1. Peninggalan Sejarah

Masjid Cheng Ho: Simbol Perdamaian Umat Beragama

Masjid Cheng Ho merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang bisa dibilang unik. Mengapa demikian? Karena arsitektur dari bangunan masjid tersebut merupakan salah satu contoh bentuk akulturasi budaya antara Islam dan Tionghoa sehingga bangunan masjid tersebut terlihat mirip seperti klenteng.

Terdapat banyak Masjid Cheng Ho yang tersebar di kota Palembang, Pasuruan, Malang, Semarang, Batam hingga Surabaya. Kali ini, Munus akan berbagi informasi mengenai Masjid Cheng Ho Surabaya. Bagi anak nusantara yang ingin menghabiskan waktu liburan di kota pahlawan atau ingin melakukan tur wisata religi, tak ada salahnya untuk mampir ke tempat untuk melihat keunikan bangunannya, mengenal sejarah lengkap dan melakukan ibadah (bagi umat Islam). 

Sejarah Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho Surabaya merupakan Masjid Cheng Ho pertama yang didirikan di Indonesia. Tepatnya, pembangunan dimulai pada tahun 2001 atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia di Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.

Pada Tanggal 13 Oktober 2002 proses pembangunan masjid selesai. Kemudian pada tanggal 28 Mei 2003, masjid ini diresmikan oleh Prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar, Menteri Agama Republik Indonesia pada saat itu.

Artikel Terkait

  • Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 12, 2024 at 12:34 am

    Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat perekonomian suatu negara adalah dengan mendirikan badan usaha. Suatu negara dapat dikatakan maju apabila tingkat kesejahteraan masyarakat tinggi. Hal ini tentunya tidak kalah jauh dengan taraf ekonomi dan sosial yang baik. Pendekatan yang nyata untuk mewujudkannya adalah dengan melihat bagaimana perkembangan bahan usaha tersebut.  Kawan literasi, asal kalian tahu The post Badan Usaha: Pengertian, Jenis-Jenis & Bentuknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 10, 2024 at 7:11 am

    Berbicara mengenai fenomena alam. Salah satu fenomena yang indah untuk kita lihat adalah pelangi. Wah, sekarang kan lagi musim penghujan tuh, pasti kalian sering banget melihat pelangi setelah hujan reda? Mungkin dari kalian bertanya-tanya, bagaimana proses terjadinya pelangi? Apa yang membuat warnanya beragam dan terlihat indah di angkasa?  Nah, kalian nggak salah untuk membuka situs The post Mengenal Lebih Jauh Proses terjadinya Pelangi appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 8, 2024 at 2:50 am

    Pasca kemerdekaan Indonesia, Indonesia tidak sepenuhnya merdeka, lho. Masih ada upaya-upaya Belanda ingin menjajah dan menduduki negara Indonesia. Maka dari itu, para pemuda Indonesia tidak ingin hal tersebut terjadi. Sehingga, terbentuklah Konferensi Meja Bundar (KMB) atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Nederlands-Indonesische ronde tafel conferentie. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut konferensi The post Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan & Dampaknya appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia
    by Mirza Sufi Kusuma (Sma Studioliterasi) on Maret 5, 2024 at 11:46 pm

    Awal mula munculnya bank sentral adalah pembangunan sebuah firma pada tahun 1690, saat itu kerajaan Inggris ingin membangun infrastruktur yang kuat untuk armada laut. Nah, tapi nyatanya tidak semudah itu lho guys. Pemerintahan Inggris tidak mempunyai pendanaan yang memadai untuk membangunnya. Selanjutnya, muncullah gagasan William Paterson yang kemudian direalisasikan oleh Charles Montagu yaitu membentuk sebuah The post Bank Sentral: Pengertian, Wewenang & Contoh Banknya di Dunia appeared first on Sma Studioliterasi.

Masjid ini memiliki konsep perpaduan antara dua kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia yaitu Islam dan Tionghoa. Tempat ini menjadi simbol perdamaian umat beragama di Indonesia. Arsitektur masjid dibuat mirip seperti klenteng sebagai wujud penghormatan terhadap sosok Laksamana Cheng Ho berasal dari Tiongkok, seorang muslim yang taat akan ibadah dan telah membawa misi perdamaian dalam menyebarkan agama Islam.

Asal – Usul Nama Masjid Cheng Ho

Pembangunan tempat ini merupakan bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana berkebangsaan Tionghoa yang diberi kepercayaan oleh kaisar China memimpin armada laut Tiongkok untuk berlayar mengarungi samudera luas ke negeri luar untuk memperkuat pengaruh kekaisaran dalam aspek perdagangan dan persahabatan antar negara. yang memilih Islam sebagai agamanya.

Laksamana Cheng Ho merupakan seorang muslim yang taat beribadah dan merupakan seorang bahariwan terbesar dalam sejarah bangsa Tiongkok. Beliau memulai perjalanan lautnya pada tahun 1405 menuju semenanjung Malaka dan sempat mendarat di negeri Champa (Thailand), Sriwijaya (Palembang), Samudera Pasai (Aceh), serta tanah Jawa dan sempat bertemu sang Raja Majapahit saat itu, Sri Wikramawardana.

Untuk mengenang sang Laksamana sebagai bahariwan yang termasyur sekaligus utusan perdamaian terpuji, maka umat muslim dan kaum etnis Tionghoa di Surabaya membangun Masjid bernuansa Islam Tionghoa yang diberi nama Masjid Muhammad Cheng Ho ini sebagai penghormatan terhadap beliau. Penghormatan ini tidak lain karena kontribusinya menyebarkan Islam di wilayah Indonesia sambil berdagang.

Baca juga: Masjid Gedhe Kauman dan Sejarah Akulturasi Jawa-Islam Nusantara

Arsitektur Bangunan

Ketika anak nusantara berkunjung ke masjid ini, anda akan disambut dengan berbagai ornamen dari seni kaligrafi dan aksara China yang menghiasi bagian langit-langit. Setiap sudut bangunan masjid ini memiliki makna filosofi seperti atap masjid berbentuk persegi delapan yang menyerupai sarang laba-laba. Adanya unsur delapan yang dipercaya sebagai angka keberuntungan karena tidak memiliki sudut mati. Sedangkan, sarang laba-laba merupakan hewan yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari kejaran kaum Quraish.

Di sudut dinding utara, nampak relief sang laksamana dengan miniatur kapalnya yang memiliki arti bahwa Laksamana Cheng Ho ialah sosok pelaut muslim dari China dan utusan perdamaian. Anak tangga di pintu kanan dan kiri masjid memiliki 5 dan 6 yang mana menyimbolkan rukun Islam dan rukun iman. Pintu masjid tidak memiliki daun pintu yang melambangkan bahwa masjid ini terbuka bagi siapa saja.

Arsitektur masjid didominasi warna merah, kuning, hijau dan biru. Dalam kebudayaan Tionghoa, keempat warna tersebut adalah simbol kebahagiaan, kemasyhuran, harapan dan kemakmuran. Hal tersebut langsung menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang sedang melewati wilayah ini.

Pada dasarnya, pembangunan masjid terinspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing dengan ornamen bangunannya kental nuansa Tiongkok lama. Dipadukan dengan pintu utama masjid yang bernuansa Timur Tengah, dan temboknya bernuansa Jawa. Terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda.

Alamat dan Lokasinya

Apabila ingin pergi ke tempat ini, anak nusantara tidak perlu khawatir dan bingung karena letaknya  berada di pusat Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Gading No. 2, Ketabang, Genteng, atau sekitar 1.000 meter sebelah utara Gedung Balaikota Surabaya. Hal tersebut memudahkan akses para wisatawan atau jamaah muslim untuk menuju ke masjid tersebut.

Untuk menuju ke lokasi, rute yang dapat ditempuh adalah melalui Jalan Kusuma Bangsa – arah Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa. Masjid ini terletak di lingkup gedung serba guna, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya Jawa Timur.

Wisata Religi Menarik Lainnya di Surabaya.

Selain masjid ini, Surabaya masih banyak menyimpan destinasi wisata religi lainnya. Dua diantaranya adalah Makan Sunan Ampel dan Masjid Nasional Al – Akbar Surabaya. 

Makam Sunan Ampel berada sekitar 500 meter dari kawasan Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur. Sunan Ampel yang memiliki nama kecil Raden Rahmat merupakan satu dari sembilan wali yang berjasa menyebarkan agama Islam di Surabaya.

Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. Setiap harinya tidak sedikit peziarah yang datang dan berdoa di makam Sunan Ampel yang berada tepat di sebelah barat Masjid Agung Sunan Ampel ini.

Selain itu, Masjid Al – Akbar Surabaya atau yang lebih dikenal dengan masjid agung merupakan masjid kedua terbesar setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid Al-Akbar juga menjadi salah satu tujuan utama peziarah yang unik di Surabaya. Dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektar, masjid ini memiliki kapasitas 36 ribu jamaah.

Keunikan dari masjid Al-Akbar terletak pada corak ukiran dan kaligrafi. Kubahnya berwarna biru yang dikelilingi 4 kubah lainnya berukuran lebih kecil, serta menara yang tingginya mencapai 99 meter. Masjid Al-Akbar dibangun pada tanggal 4 Agustus 1995 dan diresmikan pada 10 November 2000.

Baca juga: 25 Kerajaan Islam di Indonesia, Pembahasan Lengkap Disini

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Masjid Cheng Ho: Simbol Perdamaian Umat Beragama

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Busur panah telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia selama berabad-abad. Seni memanah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap menjadi bagian dari budaya dan tradisi bangsa. Artikel ini akan mengenalkan Anda pada berbagai bentuk busur panah yang ada di Indonesia, serta memberikan wawasan tentang pentingnya seni memanah dalam masyarakat Indonesia. Apa Itu Busur […]

    Trending

    Terdapat ragam seni pertunjukan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah tari Topeng Sidakarya yang merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Hindu. Tari Topeng Sidakarya adalah salah satu seni pertunjukan di Bali yang dipentaskan dari generasi ke generasi. Biasanya, seni pertunjukan ini ditampilkan sebagai bagian dari upacara sakral kaum Hindu, yaitu upacara Yadnya. Seni tari […]
    Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai bentuk budaya, salah satunya tari tradisional. Tari Melemang merupakan tarian adat yang berasal dari Tanjungpisau negeri Bentan Penaga, Bintan, Kepulauan Riau. Tari malemang mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Bintan pada zaman dahulu. Tarian ini mengombinasikn unsur tari, musik, serta nyanyian menjadi kombinasi tari yang indah. Ingin tahu lebih […]
    Alat musik gambus adalah salah satu alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut sejarah, musik tradisional ini lekat dengan budaya islam. Bentuknya memang sekilas mirip dengan gitar, namun cara memainkan gambus ini sedikit berbeda, Anak Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat musik gambus dan cara memainkannya, simak artikel Museum Nusantara kali […]
    Selama berabad-abad, Indonesia telah menjadi rumah bagi keberagaman budaya yang kaya, termasuk seni tari tradisional yang memukau. Tari tradisional Indonesia bukan hanya sekadar gerakan-gerakan artistik yang menakjubkan, tetapi juga mewakili identitas, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat di berbagai daerah. Tari Sirih Kuning adalah salah satu jenis tarian tradisional yang memiliki akar budaya kuat bagi masyarakat Betawi. […]