1. Blog

Sejarah Peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang

Perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan tidak semudah yang kita duga. Para pahlawan melakukan perjuangan secara fisik dan diplomasi. Bahkan, setelah proklamasi Indonesia, perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia masih terus berlanjut. Salah satu perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang cukup terkenal adalah pertempuran lima hari di Semarang.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang pertempuran yang berlangsung selama 5 hari di Semarang ini, Munus telah merangkumnya dalam artikel di bawah ini. Yuk, simak penjelasannya.

Pertempuran Lima Hari di Semarang, Sebuah Perlawanan Sisa Tentara Jepang Pasca Kemerdekaan

Pertempuran lima hari di Semarang terjadi pada tanggal 15 Oktober sampai 19 Oktober 1945. Pertempuran yang juga disebut sebagai Palagan 5 Dina ini adalah salah satu upaya Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan seiring kalahnya Jepang pada Perang Dunia 2. 

Peristiwa pertempuran lima hari di Semarang adalah sebuah bentuk perlawanan dari sisa-sisa pasukan Jepang kepada Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada saat itu memang masih banyak tentara Jepang yang berada di Indonesia dan bekerja di berbagai pabrik Indonesia. Sisa tentara ini kemudian berencana untuk dipindahkan, tapi di tengah perjalanan mereka kabur dan melakukan perlawanan.

Artikel Terkait

  • Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 6, 2024 at 8:53 am

    Rumah merupakan tempat pertama untuk memulai suatu pembelajaran. Termasuk dalam hal gotong royong  Harapannya begitu terjun pada lingkungan masyarakat, kamu paling tidak sudah mengerti arti singkat mengenai hal tersebut. Memang kalau penerapannya contoh gotong royong di rumah seperti apa saja? Selengkapnya bisa kamu baca pada artikel yang dibuat khusus untuk Sobat Literasi. Check it out! Artikel Contoh Gotong Royong di Rumah, Mari Terapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan!
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 10:28 pm

    Sayang banyaknya nilai-nilai modern, membuat sejumlah nilai tradisional mulai tergeserkan. Salah satunya, gotong royong. Sekarang ini sudah mulai jarang kegiatan yang menggunakan unsur tersebut. Maka tidak heran, mungkin generasi ini tidak memahami dan ketahui Salah satu tempat mereka bisa belajar hal itu dengan diajarkan di sekolah. Melalui beberapa aktivitas yang sifatnya dikerjakan bersama-sama. Untuk contoh Artikel Contoh Gotong Royong di Sekolah, Mudah Diterapkan! pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia
    by Amanda Rayta (Studio Literasi) on April 4, 2024 at 2:38 am

    Budi pekerti merupakan etika wajib yang dimiliki oleh semua warga Indonesia. Hal ini berkaitan dengan moral yang menuntun kita dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesama. Apabila seseorang tidak memiliki atau menjalankan prinsip budi pekerti seperti mestinya maka akibatnya banyak perilaku negatif yang terjadi pada sekitar. Penjelasan tentang materi ini bisa Sobat Literasi baca pada artikel Artikel Budi Pekerti: Etika Wajib Bangsa Indonesia pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on April 4, 2024 at 2:05 am

    Pernahkan kalian memperhatikan sebuah ulasan yang terkandung di dalam buku, musik, atau novel? Mengapa diharuskan ada sebuah ulasan? Ulasan tersebut sangat berguna untuk kemajuan sebuah karangan literasi atau sebuah karya. Tanpa adanya ulasan yang mendukung, maka kualitas kepenulisan buku, musik, atau novel tidak ada kemajuan. Berikut kami sampaikan pengertian teks ulasan, struktur, beserta contoh teks The post Yuk, Mengenal Bagaimana Cara Memahami Contoh Teks Ulasan appeared first on Sma Studioliterasi.

Latar Belakang Pertempuran Lima hari di Semarang

Latar Belakang Pertempuran Lima hari di Semarang (sumber: Buguruku)
Latar Belakang Pertempuran Lima hari di Semarang (sumber: Buguruku)

Sebab utama meletusnya pertempuran lima hari di Semarang adalah kaburnya sisa pasukan Jepang yang akan dipulangkan dan terjadinya pembunuhan terhadap Dr. Karyadi. Tidak sedikit prajurit Jepang yang masih tinggal di Indonesia dan kebanyakan dari mereka dipekerjakan di pabrik. Sekutu bersama Belanda datang ke Indonesia dan berniat untuk melucuti serta memulangkan pasukan Jepang yang tersisa.

Pemindahan ini tidak berjalan lancar. Sekitar 400 mantan tentara Jepang yang bekerja di pabrik gula Cepiring melakukan perlawanan pada 14 Oktober 1945. Kejadian ini terjadi setelah mereka kabur saat akan dipindahkan ke Semarang. Mereka melakukan perlawanan dan melarikan diri ke daerah Jatingaleh. Para mantan tentara ini bergabung dengan batalion Kidobutai.

Sebab lain dari pertempuran ini adalah terbunuhnya Dr. Kariadi. Beliau terbunuh saat akan memeriksa Reservoir Siranda di daerah Candi Lama. Ia melakukan pemeriksaan karena mendapat laporan bahwa Reservoir Siranda telah diracuni oleh Jepang. Oleh karena itu, masyarakat Semarang semakin marah dan melancarkan serangan balasan terhadap tentara Jepang.

Tokoh yang Terlibat Selama Peristiwa

Dalam peristiwa pertempuran lima hari di Semarang banyak tokoh yang terlibat, berikut adalah tokoh tokoh tersebut : 

  1. Mayor Kido, pemimpin Batalion Kidobutai Jepang yang menjadi tempat pelarian para pasukan yang akan dipindahkan
  2. Kolonel Nomura, perwakilan Jepang dalam perundingan.
  3. Jenderal Nakamura, perwira tinggi dari Jepang
  4. Dr. Kariadi, dokter sekaligus Kepala Laboratorium Dinas Pusat yang dibunuh oleh tentara Jepang.
  5. Drg. Soenarti, istri dari Dr. Kariadi
  6. Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah kala itu
  7. Sukaryo dan Mirza Sidharta, tokoh yang ditangkap bersama Wongsonegoro
  8. Kasman Singodimejo dan Mr. Sunarto, perwakilan Indonesia dalam perundingan gencatan senjata.

Kronologi Peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang

Peristiwa pertempuran lima hari di Semarang bermula setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kondisi Jepang yang saat itu terdesak, membuat para tentara Jepang lari. Situasi inilah yang dimanfaatkan oleh para pejuang untuk merebut kembali kota Semarang.

Peristiwa ini kemudian diperparah setelah ada salah satu tokoh yang gugur. Tokoh yang gugur dalam pertempuran lima hari di Semarang adalah Dr. Kariadi. Kronologi bermula ketika pasukan Indonesia memindahkan tawanan Jepang.

Kronologi Peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang (sumber: Kuasa Kata)
Kronologi Peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang (sumber: Kuasa Kata)

Saat di tengah perjalanan, para tawanan tersebut melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai yang dipimpin oleh Mayor Kido dan Jenderal Nakamura. Tanggal 14 Oktober 1945, pasukan Jepang bersenjata lengkap tersebut menyerang delapan anggota polisi.

Pada hari yang sama pukul 06.30 WIB, pasukan Indonesia diberikan instruksi untuk mencegat kendaraan pasukan Jepang. Hingga petang datang, pasukan Indonesia sudah berhasil menyita sebuah mobil sedan serta menjebloskan pasukan Jepang ke Penjara Bulu. 

Pada saat yang bersamaan terdengar kabar bahwa pasukan Jepang sudah memberi racun ke Reservoir Siranda yang pada saat itu adalah sumber mata air di Semarang. Dr. Kariadi sebagai Kepala Laboratorium Dinas Pusat langsung pergi memeriksa Reservoir Siranda, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Saat di tengah perjalanan, Dr. Kariadi dicegat oleh pasukan Jepang dan ditembaki sampai Ia tewas.

Mengetahui kejadian tersebut, masyarakat Semarang menjadi marah. Mayor Kido melancarkan serangan ke pusat kota Semarang pada tanggal 15 Oktober 1945. Dari pasukan Jepang, pertempuran lima hari di semarang dipimpin oleh Mayor Kido. Dari Indonesia, pasukan dipimpin oleh Letnan Widarjo, pimpinan TKR.

Oleh karena kekuatan pasukan Jepang lebih besar, perlawanan Letnan Widarjo dapat ditumpas dan Ia  ditangkap serta, akhirnya, dibunuh bersama 30 anak buahnya. Pertahanan para pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) yang berada di gedung Lawang Sewu juga dapat ditembus pasukan Jepang. Pertempuran berlangsung sangat sengit. Korban jiwa pertempuran ini jika ditotalkan, sekitar 3000 jiwa dari pihak Indonesia dan Jepang. 

Pertempuran berhenti setelah Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah saat itu, dan pemimpin TKR turun tangan berunding dengan pihak Jepang untuk melakukan gencatan senjata karena banyaknya korban jiwa yang sudah berguguran. Brigadir Jenderal Bethel sebagai perwakilan juga berpartisipasi dalam perundingan yang berlangsung pada tanggal 20 Oktober. Pihak sekutu membantu proses perundingan terjadi lebih cepat.

Pembangunan Tugu Muda di Semarang

Tugu Muda (sumber: Swiss-Belhotel)
Tugu Muda (sumber: Swiss-Belhotel)

Untuk mengenang pertempuran lima hari di Semarang, Monumen Perjuangan Tugu Muda atau disebut juga Monumen Dokter Kariadi dibangun di tengah alun-alun Semarang pada Oktober 1945. Tugu Muda ini kemudian dibongkar oleh tentara Belanda. Setelah itu, Tugu Muda dibangun kembali pada 10 November 1950.

Tugu Muda yang baru ini berada di simpang lima atau pertemuan lima jalan, yaitu Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Soegijapranata, dan Jalan Pandanaran. Tugu ini baru diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953 dan saat ini dijadikan sebagai cagar budaya nasional Indonesia.

Monumen ini memiliki bentuk kepala yang seperti api yang menyala sebagai penyimbolan semangat juang yang berkobar seperti api dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang tidak akan padam.

Pada bagian tengah, terdapat patung bambu runcing yang dipakai sebagai senjata kala itu. Jumlah bambu runcing ini ada 5 buah. Jumlah ini menggambarkan pertempuran yang berlangsung dari tanggal 15 sampai 19 Oktober 1945. Tidak hanya itu, terdapat lima buah batu yang memiliki pahatan lambang dalam sila di Pancasila.

Baca juga: Tragedi Trisakti 1998: Kronologi, Penyebab, & Dampaknya

Sebagai generasi penerus bangsa, kita tidak dapat melupakan betapa besarnya jasa para pahlawan yang rela berkorban demi kepentingan bangsa. Dapat kita saksikan dari pertempuran lima hari di Semarang, mereka telah mengorbankan kenyamanan bahkan nyawa mereka demi Indonesia. Saat ini giliran kita untuk membawa semangat tersebut dan selalu mengingat jasa para pahlawan.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Sejarah Peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]

    Trending

    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas […]
    Nekara dan moko ialah contoh artefak perunggu yang terkenal dari zaman prasejarah di Indonesia, tepatnya pada zaman logam. Memang kalau sekilas kita lihat memiliki beberapa kesamaan. Bahkan pada beberapa sumber sering kali menyebutkan kalau moko merupakan nama lain dari nekara. Ternyata, keduanya tidak sama dan terdapat perbedaan. Artikel ini bakal mengulas perbedaan yang signifikan pada […]
    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]