhuta kala memiliki sifat Bhu, yang berarti kekuatan alam semesta, dan sifat Kala, yang berarti waktu yang tak terukur atau terbantahkan.

Artikel Terkait

  • Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 12, 2024 at 12:34 am

    Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat perekonomian suatu negara adalah dengan mendirikan badan usaha. Suatu negara dapat dikatakan maju apabila tingkat kesejahteraan masyarakat tinggi. Hal ini tentunya tidak kalah jauh dengan taraf ekonomi dan sosial yang baik. Pendekatan yang nyata untuk mewujudkannya adalah dengan melihat bagaimana perkembangan bahan usaha tersebut.  Kawan literasi, asal kalian tahu The post Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 10, 2024 at 7:11 am

    Berbicara mengenai fenomena alam. Salah satu fenomena yang indah untuk kita lihat adalah pelangi. Wah, sekarang kan lagi musim penghujan tuh, pasti kalian sering banget melihat pelangi setelah hujan reda? Mungkin dari kalian bertanya-tanya, bagaimana proses terjadinya pelangi? Apa yang membuat warnanya beragam dan terlihat indah di angkasa?  Nah, kalian nggak salah untuk membuka situs The post Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 8, 2024 at 2:50 am

    Pasca kemerdekaan Indonesia, Indonesia tidak sepenuhnya merdeka, lho. Masih ada upaya-upaya Belanda ingin menjajah dan menduduki negara Indonesia. Maka dari itu, para pemuda Indonesia tidak ingin hal tersebut terjadi. Sehingga, terbentuklah Konferensi Meja Bundar (KMB) atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Nederlands-Indonesische ronde tafel conferentie. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut konferensi The post Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 5, 2024 at 11:46 pm

    Awal mula munculnya bank sentral adalah pembangunan sebuah firma pada tahun 1690, saat itu kerajaan Inggris ingin membangun infrastruktur yang kuat untuk armada laut. Nah, tapi nyatanya tidak semudah itu lho guys. Pemerintahan Inggris tidak mempunyai pendanaan yang memadai untuk membangunnya. Selanjutnya, muncullah gagasan William Paterson yang kemudian direalisasikan oleh Charles Montagu yaitu membentuk sebuah The post Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia appeared first on Sma Studioliterasi.

Sejarah Tradisi Ogoh-ogoh 

Tradisi Ogoh-ogoh Bali , foto oleh kintamani,id

Dilihat dari sejarah, tradisi ogoh-ogoh lahir sejak tahun 1980 an  atau tepatnya tahun 1983. Tradisi ini merupakan lanjutan dari tradisi sebelumnya, yaitu Tradisi Ngaben Ngwangun, Ndong Nding, dan Tradisi Barong Landung.

Ogoh-ogoh pertama kali diprakarsai oleh Bapak I Made Jayadi, dan dilaksanakan di Br. Abian Tubuh, Kesiman. Munculnya ide pembuatan ogoh-ogoh, pada waktu itu bertepatan dengan ditetapkannya Hari Raya Nyepi sebagai hari raya nasional. Pada waktu itu bentuk ogoh-ogoh masih sangat sederhana, berupa seonggok patung dari bambu, badanya terbuat dari daun enau yang masih muda, dan topeng seadanya.

Sejarah Ogoh-ogoh versi lain mengatakan, Ogoh-ogoh dikenal sejak zaman  Dalem Balingkang. Saat itu ogoh-ogoh digunakan saat upacara Pitra Yadnya, yaitu upacara untuk menghormati leluhur. Ada juga yang mengatakan bahwa ogoh-ogoh ada sejak tahun 1970, terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di Desa Selat Karangasem.

Hubungan Tradisi Ogoh-ogoh dengan Nyepi

Nyepi dan ogoh-ogoh, foto oleh karmagroup

Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara Hari Raya Nyepi dengan Ogoh-ogoh. Patung sederhana yang dibuat masyarakat adalah kreativitas spontan yang dicetuskan untuk memeriahkan Upacara Ngrupuk. Karena ogoh-ogoh tidak ada hubunganya dengan upacara Nyepi, maka ogoh-ogoh tidak wajib ada, dan bentuknya dapat disesuaikan.

Pengarakan ogoh-ogoh pun dilakukan setelah upacara inti selesai dan tetap memperhatikan keamanan. Selain itu dalam pembuatannya tidak dianjurkan dibuat secara terpaksa dan terlalu boros, karena tujuan dibuatnya karya seni adalah untuk memeriahkan upacara dan acara.

Bentuk Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh adalah perwujudan dari Bhuta Kala, atau makhluk mitologi Bali. Ini merupakan simbolisasi energi negatif, kejahatan dan keburukan sang Bhuta Kala. Bentuk ogoh-ogoh sendiri bermacam- macam, seperti wujud raksasa dengan muka yang jahat, wujud makhluk hidup di Mayapada, Syurga dan Neraka, seperti naga, gajah, widyadari. Dalam perkembangannya juga ada yang menyerupai artis, tokoh jahat, hingga menggambarkan seorang teroris.

Penentuan bentuk ogoh-ogoh saat ini ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan bahwa bentuk ogoh-ogoh harus sesuai dengan pakem Agama Hindu, yaitu tidak jauh dari bentuk Manusia, Bhuta Kala, dan tuhan Tuhan, sebagai penyeimbang. Namun, ada pendapat lain yang beranggapan bahwa ogoh-ogoh merupakan hasil kreativitas anak muda yang menggunakan acara ini sebagai bentuk cerminan gejala alam dan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat saat ini jadi tidak perlu dibatasi ataupun dikekang dalam berekspresi.

Baca Juga : Tradisi Peringatan Kemerdekaan RI

Fungsi Ogoh-ogoh

Fungsi acara pengarakan ini dalam perayaan menjelang hari Raya Nyepi adalah untuk merepresentasikan sosok Bhuta Kala. Menurut para praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan bahwa manusia tak luput dari kesalahan atas kekuatan alam dan waktu yang maha dahsyat. Kekuatan yang dimaksud meliputi kekuatan Bhuana Agung, yaitu kekuatan alam raya  dan Bhuana Alit, kekuatan diri manusia. Menurut Pandangan Tattwa atau filsafat, dikatakan kekuatan ini bisa menentukan nasib makhluk hidup khususnya manusia, dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau justru kehancuran.  Semua ini tergantung niat manusia itu sendiri.

Pelaksanaan Tradisi Ogoh-ogoh 

Pelaksanaan ogoh-ogoh dilakukan dengan cara diarak atau pawai keliling lingkungan sekitar. Tujuannya agar energi negatif di lingkungan masyarakat dapat ikut bersama ogoh-ogoh. Bagi orang-orang yang mengarak ada ritual minum arak, ini menyimbolkan  dari sifat buruk manusia. Beban berat dari ogoh-ogoh juga merupakan simbol dari sifat negatif Bhuta Kala.

Selama diarak, acara juga diiringi gamelan, dan tari-tarian. Dan diakhiri dengan membakar ogoh-ogoh. Proses pembakaran disimbolkan dengan membakar sifat buruk dan energi negatif seperti yang dimiliki Bhuta Kala. 

Baca Juga Upacara Ngaben, Tata Cara dan Pelaksanaannya

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tradisi Ogoh-ogoh Bali Yang Penuh Kisah Magis Umat Hindu

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]